Sabtu, 23 Juli 2022

Home » » ZIKIR MEMBORONG SEMUA KEBAIKAN Amalan Terbaik Dan Tersuci

ZIKIR MEMBORONG SEMUA KEBAIKAN Amalan Terbaik Dan Tersuci

Mafaza-Online | Zikir Memborong Semua Kebaikan. Dalam sebuah hadits Mu’adz bin Anas al-Juhani Radhiyallahu anhu dari Rasulullah   :


 أَنَّ رَجُلًا سَأَلَهُ فَقَالَ أَيُّ الْمُجَاهِدِينَ أَعْظَمُ أَجْرًا يَا رَسُولُ اللَّه ؟ قَالَ أَكْثَرُهُمْ لِلَّهِ تَعَالَى ذِكْرًا ، قَالَ فَأَيُّ الصَّائِمِينَ أَعْظَمُ أَجْرًا ؟ قَالَ أَكْثَرُهُمْ لِلَّهِ ذِكْرًا ، ثُمَّ ذَكَرَ لَهُ الصَّلَاةَ وَالزَّكَاةَ وَالْحَجَّ وَالصَّدَقَةَ كُلُّ ذَلِكَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ : أَكْثَرُهُمْ لِلَّهِ ذِكْرًا ، فَقَالَ أَبُو بَكْرٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ لِعُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ : ذَهَبَ الذَّاكِرُونَ بِكُلِّ خَيْرٍ !! ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : أَجَلْ 


Seorang bertanya kepada beliau   seraya berkata: Mujahidin mana yang paling besar pahalanya wahai Rasûlullâh ? 


beliau menjawab: Yang paling banyak dzikirnya. 


Ia bertanya lagi: Orang yang berpuasa yang paling banyak pahalanya? 


beliau   menjawab: Yang paling banyak dzikirnya. 


Kemudian  orang tersebut menyebutkan shalat, zakat, haji dan sedekah kepada   dan beliau   menjawab semuanya dengan sabdanya: Yang paling banyak dzikirnya. 


Maka Abu Bakar ra berkata kepada Umar ra : Orang-orang yang selalu mengingat Allâh Azza wa Jalla membawa semua kebaikan!! 


Maka Rasûlullâh   menjawab: Iya.  


[HR. Ahmad dalam al-Musnad 3/438 dan ath-Thabrâni dalam al-Mu’jam al-Kabîr 20/186 no 407, hadits ini disampaikan adanya dua riwayat penguat oleh Syeikh Abdurrazâq al-Abad sehingga beliau berkata: Bisa digunakan untuk berhujjah Insya Allâh].


Di Hadits yang lain, Zikir Amalan Terbaik Dan Tersuci


 عَنْ أَبِي الدَّرْدَاءِ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ” أَلَا أُنَبِّئُكُمْ بِخَيْرِ أَعْمَالِكُمْ، وَأَزْكَاهَا، عِنْدَ مَلِيكِكُمْ، وَأَرْفَعِهَا فِي دَرَجَاتِكُمْ، وَخَيْرٍ لَكُمْ مِنْ إِعْطَاءِ الذَّهَبِ وَالْوَرِقِ، وَخَيْرٍ لَكُمْ مِنْ أَنْ تَلْقَوْا عَدُوَّكُمْ، فَتَضْرِبُوا أَعْنَاقَهُمْ وَيَضْرِبُوا أَعْنَاقَكُمْقَالُوا: بَلَى. قَالَ: «ذِكْرُ اللَّهِ تَعَالَى»


Dari Abu ad-Darda` beliau berkata: Rasûlullâh bersabda: Maukah kalian aku beritahu amalan terbaik, tersuci kalian disisi Allâh dan paling tinggi dalam derajat kalian serta lebih baik bagi kalian dari diberi emas dan perak dan lebih baik dari berjumpa musuh kalian lalu kalian penggal leher mereka dan mereka memenggal leher kalian? 


Mereka menjawab, ‘Ya.’ 


Rasûlullâh menjawab: "Dzikir kepada Allâh!"


Takhrij


Hadits yang mulia ini dikeluarkan oleh Imam Mâlik dalam al-Muwatha` no. 524, Ahmad dalam Musnadnya no. 21702 , at-Tirmidzi dalam Sunannya no. 3377, Ibnu Mâjah dalam sunannya no. 3790, al-Hâkim dalam al-Mustadrak no.1825 dan ath-Thabrâni dalam kitab ad-Do’a no.1872. Hadits ini dishahihkan al-Albâni rahimahullah dalam Shahîh al-Jâmi no. 2629, Shahîh at-Targhîb wat Tarhîb no. 1493, Shahîh Sunan at-Tirmidzi dan Shahîh Sunan Ibnu Mâjah. Syaikh Syu’aib al-Arnâ’uth rahimahullah menyatakan bahwa hadits ini Sanadnya Shahîh dalam tahqiq beliau terhadap Musnad Imam Ahmad.


Syarah Hadits


Hadits yang agung ini menjelaskan keutamaan dzikir yang bisa mengungguli pahala pembebasan budak, nafkah harta, menunggang kuda dijalan Allâh dan perang dengan pedang dijalan Allâh Azza wa Jalla .


Ibnu Rajab rahimahullah menyatakan, “Banyak sekali Nash-nash syariat yang menjelaskan keutamaan dzikir yang lebih dari sedekah dengan harta dan amalan ketaatan lainnya. (Jâmi’ Ulûm wal Hikam, hlm. 225). 


Kemudian beliau rahimahullah menyampaikan hadits Abu ad-Darda’ ini dan sejumlah hadits-hadits yang menunjukkan pengertian seperti itu.


Imam Ibnu Abid Dunya rahimahullah meriwayatkan dari al-A’masy dari Sâlim bin Abil Ja’d , beliau berkata: Ditanya Abu ad-Darda` Radhiyallahu anhu tentang seorang yang membebaskan seratus budak, beliau Radhiyallahu anhu menjawab:


إنَّ مِئَةَ نَسَمَةٍ مِنْ مَالِ رَجُلٍ لَكَثِيْرٌ، وَأَفْضَلُ مِنْ ذَلِكَ إِيْمَانٌ مَلْزُوْمٌ باِللَّيْلِ وَالنَّهَارِ، وَأَنْ لاَ يَزَالَ لِسَانُ أَحَدِكُمْ رَطْباً مِنْ ذِكْرِ اللهِ


Sesungguhnya seratus budak dari harta seorang adalah banyak sekali dan yang lebih utama dari itu adalah iman yang terus ada dimalam dan siang hari dan jangan lepas lisan salah seorang kalian basah dari dzikir kepada Allâh.


(Hadits ini dibawakan Imam al-Mundziri rahimahullah dalam at-Targhîb wa at-tarhîb (2/395) dan beliau katakan sanadnya hasan, namun Syeikh al-Albâni rahimahullah menyatakan hadits ini mauquf (lemah) dalam Dha’if at-Targhîb wa at-Tarhîb no. 896)


Sahabat Abu ad-Darda` Radhiyallahu anhu di sini menjelaskan keutamaan membebaskan budak, namun ketinggian keutamannya tidak bisa sejajar dengan dzikir yang terus menerus dan rutin. Penjelasan keutamaan dzikir yang melebihi amalan lainnya juga disampaikan banyak Sahabat dan Tabi’in seperti Abdullâh bin Mas’ud Radhiyallahu anhu dan Abdullâh bin Amru bin al-‘Ash Radhiyallahu anhu serta lainnya, seperti disampaikan dalam kitab Jâmi’ al-Ulûm wal Hikam hlm 225-226.


Namun perlu diingat, bahwa ini tidak berarti mengecilkan keutamaan berinfak di jalan Allâh Azza wa Jalla dan membebaskan budak, namun maksudnya adalah mengunggulkan keutamaan dzikir dan menjelaskan urgensi dan ketinggian kedudukannya. Tidak ada yang bisa mengunggulinya bahkan semua amalan dan ketaatan disyariatkan hanya untuk menegakkan dzikir kepada Allâh Azza wa Jalla . Oleh karena itu Allâh Azza wa Jalla berfirman:


وَأَقِمِ الصَّلَاةَ لِذِكْرِي


Dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku. [Thaha [20] :14]


Didirikannya shalat adalah untuk dzikir kepada Allâh Azza wa Jalla . Hal ini berisi penjelasan tentang agungnya perkara shalat, karena shalat adalah merendahkan diri kepada Allâh Azza wa Jalla , berdiri dihadapan Nya dan memohon serta menegakkan dzikir mengingat Allâh Azza wa Jalla. Berdasarkan hal ini maka shalat adalah dzikir dan Allâh Azza wa Jalla telah menamakannya dengan dzikir dalam firman-Nya:


يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا نُودِيَ لِلصَّلَاةِ مِنْ يَوْمِ الْجُمُعَةِ فَاسْعَوْا إِلَىٰ ذِكْرِ اللَّهِ وَذَرُوا الْبَيْعَ ۚ ذَٰلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ


AL MANHAJ


KISAH PILU ERA INQUISISI Tangisan Sang Jenderal Setelah Menyiksa Tahanan Tua Renta yang Cinta Qur’an


Silakan Klik 

Mafaza-Store

Lengkapi Kebutuhan Anda

Share this article :

Posting Komentar