IBNU QOYYIM Lima Cara Berfikir Positif |
Mafaza-Online | Hati ibarat Raja bagi anggota tubuh manusia, dialah yang memerintah mata, telinga, lisan, hati, tangan dan kaki untuk melaksanakan segala titahnya.
Baca juga:
NABEEZ Minuman Kegemaran Rasulullah ﷺ di Bulan Ramadhan
Bilamana Sang Raja Zalim maka yang akan di instruksikan pastilah kezaliman dan kemaksiatan, sebaliknya bila Sang Raja Adil dan bijaksana, akan mengalir pula segala titah yang membawa kepada kebaikan.
Dihati inilah bersarang, iman, marifat dan hakikat, namun di dalamnya dapat pula bersarang kekufuran, kemunafikan, kesombongan dan kezaliman.
Seorang mukmin wajib mengisi hatinya dengan segala hal yang baik dan positif yang dapat membawanya pada keberuntungan dunia dan akhirat.
IBNU QOYYIM rahimahullah dalam kitabnya Al Wabil As-Shayyib menyimpulkan 5 hal cara berfikir positif yang akan menyemai kebaikan akhirat seorang mukmin:
Pertama, berfikir tentang firman Allah, apa makna yang terkandung didalamnya, apa yang Allah inginkan, sesungguhnya Al Quran turun untuk dipelajari dan dipahami, bilamana ada perintahNya maka laksanakan, bilamana ada larangan maka jauhkan dan bilamana ada berita maka benarkan.
Kedua, selalu berfikir tentang keajaiban alam ciptaan-Nya yang menggiring hamba untuk selalu mengangungkan-Nya, mengenal nama dan sifat-sifat-Nya,menggiring hamba untuk menyadari betapa luas rahmat dan kasih sayangnya pada makhluk-Nya. Allah sungguh mencela orang-orang yang lalai tidak pernah memikirkan penciptaannya yang maha dahsyat, mulai dari pergantian siang dan malam, penciptaan langit dan bumi, gunung yang kokoh dipancangkan, laut yang luas dibentangkan, bumi nan indah dihamparkan dst.
Ketiga, selalu berfikir tentang nikmat-Nya yang tak terbilang, nikmat mata,telinga, hati, lisan, nikmat anak, istri, keluarga, pekerjaan dst. Bilamana kita coba hitung satu persatu nikmatnya , niscaya kita takkan kuasa menghitungnya. Hanya dengan mengakui nikmat akan membuat kita pandai bersyukur dan dengan melupakannya membuat diri kita kufur.
Keempat, selalu memikirkan aib diri berupa dosa dan maksiat yang kita lakukan, kewajiban yang kita abaikan dan tak sempurna saat melakukan, kurang pandainya diri kita mensyukuri nikmat Allah yang Dia anugerahkan, banyak merenungi aib diri membuat kita sadar dan berusaha berbenah lagi.
Kelima, memikirkan betapa mahalnya harga waktu yang Allah berikan untuk kita, alangkah menyedihkan bila waktu kita sirna dalam kelalalaian dan kemaksiatan. Hakikat hidup adalah kemampuan dalam memanfaatkan waktu dalam ketaatan pada Robb kita.
Selain dari lima hal diatas maka itu adalah bisikan hati yang bersumber dari iblis dan hawa nafsu angkara murka, bila kita layani dan turuti akan menggiring kita pada kehancuran.
Semoga Bermanfaat
MafazaTV👇
Posting Komentar