Kamis, 18 Mei 2023

Home » » MENYOAL MAKNA HABIB Inilah Keturunan Nabi Muhammad ﷺ yang Sesungguhnya

MENYOAL MAKNA HABIB Inilah Keturunan Nabi Muhammad ﷺ yang Sesungguhnya

Bles in action | mafazaonline

Penelitian Kiai Imaduddin Utsman Al-Bantani tentang klaim, Pengakuan Para Habib sebagai Keturunan Nabi Belum Terbukti Secara Ilmiah  merupakan kritik bagus yang bisa diambil sisi positifnya


Mafaza-Online | Istilah Habib atau Sayid sering kita dengar di tengah masyarakat. Sering sebutan itu disalahartikan. Istilah Habib, tidak dipakai menurut hal yang semestinya, malah disalahgunakan, sebatas untuk kepentingan duniawi. 


Baca Juga:

Delapan Khidmah Professional


Dulu sebutan Habib hanya disandang untuk kalangan Ulama kini menjadi sebutan umum, bahkan anak kecil saja sudah disebut habib. Dampak dari penyebutan ini, timbul kesombongan, merasa nasab terbaik.


Penelitian Kiai Imaduddin Utsman Al-Bantani tentang klaim, Pengakuan Para Habib sebagai Keturunan Nabi Belum Terbukti Secara Ilmiah,  merupakan kritik bagus yang mesti diambil positifnya. 


ذَٰلِكَ ٱلَّذِى يُبَشِّرُ ٱللَّهُ عِبَادَهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّٰلِحَٰتِ ۗ قُل لَّآ أَسْـَٔلُكُمْ عَلَيْهِ أَجْرًا إِلَّا ٱلْمَوَدَّةَ فِى ٱلْقُرْبَىٰ ۗ وَمَن يَقْتَرِفْ حَسَنَةً نَّزِدْ لَهُۥ فِيهَا حُسْنًا ۚ إِنَّ ٱللَّهَ غَفُورٌ شَكُورٌ


Artinya: Itulah (karunia) yang (dengan itu) Allah menggembirakan hamba-hamba-Nya yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh. Katakanlah: "Aku tidak meminta kepadamu sesuatu upahpun atas seruanku kecuali kasih sayang dalam kekeluargaan". Dan siapa yang mengerjakan kebaikan akan Kami tambahkan baginya kebaikan pada kebaikannya itu. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri. (QS Asy-Syura [42] : 23)


Dalam Surat Asy Syura ayat 23 disebutkan: Katakanlah: "Aku tidak meminta kepadamu sesuatu upahpun atas seruanku kecuali mencintai keluargaku". Ayat tersebut memang betul, bahwa orang beriman harus saling mencintai, mencintai saudaranya seperti mencintai diri sendiri. Apalagi untuk terhadap keluarga Nabi   ada kekhususan. 


Dengan ayat tersebut habaib merasa merekalah yang harus dicintai. Namun, yang mesti menjadi pegangan dan bahkan sebagai sumber hukum adalah ahlul bait yang ditugaskan. Jadi, tidak semua habaib. Apalagi ada kaidah, semua mursyid merupakan ahlul bait Nabi .


Setelah diteliti hadis-hadis berkenaan dengan masalah Ahlul Bait ini, keduanya memang benar. 


Pertama, hadis 'aku tinggalkan dua pusaka (tsaqalain) yakni Quran dan Hadis' kedua 'Quran dan Ahlul Baitku'. Hadis menunjukkan penjelas terhadap Quran. Tidak mungkin melaksanakan perintah shalat dalam Al Quran tanpa penjelasan dari hadits. 


Kedua, yang dimaksud Ahlul Bait (keluarga Nabi ) adalah keturunan yang diberikan mandat (tidak semuanya). Merekalah para Mursyid. Para Mursyid merupakan orang yang mendapatkan mandat untuk membimbing umat. Maka, semua mursyid adalah keturunan Nabi Muhammad . 


Mursyid dalam tarekat Idrisiyyah mulai dari Syaikh Abdul Aziz ad Dabbagh hingga Syekh Ahmad Syarif as Sanusi berasal dari keturunan Hasan Ra (Al Hasani). Sedangkan sejak Syaikh Akbar Abdul Fattah berasal dari keturunan Husein Ra (Al Husaini).


Mursyid terbagi dua, ada yang memiliki silsilah (seperti kuda yang memiliki BRK), dan ada yang tidak. Tradisi Arab memang memiliki hal semacam itu. BRK artinya Kartu Biro Registrasi Kuda.  Kartu Biro Registrasi Kuda yang selanjutnya disingkat BRK adalah buku yang berisi mengenai identitas, riwayat kesehatan, vaksinasi, dan riwayat keikutsertaan kuda dalam kompetisi yang dikeluarkan oleh NF Indonesia.


Sedangkan keturunan Nabi Muhammad yang berasal dari negara lain tidak memilikinya. Seperti kuda yang hebat berketurunan kuda juara tapi tidak bisa menunjukkan bukti BRK-nya.


Syaikh Akbar Muhammad Dahlan pernah mengatakan kepada Ajengan Nasrudin (ayahanda Syaikh Akbar M. Fathurahman), 'Engkau juga keturunan dari Syarif Hisayatullah, tapi dari jalur yang lain (Sunan Boer alias Eyang Jaya Sri)'. 


Syaikh Akbar Abdul Fattah pun sisilahnya dari H. M. Syarif bin Umar bin Eumbak bin Atok Larang yang konon merupakan keturunan Sunan Gunung Djati. Atok Larang memiliki makam di daerah Panjalu. 


Suatu hari ruhani Rasulullah datang kepada Syaikh Akbar M. Fathurahman dan berkata, 'Anta dzurriyyati (engkau adalah keturunanku!') 


Hanya saja, ibarat kuda tidak memiliki BRK-nya atau tidak ada bukti secara tertulis. 

 

Kesimpulannya, semua Mursyid itu adalah keturunan Nabi Muhammad . Sebab jika bukan, tidak akan kuat memikul tugas yang diembannya. Darah atau trah itu penting dalam hal ini. 


Demikian pula seekor kuda, tidak mungkin hebat jika tidak memiliki darah kuda yang hebat sebelumnya. Selalu trah yang hebat berasal dari trah yang hebat sebelumnya. Namun tidak semua keturunan trah hebat menjadi hebat pula. LUQMANUL HAKIM | MK Idrisiyyah


Baca Juga:

Review Film: Buya Hamka

Mafaza TV


Silakan klik:


#habib    #syekhakbar 


Share this article :

Posting Komentar