![]() |
Petani di Garut | Ilustrasi |
Mafaza Online | Filipina sudah dua pekan lebih mengumumkan keadaan darurat keamanan pangan sejak 3 Februari lalu.
Status tersebut ditetapkan dalam rangka menekan harga beras yang terus melonjak di Filipina. Padahal, harga di pasaran global lebih rendah dengan pengurangan tarif tahun lalu.
Baca juga : Selogriyo Candi Eksotis dengan Hamparan Pemandangan Bukit dan Persawahan
۞GERAKAN WAKAF AL QURAN۞
Pemerintah Filipina kini berupaya melepaskan stok cadangan penyangga demi menekan harga eceran beras di pasaran domestik. Kebijakan itu pun diperkuat status darurat keamanan pangan.
Menteri Pertanian Filipina Francis Tio Laurel menyatakan status darurat pangan belum akan dicabut hingga situasi harga beras membaik di negaranya, sebagaimana kami kutip dari Reuters.
Filipina juga sudah membuka keran impor beras dengan mengurangi tarif. Namun, pasar domestik masih mengalami perlambatan dalam merespons dengan harga eceran di luar dari harapan pemerintah.
Separuh dari stok penyangga dengan total 300 ribu metrik ton yang disimpan di Otoritas Pangan Nasional Filipina akan dilepas selama enam bulan ke depan demi memastikan pasokan untuk keadaan darurat dan bencana.
Angka kenaikan beras per tahun di Filipina mencapai titik tertinggi dalam 15 tahun terakhir yaitu sebesar 24,4 persen pada Maret tahun lalu.
Baca juga : Pantai Karang Jahe Salah Satu obyek wisata Juara Jambore Pokdarwis Jateng
Meski demikian, angkanya sempat berhasil ditekan menjadi 0,8 persen pada Desember tahun lalu sehingga membantu menjaga inflasi 2024 yakni 2 persen dari target pemerintah maksimal 4 persen.
Pemerintah Filipina telah menurunkan tarif impor beras tahun lalu. Pemerintahan Ferdinand 'Bongbong' Marcos Jr juga memperpanjang pemotongan tarif sejumlah barang impor demi menjaga ketersediaan suplai.
Baca Juga : NGEMONG ROSO Ziarah ke Makam Syaikh Maulana Maghribi
Mafaza-Store
#krisis #pangan #beras
Posting Komentar