Selasa, 20 Juni 2023

Home » » Pahala Mendidik Anak Perempuan

Pahala Mendidik Anak Perempuan

Pahala Mendidik Anak Perempuan
Mengasuh anak perempuan lebih menguras emosi jiwa, pada anak perempuan, orang tua lebih ekstra memperhatikan masalah keselamatan, kesehatan reproduksi, serta tekanan sosial dan budaya terkait penampilan dan citra tubuh


Mafaza-Online | “Mending sekalian ngasuh anak laki-laki empat dibanding satu anak perempuan?!” demikian keluh Tuti, ibu muda yang anaknya mulai beranjak kelas 5 SD.


Ya anak perempuan sekarang memang kelas 5 - 6 sudah mulai haid.


Sebelumnya:

Penyakit Ain : Senang Melihat Orang Susah, Susah Melihat Orang Senang (Part 2)


Seorang kawan saya Yuni sempat mengungkapkan sikap confuse-nya menjaga anak perempuan..


"Lek nduwe arek lanang, anggepan e njogoi satu manuk." (Kalau punya anak laki-laki, cukup menjaga 1 burung)

"Lek nduwe arek wedok, awak dewe kudu njogoi ratusan manuk" (kalau punya anak perempuan, kita harus menjaga ratusan burung lainnya)


Setiap anak yang dilahirkan, baik laki-laki maupun perempuan, merupakan titipin dari Allah SWT. Mengasuh mereka adalah amanah untuk dijalankan sebaik-baiknya. Menjadi orang tua artinya Anda dipercaya untuk membesarkan makhluk ciptaan-Nya.


"Otak dan pertumbuhan setiap jenis kelamin memiliki tingkat yang berbeda dan akan mempengaruhi perilaku antara anak perempuan dan laki-laki. Sehingga cara merawat anak perempuan dan laki-laki sangatlah berbeda," kata Leonard Sax, MD, penulis buku Boys Adrift.


Perbedaan itu nyata, bahwa mengasuh anak perempuan lebih menguras emosi jiwa, pada anak perempuan, orang tua lebih ekstra memperhatikan masalah keselamatan, kesehatan reproduksi, serta tekanan sosial dan budaya terkait penampilan dan citra tubuh. 


Baca Juga :

Gus Yahya Beri Ultimatum: NU Bukan Partai Politik, Pemilu Bukan Perang Badar!


Menurut Al Quran dan Hadits 


Mengasuh anak laki-laki dan perempuan dalam syariat islam jelas berbeda. Hal itu telah dijelaskan dalam Surat Al-Imran ayat 36:


فَلَمَّا وَضَعَتْهَا قَالَتْ رَبِّ إِنِّي وَضَعْتُهَا أُنْثَىٰ وَاللَّهُ أَعْلَمُ بِمَا وَضَعَتْ وَلَيْسَ الذَّكَرُ كَالْأُنْثَىٰ ۖ وَإِنِّي سَمَّيْتُهَا مَرْيَمَ وَإِنِّي أُعِيذُهَا بِكَ وَذُرِّيَّتَهَا مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ


Maka tatkala isteri 'Imran melahirkan anaknya, diapun berkata: "Ya Tuhanku, sesunguhnya aku melahirkannya seorang anak perempuan dan Allah lebih mengetahui apa yang dilahirkannya itu dan anak laki-laki tidaklah seperti anak perempuan. Sesungguhnya aku telah menamai dia Maryam dan aku mohon perlindungan untuknya serta anak-anak keturunannya kepada (pemeliharaan) Engkau daripada syaitan yang terkutuk".


Rasulullah dalam beberapa haditsnya menyampaikan betapa besarnya ganjaran mereka yang mengasuh anak-anak perempuan sebagaimana riwayat Bukhari, Muslim, dan At-Tirmidzi berikut ini.


عن عائشة رضي الله عنها قَالَتْ دَخَلَتْ عَلَيَّ امْرَأةٌ وَمَعَهَا ابنتان لَهَا تَسْأَلُ فَلَمْ تَجِدْ عِنْدِي شَيئاً غَيْرَ تَمْرَةٍ وَاحدَةٍ فَأعْطَيْتُهَا إيَّاهَا فَقَسَمَتْهَا بَيْنَ ابْنَتَيْها ولَمْ تَأكُلْ مِنْهَا، ثُمَّ قَامَتْ فَخَرجَتْ فَدَخَلَ النَّبيُّ صلى الله عليه وسلم عَلَينَا فَأخْبَرْتُهُ فَقَالَ مَنِ ابْتُليَ مِنْ هذِهِ البَنَاتِ بِشَيءٍ فَأحْسَنَ إلَيْهِنَّ كُنَّ لَهُ سِتراً مِنَ النَّارِ Artinya, 


“Dari Sayyidah Aisyah ra, ia bercerita, suatu hari seorang perempuan dewasa dan dua anak perempuan menemuinya. 

Mereka mengemis. ‘Aku tidak memiliki apapun selain sebiji kurma. Kuberikan kepadanya. Ia membagi kurma itu kepada dua anak perempuannya. Ia sendiri tidak ikut memakan. 

Ia kemudian bangkit lalu keluar. Rasulullah masuk menemui kami. 

Kukabarkan peristiwa barusan. Ia bersabda, ‘Siapa saja yang diuji dalam pengasuhan anak-anak perempuan, lalu ia perlakukan mereka dengan baik, niscaya mereka akan menjadi perisainya dari api neraka,’” 

(HR Bukhari, Muslim, At-Tirmidzi).


Pada riwayat Muslim berikut ini, Rasulullah menyebut hak surga dan pembebasan dari neraka bagi mereka yang berjuang mengasuh, mendidik, menanaman norma, dan membesarkan anak-anak perempuan.


 فقال إنَّ الله عز وجل قد أوجبَ لها بها الجنة وأعتقها بها من النار وأخرجه مسلم


Artinya, “Dari Sayyidah Aisyah ra, ia bercerita dengan peristiwa yang sama. Rasulullah kemudian bersabda, ‘Sungguh Allah mewajibkan bagi perempuan dewasa itu surga dan Allah membebaskannya dari neraka sebab pengasuhan anak-anak perempuan,’” (HR Muslim). 


Selain hak surga, Rasulullah menjamin kedekatannya di surga dengan orang-orang yang bersusah payah mengasuh dan mendidik anak-anak perempuan. 


Kedekatan Rasulullah dan para pengasuh anak-anak perempuan diilustrasikan seperti dua jari.


عَنْ أَنَس قَالَ قَالَ رَسُول اللَّه صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ عَالَ جَارِيَتَيْنِ حَتَّى تَبْلُغَا جَاءَ يَوْم الْقِيَامَة أَنَا وَهُوَ وَضَمَّ أَصَابِعه 


Artinya, “Dari sahabat Anas ra, Rasulullah bersabda, ‘Siapa saja yang mengasuh dua anak perempuan hingga keduanya berusia baligh, niscaya aku dan dia akan datang pada hari Kiamat seperti ini,’ Rasulullah menempelkan dua jarinya,” (HR Muslim dan At-Tirmidzi). Adapun para ulama menjelaskan, anak perempuan yang dimaksud dalam hadits ini dapat berarti anak kandungnya sendiri, saudara perempuan, keponakan perempuan, cucu perempuan, atau kerabat perempuan lainnya.


 وأخرجه الترمذيّ قال مَن عالَ جاريَتَيْن، دخلتُ أنا وهو الجنَّة كهاتين، وأشار بأصبُعَيْهِ 


Artinya, “Rasulullah bersabda, ‘Siapa saja yang mengasuh dua anak perempuan, niscara aku dan dia akan masuk surga seperti dua ini,’ Rasulullah menempelkan dua jarinya,” (HR At-Tirmidzi dan Ibnu Hibban). 


Itulah sejumlah keterangan dalam hadits Nabi Muhammad perihal keutamaan mengasuh dan mendidik anak perempuan. 


Baca juga ;

Presiden Soekarno dan Kentang Mustofa Penyambut Jemaah Haji 2023


Mafaza TV
Share this article :

Posting Komentar

 
Copyright © 2011. Mafaza Online: Pahala Mendidik Anak Perempuan . All Rights Reserved