Cara Mencegah Penyakit Ain (Bagian 3 | Terakhir) |
وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ
“Barangsiapa yang bertawakal kepada Allah pasti Allah akan penuhi kebutuhannya” (QS. Ath Thalaq: 3).
Mafaza-Online | Pada pembahasan sebelumnya, sudah diungkap bahwa Ain bisa menyerang siapa saja Tua Muda, anak2 bahkan bayi. dan ini yang lebih mengejutkan lagi :
Kedahsyatan lain dari Penyakit Ain Bisa Terjadi Pada Benda Mati
Para ulama juga mengatakan bahwa benda mati juga bisa terkena penyakit ain. Sebuah benda mati yang terkena penyakit ini bisa menyebabkan kerusakan atau hancur secara tiba-tiba. Dalam sebuah hadis, Nabi ﷺ berdoa yang artinya:
اللهم إني أسألك العفو والعافية في ديني ودنياي وأهلي ومالي
“Ya Allah, aku meminta ampunan dan keselamatan pada agamaku, duniaku, keluargaku, dan hartaku” (HR. Abu Daud no.5074, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Abu Daud).
Baca juga ;
Presiden Soekarno dan Kentang Mustofa Penyambut Jemaah Haji 2023
Allah Ta’ala berfirman:
وَلَوْلَا إِذْ دَخَلْتَ جَنَّتَكَ قُلْتَ مَا شَاءَ اللَّهُ لَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ إِنْ تَرَنِ أَنَا أَقَلَّ مِنْكَ مَالًا وَوَلَدًا
“Dan mengapa kamu tidak mengatakan waktu kamu memasuki kebunmu “masyaAllah, laa quwwata illaa billah”. Sekiranya kamu anggap aku lebih sedikit darimu dalam hal harta dan keturunan” (QS. Al Kahfi: 39).
Para ulama menjadikan ayat ini dalil bahwa harta bisa terkena ain dan boleh diruqyah ketika terkena ‘ain. Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan:
قال بعض السلف: من أعجبه شيء من حاله، أو ماله، أو ولده فليقل: ما شاء لا قوة إلا بالله ـ وهذا مأخوذ من هذه الآية الكريمة
“Sebagian salaf mengatakan: orang yang kagum pada keadaannya atau hartanya atau pada anaknya, hendaknya ucapkan maasyaallaah, laa quwwata illaa billaah. Ini diambil dari ayat yang mulia ini” (Tafsir Ibnu Katsir).
Cara Mencegah Penyakit Ain
Dalam Islam, telah dijelaskan beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah terkenanya penyakit ain. Yaitu salah satunya dengan cara berdoa kebaikan sesama manusia dan juga meminta keselamatan serta perlindungan dari Allah SWT.
Rasulullah ﷺ bersabda “Jika seorang dari kalian melihat pada diri saudaranya sesuatu hal yang menakjubkan, maka doakanlah keberkahan baginya, karena ain itu benar adanya.” (Shahih An-Nasa-i).
أن النبي صلى الله عليه وسلم قال لعامر بن ربيعة رضي الله عنه : هلاّ إذا رأيت ما يُعجِبك بَرَّكْتَ ؟ رواه الإمام أحمد. وفي رواية للنسائي في الكبرى : ألا بَرَّكْتَ ؟ إن العين حق.
“Sesungguhnya Nabi Muhammad Saw berkata pada Amir bin Rubai’ah r.a: ‘Mengapa saat melihat apa yang membuatmu takjub kamu tidak mengucapkan Tabarakallah?’” (HR. Ahmad. Dalam riwayat An-Nasai)
Selain itu para penderita penyakit ini bisa melakukan ruqyah. Penyakit ain juga bisa disembuhkan dengan cara mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Dengan cara rutin membaca al-Quran, berzikir dan berdoa.
Beberapa surat dalam Al-Quran juga bisa dihafalkan dan dibaca secara rutin agar terhindar dari penyakit ain. Seperti surat An-Naas, Al-Falaq, surat Al-Ikhlas, Surat Al-Baqarah, dan Ayat Kursi.
Apa Saja Dampak Penyakit Ain Pada Bayi?
Diberikan karunia yang terindah, yang lucu, serta menggemaskan di zaman sekarang membuat tidak sedikitnya orang tua yang tergiur untuk membagikan momen si kecil di media sosial mereka.
Sebetulnya memang tidak ada larangan kepada siapaun untuk tidak membagikan foto maupun video si buah hati ke media sosial. Akan tetapi, perlu diingat, bahwa membagikan foto serta video anak di media sosial bisa menjadi salah satu pembuka peluang terbesar untuk si bayi terkena penyakit ain.
Hal tersebut bisa saja terjadi karena adanya pandangan hasad kepada gambar tersebut atau takjub terhadap gambar tersebut. Pandangan mata mengandung sebuah hakikat. Pandangan mata bisa berdampak buruk bagi kesehatan seseorang terutama pada anak-anak.
Karena itulah Rasulullah ﷺ meminta perlindungan kepada Allah SWT untuk Hasan dan juga Husein saat masih usia kanak-kanak agar terhindar dari gangguan setan serta pengaruh pandangan mata jahat dan juga hasut.
Di samping adanya pandangan jahat penuh dengan kedengkian, pandangan yang takjub serta kesenangan yang meluap-luap tanpa dibarengi dengan dzikrullah juga bisa membawa pengaruh yang negatif terhadap objeknya.
Ada kisah tentang ini, sebanyak 70.000 penduduk meninggal dunia seketika, setelah ada salah seorang melewati negeri mereka memandang takjub pada penduduk yang hidupnya makmur itu.
Pada bayi, gejala penyakit ini biasanya berupa bayi menangis secara terus menerus tanpa henti, kemudian bayi tidak ingin menyusu tanpa sebab yang jelas dalam waktu yang lama dan bisa membuat bayi tersebut mengalami kekurangan gizi.
Tidak kalah penting untuk diketahui adalah penyakit ini bisa saja muncul meskipun mata si pelaku tidak berniat membahayakan bayi tersebut. Mereka hanya takjub dan juga kagum.
Ibnul Qayyim Rahimahullah menjelaskan bahwa, “Jiwa orang yang menjadi penyebab ‘ain bisa saja menimbulkan penyakit ‘ain tanpa harus dengan melihat.”
“Bahkan terkadang ada orang buta, kemudian diceritakan tentang sesuatu kepadanya, jiwanya bisa menimbulkan penyakit ‘ain, meskipun dia tidak melihatnya. Ada banyak penyebab ‘ain yang bisa menjadi sebab terjadinya ‘ain, hanya dengan cerita saja tanpa melihat langsung,” (Zadul Ma’ad 4/149).
Baca Juga :
Gus Yahya Beri Ultimatum: NU Bukan Partai Politik, Pemilu Bukan Perang Badar!
Cara Mengobati Penyakit Ain
Cara untuk mengobati penyakit ain adalah dengan cara membaca doa-doa shahih dan juga ayat-ayat A-Quran. Seperti yang diriwayatkan oleh hadis Muslim, Rasulullah ﷺ pernah berdoa untuk Hasan dan juga Husein, yang artinya:
“Dengan nama Allah, saya meruqyahmu dari segala sesuatu yang menyakitimu, dari kejahatan setiap jiwa atau setiap mata yang dengki, semoga Allah menyembuhkanmu, dengan nama Allah saya meruqyahmu.” (HR.Muslim)
Allah juga senantiasa berpesan supaya umat-Nya senantiasa bertawakal ketika tengah mendapatkan cobaan berupa penyakit.
Dalam Al-Quran disebutkan pada surat At-Tagabun ayat 11, Allah SWT berfirman, yang artinya:
مَآ اَصَابَ مِنْ مُّصِيْبَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۗوَمَنْ يُّؤْمِنْۢ بِاللّٰهِ يَهْدِ قَلْبَهٗ ۗوَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ
“Tidak ada sesuatu musibah yang menimpa (seseorang). Kecuali dengan izin Allah; dan barang siapa beriman kepada Allah, niscaya Allah akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”
Penting juga untuk saling menjaga tali silaturahmi untuk mencegah terjadinya hal-hal buruk yang datangnya dari sikap iri, dengki, juga benci. Rasulullah ﷺ bersabda, yang artinya:
“Janganlah kalian saling membenci, saling memutus hubungan, saling menjauh, saling hasad. Jadilah kalian sebagai hamba Allah yang bersaudara.” (HR. Bukhari Muslim)
Dalam ensiklopedia ruqyah, disebutkan terdapat tiga cara untuk menyembuhkan penyakit ain:
1. Bertawakal Kepada Allah SWT
Salah satu cara untuk mengobati penyakit ain adalah dengan bertawakal pada Allah. Penyakit ini dapat diatasi dengan menuntun orang yang terpukau atas sesuatu untuk mengucapkan doa atas sesuatu yang baru tersebut.
2. Mandi
Jika ada seseorang yang menimpakan ain dan terbukti karena pandangan orang itu, maka seorang peruqyah memerintahkan orang itu untuk mandi kemudian air bekas mandinya diguyurkan ke belakang tubuh yang terkena penyakit ini. Air yang digunakan harus berasal dari dalam bejana.
3. Wudhu
Pengobatan ain yang diajarkan Rasulullah ﷺ adalah berwudhu. Orang yang menimpakan ain akan diminta untuk berwudhu, lalu air bekas wudhu tersebut diguyurkan ke belakang badan orang yang terkena penyakit ini.
4. Ruqyah
Metode ruqyah hampir sama dengan ruqyah terhadap pengaruh jin, hanya cara dan doanya khusus tentang penyakit ini.
5. Menyatakan Pujian kepada Allah yang Dibarengi dengan Membaca Surat-Surat Pendek
Penyakit ain dapat ditanggulangi dengan pujian-pujian dengan mengungkapkan kalimat masyaallah tabarakallah. Lalu, diikuti dengan bacaan-bacaan yang dibaca tiga kali setelah subuh dan setelah maghrib.
Ada beberapa cara meruqyah orang yang terkena ‘ain, diantaranya dengan membacakan doa yang ada dalam hadits ‘Aisyah radhiallahu’anha, ia berkata: “Ketika Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam merasakan sakit, Malaikat Jibril meruqyahnya dengan doa:
باسْمِ اللهِ يُبْرِيكَ، وَمِنْ كُلِّ دَاءٍ يَشْفِيكَ، وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ إذَا حَسَدَ، وَشَرِّ كُلِّ ذِي عَيْنٍ
/bismillahi yubriik, wa min kulli daa-in yasyfiik, wa min syarri haasidin idza hasad, wa syarri kulli dzii ‘ainin/
(dengan nama Allah yang menyembuhkanmu. Ia menyembuhkanmu dari segala penyakit dan dari keburukan orang yang hasad dan keburukan orang yang menyebabkan ‘ain) (HR. Muslim no.2185).
Itulah informasi seputar penyakit ain, semoga kita semua dijauhi dari rasa iri dan juga dengki, ya.
Semoga kita selalu dikelilingi oleh orang-orang baik yang senantiasa menjaga pandangannya dari hal buruk.
Sebelumnya:
Penyakit Ain : Senang Melihat Orang Susah, Susah Melihat Orang Senang (Part 2)
Mafaza TV
Silakan klik:
⌣»̶·̵̭̌·̵̭̌☀̤̈Mafaza-Store..☀̤̈̇·̵̭̌·̵̭̌«̶⌣
Posting Komentar