Selasa, 23 Juli 2024

Home » , » Tren Hemodialisa di Kalangan Anak Muda Meningkat, Ini Penyebabnya

Tren Hemodialisa di Kalangan Anak Muda Meningkat, Ini Penyebabnya

Hemodialisa atau cuci darah mengalami tren peningkatan di kalangan anak muda. Kondisi itu adalah komplikasi dari penyakit diabetes. Foto Ilustrasi/iStock

Menurut data Ikatan Dokter Anak Indonesia, prevalensi penyakit diabetes melitus tipe-1 untuk anak di bawah umur 18 tahun di Indonesia mengalami lonjakan 70 kali lipat dari tahun 2010 hingga 2023. Apa penyebabnya?

Mafaza Online | Hemodialisa atau cuci darah mengalami tren peningkatan di kalangan anak muda. Kondisi itu adalah komplikasi dari penyakit diabetes. 


Diabetes sendiri merupakan masalah kesehatan yang mengancam masyarakat dan berpotensi mengakibatkan kematian apabila tidak mendapatkan penanganan sedini mungkin. 

Silakan Klik:

۞Gerakan Wakaf al Quran۞

Hanya dengan Rp 50.000 Anda sudah ikut berdakwah

Baca Juga 

-------------------------------------------------------------------------------


Ketika Ibnu Taimiyah Sepakat dengan Tasawuf Abdul Qadir al Jailani


Enam Pertanyaan Rabiah Al Adawiyah yang Membuat Tiga Pria yang Melamarnya Mundur Teratur


Tiga Syarat Menjadi Umat Terbaik


GREBEG GETHUK Meriahkan Hari Jadi Kota Magelang


Seiring perkembangan zaman, penyakit diabetes tidak hanya menyerang kalangan lansia, tapi banyak juga anak-anak yang mengidapnya. 


Menurut data Ikatan Dokter Anak Indonesia, prevalensi penyakit diabetes melitus tipe-1 untuk anak di bawah umur 18 tahun di Indonesia mengalami lonjakan 70 kali lipat dari tahun 2010 hingga 2023.


Sementara menurut International Diabetes Federation, Indonesia menjadi negara nomor satu dengan jumlah penderita diabetes tipe-1 terbanyak di wilayah Asia Tenggara, yakni mencapai 41,8 ribu jiwa pada 2021. 


Melihat tingginya kasus diabetes pada anak di Indonesia, tentu sangat mengkhawatirkan. 


Lantas, apa sih penyebab kasus diabetes pada anak? Saat menjadi bintang tamu di Podcast PWK, dr. Tirta mengatakan, penyebab diabetes pada anak bukanlah nasi, melainkan minum manis kemasan dalam botol. 


“Dalam satu botol minuman pemanis gulanya 20 gram,” ujar dr. Tirta, dikutip Ahad (9/6/2024). Menurutnya, efek yang dihasilkan dari minuman manis memang tidak cepat. Namun, terlihat setelah usia 40 tahun.


“Anak muda di usia 20 tahunan nggak berasa (efek). Efeknya usia 40 tahunan tiba-tiba cuci darah,” ujarnya. 


Dokter Tirta menambahkan, seiring banyaknya anak yang mengonsumsi minuman kemasan berpemanis, membuat tren hemodialisa atau cuci darah di usia muda meningkat. 


“Ada tren hemodialisa di usia 25-35 tahun dan riwayatnya minum manis di dalam botol," ungkap dr. Tirta. | Pondok Terapi


Baca Juga :

PBNU Minta Organisasi RAHIM Copot Logo NU


Video



 
Silakan klik:

Lengkapi Kebutuhan Anda


#kesehatan #hemodialisa #parenting


Share this article :

Posting Komentar