![]() |
NGEMONG ROSO Ziarah ke Makam Syaikh Maulana Maghribi |
Mafaza Online | Makam Syaikh Maulana Maghribi terletak di atas Bukit Sentono. Gapura makam berupa candi bentar dari pasangan bata berplester dengan hiasan ornamen kuncup melati pada bagian kepala gapura, motif wajikan di bagian leher gapura, serta motif lotus di bagian kaki gapura. Bagian atas gapura dihubungkan dengan penanda lokasi Makam Syekh Maulana Maghribi.
Baca Juga : Jernihnya Mata Air Tuk Umbul di Ngaropoh Windusari Magelang
۞GERAKAN WAKAF AL QURAN۞
Makam Syekh Maulana Maghribi. Demikian tulisan di gapura sebelum masuk anak tangga. Makamnya terletak di punggung perbukitan yang berada di dekat Pantai Parangtritis dan Parangkusumo.
Tim Ngemong Roso mengunjunginya pada hari Sabtu 15 Februari 2025. jadi kebiasaan kami memang begini, sebelum Ramadan kami berziarah ke tempat yang agak jauh di luar Magelang.
Akses naik ke atas bukit melalui anak tangga yang telah diperbarui dengan pasangan bata berplester dan talud di samping kanan dan kirinya. Lebar anak tangga naik ± 3 m, dilengkapi dengan pagar pembatas yang menjadi pegangan tangan.
Beberapa dari peziarah tampak berhenti sejenak di tangga untuk mengatur nafas menyeka keringat yang mengucur. Tapi makin ke atas tampak jelas laut selatan dengan deburan ombaknya. Cukup menghibur hingga kami lupa dengan beratnya kaki menaiki anak tangga.
Baca juga : Pantai Karang Jahe Salah Satu obyek wisata Juara Jambore Pokdarwis Jateng
Bangunan utama cungkup makam berukuran panjang 565 cm, lebar 662 cm, tinggi hingga langit-langit 253 cm. Dinding cungkup dari pasangan bata berplester, berukuran tebal 15 cm, dicat warna putih, pada bagian bawah dilapisi keramik warna biru muda.
Di sisi barat dan timur terdapat jendela dengan jeruji kayu berukuran panjang 130 cm, lebar 116 cm. Langit-langit berupa asbes dicat warna putih. Atap cungkup menggunakan kerangka kayu dengan penutup atap genteng vlaam.
Nisan makam Syekh Maulana Maghribi sudah dilapisi dengan plesteran semen, ditutup kain mori. Nisan berukuran panjang 333 cm, lebar 178 cm, dan tinggi hingga ke bagian jirat 120 cm. Nisan dilingkupi tudung kain warna putih dan hijau dengan kerangka kayu berukuran panjang 404 cm, lebar 202 cm, tinggi 200 cm.
Di depan cungkup makam (sebelah selatan) terdapat bangunan baru beratap joglo. Di sebelah timur cungkup juga terdapat sebuah bangunan beratap kampung. Kedua bangunan tersebut digunakan sebagai tempat istirahat para peziarah. Alhamdulillah, bisa menhimpun kembali kekuatan. Apalagi sebelumnya, tak jauh dari situ ada Mushola untuk berwudu, segar.
Bangunan di sebelah timur cungkup memiliki tiga ruangan, yakni ruangan untuk wanita, ruangan untuk pria, dan ruangan lain yang diberi daun pintu serta diperuntukkan bagi abdi dalem.
Di dalam ruangan abdi dalem ini terdapat dua batu andesit berbentuk persegi yang menyerupai bentuk yoni namun sudah tidak utuh. Batu pertama berukuran panjang 80 cm, lebar 80 cm, tebal 23 cm. Batu kedua berukuran panjang 72 cm, lebar 72 cm, tebal 51 cm.
Baca Juga : JEJAK M NATSIR Harapan kepada Pemuda
Penurun Raja Jawa
Berdasarkan silsilah garis keturunan yang tertera di kompleks makam.
Syekh Maulana Maghribi diketahui merupakan putra dari Nyai Tabirah, keturunan dari Syaikh Majidil Qubro.
Ia menikah dengan Dewi Rosowulan yang tidak lain merupakan saudara kandung dari Sunan Kalijaga (Raden Sahid), putra dari RT Wilatikta.
Pernikahan tersebut dikaruniai anak bernama Joko Tarub II.
Joko Tarub II menikah dengan Dewi Nawangwulan yang kemudian dikaruniai putri bernama, Dewi Nawangsih.
Dewi Nawangsih ini kemudian menikah dengan R. Bondan Gejawan.
Ia adalah putra dari Prabu Brawijaya V.
Pernikahan keduanya melahirkan trah Ki Ageng Getas Pendawa, Ki Ageng Selo, Ki Ageng Nis, lalu Ki Gede Pemanahan.
Baca juga : DEBAT SENGIT! Kholid Nelayan Cerdas Bikin Satu Studio
Ki Gede Pemanahan memiliki putra bernama Danang Sutawijaya.
Kelak, dikemudian hari Ia lebih dikenal dengan gelar Panembahan Senopati.
Pendiri Kesultanan Mataram dan juga dikenal sebagai sosok peletak dasar kesultanan.
Bertahta tahun 1587 - 1601.
Penembahan Senopati kemudian digantikan oleh Kanjeng Susuhunan Hadi Prabu Hanyakrawati.
Bertahta tahun 1601 - 1613.
Kemudian berlanjut ke Sultan Agung Hanyakrakusuma.
Naik tahta 1613 - 1645.
Di bawah kepemimpinan Sultan Agung, Mataram berkembang menjadi kerajaan besar di tanah Jawa dan Nusantara kala itu.
Dari silsilah tersebut. .."Syeh Maulana Maghribi bisa dikatakan sebagai penurun raja-raja di tanah Jawa," kata Mas Panewu Surakso Jaladri.
Baca juga : Selogriyo Candi Eksotis dengan Hamparan Pemandangan Bukit dan Persawahan
Video :
Mafaza-Store
#ziarah #parangtritis #wisatareligi
Posting Komentar