Kamis, 22 Juni 2023

Home » , » MAHAD ALY AN NUAMY Wakil Ketua MPR Lepas 55 Dai untuk Berdakwah ke Tepian Negeri

MAHAD ALY AN NUAMY Wakil Ketua MPR Lepas 55 Dai untuk Berdakwah ke Tepian Negeri

Wakil Ketua MPR Lepas 55 Dai untuk Berdakwah ke Tepian Negeri | FOTO: detik
 
 Sebanyak 55 dai alumni Mahad Aly (Pesantren Luhur) An Nuaimy akan ditempatkan di di 40 kota dari 20 provinsi seluruh Indonesia, mulai dari tepian negeri di Papua, NTT, Aceh dan Kalimantan, dari 55 dai tersebut, 11 di antaranya para hafiz 

Mafaza-Online | Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid (HNW) menghadiri pelepasan 'Dai Nusantara Ke Berbagai Tepian Negeri' di Gedung Nusantara V, Komplek Parlemen Jakarta, Senayan, Senin (19/6). 


Sebanyak 55 dai tersebut merupakan alumni Mahad Aly (Pesantren Luhur) An Nuaimy yang akan ditempatkan di di 40 kota dari 20 provinsi seluruh Indonesia, mulai dari tepian negeri di Papua, NTT, Aceh dan Kalimantan. 


Adapun dari 55 dai tersebut, 11 di antaranya adalah para hafiz (penghafal al-Qur'an).


Baca juga :

Pahala Mendidik Anak Perempuan


HNW pun berharap agar para dai tersebut bisa berkontribusi sebagai solusi, menjadi inspirator penyemangat umat, guna menguatkan persatuan umat Islam dan umat manusia sesuai dengan ajaran dan nilai-nilai Islam.


"Keberadaan dan pengiriman para dai (juru dakwah) adalah untuk memaksimalkan potensi umat, menyatupadukan keunggulan mereka bersama yang lain, dan bukan untuk membuat pesimis apalagi memecah belah. Karena itu, para dai perlu memperkuat silaturahmi dan kolaborasi dengan para da'i yang sudah berkiprah di daerah yang akan dituju, seperti Kiai, ustaz, tuan guru dan lain-lain, juga dengan tokoh masyarakat baik yang non formal maupun formal," kata Hidayat dalam keterangannya, Selasa (20/6/2023).


"Maka penting para dai akrab dengan lurah, camat, anggota dewan, TNI, Polri dan lain-lain. Para dai agar menguatkan jiwa dan laku serta sikap inspiratif, kolaboratif dan terbuka," imbuhnya.


Lebih lanjut, HNW mengungkapkan pesan Rasulullah ketika mengutus sahabatnya Muadz Bin Jabal untuk berdakwah ke Yaman. Di mana dakwah memiliki nilai melanjutkan peran sejarah, yang di dalamnya memiliki metode dan succes story.


"Metode menjadi pegangan untuk berdakwah, yaitu Al Qur'an, sunnah nabi, dan ijtihad (yang tidak melampaui batas). Ini menjadi bekal penting bagi para dai untuk berdakwah," tuturnya.


Sedangkan success story dari dakwah, kata Hidayat, adalah ketika Muadz Bin Jabal dengan dakwahnya yang penuh pemahaman asas prioritas, etika, akhlak, dan pentingnya ijtihad yang tidak melampaui batas. Hal itu, berhasil membawa mendakwahkan Islam sehingga warga Yaman tanpa paksaan apalagi perang, berbondong-bondong masuk ke dalam Al Islam.


Selain metode dan success story, ada faktor lain dalam dakwah. Pada saat itu, budaya Yaman sudah sangat luhur. Ketika Muadz Bin Jabal masuk ke Yaman, terjadilah kesatupaduan dengan bangsa Arab di Madinah tempat Rasulullah SAW mengajarkan al Islam. Nilai-nilai yang sukses dibawakan oleh Mu'adz bin Jabal dalam dakwahnya, sangat penting ditegaskan dan dipegangi para dai, dalam konteks dakwah di Indonesia dan pelosok-pelosok Indonesia," katanya.


Menurut HNW, Indonesia juga memiliki keragaman, bukan hanya beragam suku, budaya, agama, dan geografis, tetapi juga beragam ormas Islam. Dia menilai ormas Islam dan partai Islam di Indonesia sudah berdiri dan berjuang untuk kemerdekaan. Sebagian dari Ormas Islam itu masih eksis hingga sekarang seperti Al Irsyad, Persis, Muhammadiyah, NU, PUI, Mathlaul Anwar, dan sebagainya.


Karena itu, HNW menyebut para dai Mahad Aly An Nuaimy penting memahami fakta tersebut. Hal itu agar mereka tidak merasa kesulitan saat berdakwah.


"Dai Mahad Aly An Nuaimy melanjutkan apa yang sudah dilakukan para juru dakwah sebelumnya baik dari ormas Islam maupun Partai Islam yang beragam itu," jelasnya.


Baca juga :

Penyakit Ain : Senang Melihat Orang Susah, Susah Melihat Orang Senang (Part 2)


Dia juga mengingatkan, Indonesia saat ini menghadapi banyak tantangan yang harus diubah jadi peluang dakwah. Contohnya adalah dekadensi moral dengan merebaknya masalah LGBT dan narkoba.


HNW menyebutkan ada anak-anak SD di Riau sudah membuat grup LGBT. Sementara itu,dalam laporan BNN juga disebutkan kerugian akibat belanja narkoba tahun 2021 mencapai Rp 83 triliun. Hal ini menunjukkan lebih dari 4 juta anak remaja dan pemuda juga terkena narkoba.


"Tantangan itu penting menyemangati agar dai berijtihad mengubahnya menjadi peluang besar untuk sukses berkiprah dalam dakwah. Dakwah nilai-nilai kebaikan dan kebajikan mengembalikan fitrah bangsa Indonesia yang tidak mengenal LGBT dan jauh dari narkoba," ucap HNW.


Dakwah menyelamatkan anak-anak muda generasi yang akan melanjutkan kehidupan keumatan dan kebangsaan dari jahatnya LGBT dan narkoba. Agar mereka dapat mewarisi Indonesia Emas saat memperingati syukuran 100 tahun HUT Kemerdekaan RI. Di sinilah pentingnya para dai kolaborasi hadirkan inspirasi menjadi solusi, ketika para dai bertugas di daerah untuk mengatasi masalah-masalah ini. Dakwah Islam menjadi rahmatan lil alamin, termasuk bagi para obyek dakwah di seluruh tepian Negeri," sambungnya.


Sebagai informasi, hingga tahun 2022, Mahad Aly An Nuaimy yang berlokasi di Grogol Jakarta Selatan, telah menempatkan 757 dai yang tersebar di seluruh penjuru Indonesia. Dari jumlah itu, 182 dai adalah hafiz Al Qur'an.


Diketahui, pelepasan dai ini dihadiri Direktur Mahad Aly An Nuaimy, K.H. Itang Rusmana, Sekretaris Yayasan Mahad Aly An Nuaimy, Mustafa Kamal, Pembina dan Pengawas Yayasan Mahad Aly An Nuaimy, Lurah Grogol, para Dosen dan Ustaz Mahad Aly An Nuaimy. | DetikCom


Sebelumnya: 

PESANTREN IDRISIYYAH Pembukaan OPOP 2023


Mafaza TV


Silakan klik:


Share this article :

Posting Komentar