Selasa, 26 Juli 2022

Home » » Nilai Plus UMAT AKHIR ZAMAN

Nilai Plus UMAT AKHIR ZAMAN

Sebenarnya ada "kerugian" dan juga "keuntungan" menjadi umat akhir zaman ini, apa ya?

Mafaza-Online | Umat Akhir Zaman, itulah kita sekarang ini. Allah SWT menakdirkan kita menjadi umat akhir zaman. Lahir, dibesarkan hingga wafat pun setelah Rasulullah dan para sahabat. 


Sebagaimana pepatah, Kelebihan sekaligus kekurangan. Sebenarnya ada "kerugian" dan juga "keuntungan" menjadi umat akhir zaman ini. 


Ruginya, kita tidak termasuk orang yang bertatap langsung dengan Nabi Muhammad dan para sahabat, tidak bisa berjuang bersama mereka, dan juga tidak dapat merasakan lezatnya zaman keemasan yang dulu pernah mereka bangun. 


Namun, di balik "kerugian" itu ada banyak keuntungan yang dapat kita peroleh. Salah satunya kita bisa meneladani amal-amal baik yang dilakukan umat terdahulu untuk kita amalkan sekarang. 


Tentu, kita pun bisa belajar dari kesalahan-kesalahan yang mereka lakukan, sehingga kita tidak mengulangi kesalahan serupa. 


Bahkan, ada satu nilai plus yang tidak dimiliki para sahabat. Mereka beriman karena bertemu langsung dengan Rasulullah . Setiap tindak tanduknya ada dibimbing langsung oleh beliau. Sangat wajar bila mereka beriman. 


Sedangkan kita, umat akhir zaman, tidak pernah bertemu langsung dengan beliau. Kita hanya membaca dari kisah dan shirah nabawiyyah. Maka, sungguh luar biasa bila manusia akhir zaman beriman pada beliau dalam segala dimensi kehidupannya. 


Umar bin Khatthab pernah berkisah. Saya bersama Rasulullah sedang duduk-duduk. Rasul bertanya kepada para sahabat, "


Katakan kepadaku, siapakah makhluk Allah yang paling besar imannya?" 


Para sahabat menjawab, "Para malaikat, wahai Rasul". 


Nabi bersabda, "Tentu mereka demikian. Dan mereka berhak seperti itu. Tidak ada yang bisa menghalangi itu, karena Allah SWT telah memberikan mereka tempat". 


Para sahabat menjawab lagi, "Para Nabi yang diberi kemuliaan oleh Allah SWT, wahai Rasul". 


Rasulullah bersabda, "Tentu mereka demikian. Dan mereka berhak seperti itu. Tidak ada yang bisa menghalangi itu, karena Allah SWT telah memberikan mereka tempat". 


"Wahai Rasul, para syuhada yang ikut bersyahid bersama para Nabi," jawab mereka kembali. 


Rasul bersabda, "Tentu mereka demikian. Dan mereka berhak seperti itu. Tidak ada yang bisa menghalangi itu, karena Allah SWT telah memberikan mereka tempat". 


"Lalu siapa, wahai Rasul?," tanya para sahabat. 


Lalu Nabi bersabda, "Kaum yang hidup sesudahku. Mereka beriman kepadaku, dan mereka tidak pernah melihatku, mereka membenarkanku, dan mereka tidak pernah bertemu dengan aku. Mereka menemukan kertas yang menggantung, lalu mereka mengamalkan apa yang ada pada kertas itu. 


Maka, mereka-mereka itulah yang orang-orang yang paling utama di antara orang-orang yang beriman". 


Subhanallah! Dari sudut pandang ini sebenarnya Allah SWT sangat memanjakan kita. Betapa tidak, kita tidak perlu bersusah payah mencari-cari kebenaran yang hakiki. Al Quran sebagai sumber kebenaran telah ada di hadapan kita. 


Cara mengamalkannya telah diberikan oleh Rasulullah lewat hadis dan sunnah-sunnahnya. 


Kalau belum lengkap, kita bisa melihat prilaku para sahabat, ulama, dan orang-orang saleh lainnya. Ajakan untuk berbuat kebaikan pun "berseliweran" di sekitar kita. 


Apa yang kurang? 


Tinggal kemauan untuk menggali dan mengeksplorasi saja yang kita perlukan. Allah SWT pun telah memberikan contoh bagaimana orang-orang yang ingkar. 


Gambaran kehancuran kaum-kaum yang menolak kebenaran ada di hadapan kita. 


Allah SWT berfirman, Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah dan jauhilah thaghut itu, maka di antara umat itu ada orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula yang telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu di muka bumi dan bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan." (QS An-Nahl [16]: 36). 


Andaikan boleh berandai-andai. Tidak ada jaminan bagi kita untuk lebih baik bila kita hidup sezaman dengan Rasulullah .


Mungkin kita akan menjadi salah seorang penentang dakwah mereka. Sekarang kita bisa lapang dada menerima seruan untuk beriman kepada Allah karena kita lahir dan dibesarkan dalam lingkungan Islam. 


Namun, apa jadinya kalau kita hidup lima belas abad lalu; satu zaman dan satu tempat dengan Rasulullah , lalu menerima seruan seperti itu? 


Mungkin kita akan bergabung dengan Abu Jahal, Abu Lahab, Abu Sufyan, atau kaum kafir Quraisy lainnya untuk menghalangi dakwah Rasulullah . 


Artikel Lainnya:

ZIKIR MEMBORONG SEMUA KEBAIKAN


Silakan Klik 

Mafaza-Store

Lengkapi Kebutuhan Anda


Share this article :

Posting Komentar

 
Copyright © 2011. Mafaza Online: Nilai Plus UMAT AKHIR ZAMAN . All Rights Reserved