Selasa, 06 September 2022

Home » » Merebut Pagi

Merebut Pagi


 
Kerjakan selagi sempat, tinggalkan kata “nanti”, itu “toxic”  jika dibiarkan akan menjalar, melemahkan imun semangat dan mematikan kesempatan

Oleh: Warsino Nardiwiyono, S.Ag, S.Kom., MM., M.Kom*


Mafaza-Online | Sahabat, pernah dengar teori “Butterfly Effect?” Yup… menurut teori ini, kepakan kecil kupu-kupu dari pedalaman hutan Brazil bisa menyebabkan terjadinya badai tornado di Texas Amerika Serikat. Sebenarnya teori ini hanyalah sebuah metafora saja. Keputusan kecil terkadang bisa membuat perubahan yang sangat besar bagi kehidupan. 


Konon Nagasaki awalnya bukanlah target bom atom Amerika Serikat. Target sesungguhnya adalah Kokura. Namun hanya karena cuaca Kokura saat itu mendung, akhirnya tentara Amerika Serikat menjatuhkan bom atomnya di Nagasaki. Inilah contoh masalah kecil namun berefek sangat besar, karena mendung sesaat.


Dalam sebuah hadits, dikisahkan suatu ketika Rasulullah   duduk ngariung dengan para sahabatnya. Beliau   berkisah tentang 70 ribu orang yang masuk surga tanpa hisab. 


“Telah ditampakkan padaku semua umat. Aku melihat seorang nabi yang hanya memiliki beberapa pengikut (tiga sampai sembilan orang). Ada juga nabi hanya memiliki satu atau dua orang pengikut saja. Bahkan ada nabi yang tidak memiliki pengikut seorangpun. 


Tiba-tiba diperlihatkan kepadaku sekumpulan orang, maka aku menyangka bahwa mereka adalah umatku. Ada yang berkata padaku, ‘Mereka adalah Nabi Musa ‘alaihis salam dan pengikutnya. Tetapi lihatlah ke ufuk.’ Lalu aku pun memandang, ternyata ada kumpulan kaum yang besar yang berwarna hitam (karena saking banyaknya orang kelihatan dari jauh). Lalu dikatakan lagi kepadaku, ‘Lihatlah ke ufuk yang lain.’ Ternyata di sana juga terdapat kumpulan kaum yang besar yang berwarna hitam. Dikatakan kepadaku, ‘Ini adalah umatmu dan bersama mereka ada tujuh puluh ribu orang yang akan memasuki surga tanpa dihisab dan disiksa‘.” 


Setelah menceritakan itu, Rasulullah   kemudian berdiri kemudian beliau masuk ke dalam rumahnya. Orang-orang lalu kasak kusuk, saling memperbincangkan mengenai siapa yang akan dimasukkan ke dalam surga tanpa dihisab dan tanpa disiksa. 


Sebagian dari mereka saling menerka dan berkata, “Bisa jadi mereka adalah orang-orang yang selalu bersama Rasulullah .” Ada pula yang mengatakan, “Mungkin mereka adalah orang-orang yang dilahirkan dalam Islam dan tidak pernah melakukan perbuatan syirik terhadap Allah.” Mereka mengemukakan pendapat masing-masing. 


Lalu Rasulullah  keluar menemui mereka, lantas beliau bertanya, “Apa yang telah kalian perbincangkan?” 


Mereka pun menerangkannya kepada beliau. Lantas Rasulullah  bersabda, “Mereka adalah orang-orang yang tidak meruqyah, tidak meminta untuk diruqyah, tidak melakukan thiyaroh (beranggapan sial) dan hanya kepada Allah mereka bertawakal.”


Mendengar penjelasan Rasulullah , salah seorang sahabat yang bernama ‘Ukkasyah bin Mihshan segera mengambil kesempatan dengan berdiri, kemudian berkata, “Berdoalah kepada Allah agar aku termasuk bagian dari mereka.” 


Rasulullah  bersabda, “Engkau termasuk bagian dari mereka.” 


Kemudian ada sahabat lain yang berdiri dan berkata, “Berdoalah kepada Allah agar aku termasuk bagian dari mereka.” 


Rasulullah  bersabda, “Ukkasyah telah mendahuluimu.” (HR. Bukhari dan Muslim).


Sahabat, sebenarnya banyak sekali pelajaran berharga yang bisa kita ambil dari hadits di atas. Salah satu pelajaran yang patut menjadi renungan adalah: kecepatan Ukasyah bin Mishan dalam merebut momentum. Minta didoakan oleh Nabi ﷺ, menjadi satu diantara 70 ribu orang yang masuk surga tanpa hisab dan siksa. 


Merebut kesempatan kecil, namun efeknya dahsyat: masuk Surga tanpa hisab. Ukasyah bin Mishan adalah role model dari orang yang produktif merebut momentum agar menghasilkan output yang dahsyat. Dia cepat menentukan aksi apa yang harus dilakukan, sebelum kesempatan hilang atau diambil orang lain.


Lantas, bagaimana dengan kita? Apakah juga bisa melakukan aksi produktif agar menghasilkan luaran dahsyat bagi kehidupan dan masa depan kita? Tentu bisa…..why not? Dalam kehidupan sehari-hari, kita bisa memulainya dengan merebut pagi. Menjadikan pagi sebagai momentum merancang produktifitas harian. Merancang sukses dengan mengoptimalkan sumber daya “waktu” yang kita miliki.


Nasihat bijak Imam Hasan al Banna, “Al wajibat aktsaru minal auqat” Kewajiban lebih banyak dari waktu yang tersedia. Maka, kata kunci agar kita tetap produktif adalah mengatur waktu sebaik mungkin. Kerjakan selagi sempat, tinggalkan kata “nanti”. Karena kata “nanti” merupakan kata-kata “toxic” yang jika dibiarkan ia akan menjalar melemahkan imun semangat, mematikan kesempatan dan terkuburlah cita-cita. 


Seorang mantan atlit serba bisa Amerika Serikat, sekaligus pelatih NBA, Pat Rilley berkata kepada teamnya, “Giving yourself permission to lose, guarantees a loss”. “Selalu memberikan kelonggaran pada diri kita, maka kekalahan adalah jaminannya”. Ia gunakan setiap kesempatan sebagai momentum meraih kesuksesan. Tak ada kata menunda, datang kesempakan, ambil, eksekusi, dan…keberhasilan yang ia dapatkan. 


Sebagai muslim, amal produktivitas berbanding lurus dengan kedekatan kita kepada Allah SWT. Hingga energi pertama yang dijadikan asupan fisik dan ruh kita dalam memulai hari adalah energi spiritual. Tentu, tak semua orang memiliki besaran energi yang sama. Tapi semangat memompakan energi ini harus dimiliki setiap muslim, bahkan sejak awal hari, dimana ketika ia baru dibangunkan dari tidurnya dan mengucap doa, 


Alhamdullillahilladzi ahyaanaa bada maa amaatanaa wa ilaihin nushur.” Artinya: “Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah Dia ‘mematikan’ kami, dan kepada-Nyalah kami dikembalikan.”  


Butterfly Effect! Banyak sekali amalan-amalan kecil di pagi hari yang bisa dijadikan momentum memproduksi kebaikan produktif. Tugas kita tentunya membuat tetes-tetes embun  di pagi hari dan mengubahnya menjadi gelombang dahsyat sepanjang hari. 


Tulisan ini sesungguhnya pembicaraan Penulis dengan batin sendiri. "Mulai membiasakan menulis," itulah tekadnya. Kalau saja bisa istiqomah rutin sehari satu halaman, tentu setahun sudah bisa menjadi sebuah buku. Buku yang bisa diwariskan hingga anak cucu. 


Semangat Pagi! Rebut momentum di pagi hari!  Produktifitas muslim dimulai dari sini, berpagi-pagi.


*Konsultan di FORSA Consulting bidang Keunggulan SDM dan Organisasi 

Tenaga Ahli Bappeda Kab Kutai Timur bidang Perencaan Keunggulan Daerah Berbasis Integritas, Produktivitas dan Inovasi.


Sebelumnya:

Scanning Kebiasaan Deteksi Penyebab Kegagalan


Ikuti kami di channel Telegram : https://t.me/mafaza_online  | Facebook : MafazaOnline | Twitter: @mafazanews

Silakan Klik

Mafaza-Store

Lengkapi Kebutuhan Anda



#produktif #motivasi #sdm

Share this article :

Posting Komentar

 
Copyright © 2011. Mafaza Online: Merebut Pagi . All Rights Reserved