Sadio Mane dan Masjid yang dibangunnya | Kolase |
Mafaza-Online | Islam di Senegal digerakkan dua tarekat sufi: Tijaniyah dan Muridiyyah. kedua Tarekat yang sangat terorganisasi. Biasanya orang menjadi anggota tarekat ini melalui jalur keluarga. Tapi, baik jalur keluarga atau jalur lain harus dengan mendeklarasikan Talqin dan Baiat kepada Mursyid.
Salah seorang Putra Senegal yang sedang bersinar adalah Sadio Mane, bintang lapangan di klub Liga Jerman Bayern Munich.
Debut internasional Sadio Mane dimulai ketika masuk di jajaran pesepakbola Liverpool 2014. Dari pemain yang sebelumnya tidak dikenal, Mane sempat menjadi salah satu penyerang top di kompetisi tertinggi sepak bola Inggris, Premier League.
Posisi Striker
Kini STRIKER anyar Bayern Munich ini, lagi-lagi menunjukkan kerendahan hatinya. Ia menolak disebut pemain bintang padahal performanya bersama Bayern Munich langsung bersinar.
Sadio Mane didatangkan Bayern Munich dari Liverpool pada bursa transfer musim panas. Pemain berusia 30 tahun itu ditebus dengan mahar 32 juta Euro atau Rp487 miliar.
Anak Imam Masjid
Tak banyak yang tahu bahwa bintang asal Senegal itu adalah seorang anak Imam Masjid. Meski sempat tinggal di sebuah kota besar di Inggris dan kini Jerman -berhadapan dengan budaya yang berbeda- Mane tetap memegang teguh keyakinannya.
Bersihkan Toilet Masjid
Salah satu aksi terpuji Mane dilakukannya sewaktu berada di masjid. Terlihat Mane membersihkan toilet masjid. Ia benar-benar menunjukkan sikap rendah hatinya dengan melakukan pekerjaan tersebut.
Tepatnya pada September 2018, Mane terekam kamera sedang membersihkan area kamar mandi dan wudlu di sebuah masjid di Liverpool bernama Ar-Rahma.
Aksi Mane pun menjadi viral setelah terekam oleh salah seorang jamaah masjid dan mengunggahnya di media sosial. Sebenarnya, Mane justru tak ingin hal itu dibesar-besarkan. Jelas ini buka settingan atau pencitraan.
Donatur Sekolah, Masjid dan RS
Mane diketahui tanpa ragu menggelontorkan dana besar untuk membangun fasilitas umum di negara kelahirannya.
Ia membangun sekolah, masjid, dan rumah sakit yang tentu saja akan berguna untuk banyak orang.
Hal tersebut dilakukan Mane tepatnya pada Juli 2019. Tanpa ragu, dia menggolontorkan dana hingga 200 ribu poundsterling atau sekira Rp3,6 miliar untuk membangun sekolah, masjid, dan rumah sakit.
Tidak untuk Alkohol
Dalam sebuah wawancara, Mane menyebut bahwa dirinya tidak akan pernah menyentuh alkohol yang memang diharamkan oleh agama Islam. Ia juga mengaku tetap melakukan salat lima waktu.
“Saya tidak akan menyentuh alkohol. Agama merupakan sesuatu yang penting bagi saya. Saya sangat menghormati aturan-aturan Islam, dan saya juga selalu salat lima waktu.”
Islam adalah Kasih Sayang
Baginya, Islam merupakan sesuatu yang penting. Dalam kesempatan yang sama, Mane juga menyebut bahwa perbedaan keyakinan tak akan menjadi hal yang mempersulit kariernya.
“Di Senegal sana, 90 persen beragama Islam, dan mungkin 10 persen sisanya beragama Kristen.
Tapi kami bisa hidup berdampingan dengan harmonis. Saya punya sahabat bernama Luke yang beragama Kristen dan kami sering mengunjungi rumah satu sama lain.
Tidak ada pertentangan antara agama saya dan fakta bahwa saya kini bermain sepak bola,” ujar Mane.
Dukungan Keluarga
Kultur Islam begitu kuat dalam diri Mane. Maklum, di kampung halamannya di Senegal sana, Mane merupakan putra seorang imam masjid di Bambali, sebuah kota kecil di Senegal.
Cerita uniknya, ternyata sang ayah tidak pernah bermasalah dengan pilihan karier Mane sebagai pesepak bola. Ia hanya mempermasalahkan apabila Mane mengikuti gaya hidup mewah dan foya-foya ala bintang sepak bola.
Ayah Mane sempat menentang keras ketika sang putra memilih untuk mengecat rambutnya. Meskipun demikian, pada akhirnya sang ayah jelas berbangga. Meskipun sudah menjadi pesepakbola terkenal dan sukses di Eropa, putranya tidak melupakan kampung halamannya.
Mane memberikan dana besar untuk melakukan perbaikan serta pembangunan bagi masjid di mana ayahnya itu menjadi imam. Mane juga turut menyumbang dana dengan nominal besar untuk pembangunan infrastruktur di kota kelahirannya, Bambali.
Fokus Sepakbola
Mane begitu mencintai sepak bola. Fokus dan ambisinya adalah bermain sepak bola. Karena sepakbola juga, ia bukan saja membuat ayahnya dan penduduk Bambali, Senegal, berbangga, tetapi juga seluruh Afrika dan komunitas Muslim secara global.
Karena eksistensi dan prestasi Mane di dunia Internasional, dengan seluruh kemampuan dan kepribadiannya, mampu mengikis citra buruk dan ketakutan besar kepada imigran Afrika dan umat Islam tentunya.
Silakan Klik 👇
BERBAGI.KEBAIKAN29 Donasi Khitanan Massal
Posting Komentar