Rabu, 31 Agustus 2022

Home » , » KH MUHYIDIN ISHAQ Ulama Harus Menjaga Muruah Bukan di Murah Murah

KH MUHYIDIN ISHAQ Ulama Harus Menjaga Muruah Bukan di Murah Murah

Syaikh Akbar M Fathurahman berbincang bersama KH Muhyidin Ishaq,
visinya bertautan 

 Kiai Muhyiddin Ishaq amat apresiatif dengan kepedulian terhadap perjuangan kebangsaan sehingga tertarik dengan sepak terjang Idrisiyyah terhadap negeri ini

Mafaza-Online | Jelang keberangkatan menuju kediamannya di daerah Gandaria Cilandak, Jakarta Selatan, Kiai kelahiran Betawi ini masih berada di pesantren Al Hamid, Jakarta Timur. Karenanya, saat menuju arah sana laju kendaraan diperlambat.


Sejak subuh kegiatan ketua Syuriah NU DKI ini sudah padat dengan berbagai kegiatan, hingga jadwal makannya pun ditunda hingga pertemuan dengan Syaikh Akbar Muhammad Fathurahman. 


Tapi kelelahan itu serasa sirna karena perbincangan dengan Syaikh begitu menarik dan visi keduanya saling bertautan.


Kiai Muhyidin Ishaq tidak menyukai Ulama yang mendatangi pejabat, dalam arti Ulama harus tunduk dan menerima amplop. Tapi pejabatlah yang seharusnya tunduk kepada Alim Ulama. Ulama harus menjaga muru'ah bukan dimurah-murah. Ia mengakui karakternya keras dalam hal-hal tertentu, terutama masalah ini. 


Dalam hal politik Syaikh Akbar mengungkapkan Islam bukanlah jadi ajang pertarungan politik, sehingga ketika masa pemilihan partai umat Islam menjadi terpecah. Hal itu diaminkan oleh Kiai yang memiliki hobi berkendara mobil off road ini. 


Partai politik yang berbeda menurutnya bukan satu hal yang esensi bagi umat Islam. "Politik itu menjadi sarana untuk dakwah menegakkan agama," ujarnya.    


Banyak pejabat yang mendatangi Kiai Muhyidin Ishaq. Pak Kiai tidak suka posisi Ulama diremehkan. Ulama bisa saja mendukung salah satu calon pejabat yang diusungnya menjadi Gubernur atau Presiden sekalipun. 


Tapi sebelumnya harus komitmen membantu fungsi Ulama, pesantren. "Kalau gak ada, lebih baik gak usah didukung," tegasnya.


Pimpinan pesantren Miftahul Ulum tersebut juga akan mendukung  Idrisiyyah untuk memasukkan kurikulum tasawufnya ke Kementerian Agama. Kebetulan Menteri Agama memiliki kedekatan dengannya. 


Masukan Idrisiyyah tentang fenomena Salafi Wahabi juga mendapatkan perhatiannya, dan akan disampaikan kepada Komisi Fatwa yang menanganinya.


Di sisi lain Syaikh M. Fathurahman menceritakan sejarah berdirinya Idrisiyyah, mulai dari Maroko, Libya, hingga ke Indonesia. Ketika dijelaskan heroiknya perjuangan Mursyid melawan penjajah dan segala pemberontakan, Kiai ini pun spontan menyalami Syaikh. 


"Ini baru cocok dengan saya," katanya dengan senyum lebar.


Kiai Muhyiddin amat apresiatif dengan kepedulian terhadap perjuangan kebangsaan sehingga tertarik dengan sepak terjang Idrisiyyah terhadap negeri ini.


Diujung pertemuan Kiai Muhyidin menyampiakan niatnya untuk membalas kunjungan Syaikh Akbar, ke Tasik membawa serta keluarganya. 


Semoga Allah memudahkan langkah dakwah Kyai Muhyiddin, Aamiiin yaa rabbal alamiiin ...


@MK_IDRISIYYAH | Cilandak, 25 Juni 2022


Baca juga 👇 

Awali Hari Ini dengan Baik Sangka



Ikuti kami di channel Telegram : https://t.me/mafaza_online  | Facebook : MafazaOnline | Twitter: @mafazanews

Silakan Klik

Mafaza-Store

Lengkapi Kebutuhan Anda



#idrisiyyah #ulamabetawi #muhyidinishaq

Share this article :

Posting Komentar