Selasa, 30 Agustus 2022

Home » » Awali Hari Ini dengan Baik Sangka

Awali Hari Ini dengan Baik Sangka

وتحركت بي شفتاه

“Aku bersama hamba-Ku selama ia berzikir kepada-Ku dan kedua bibirnya bergerak menyebut nama-Ku.”


Mafaza-Online | Sesuai persangkaan hamba pada Allah: Artinya, jika seorang hamba bertaubat dengan taubatan nashuha (yang tulus), maka Allah SWT akan menerima taubatnya. 


Jika dia yakin doanya akan dikabulkan, maka Allah SWT akan mudah mengabulkan. 


Berbeda jika kondisinya sudah putus asa dan sudah berburuk sangka pada Allah SWT sejak awal.


Tentang Husnudzhon ini Abu Hurairah ra, ia berkata bahwa Nabi   bersabda, Allah Taala berfirman,


أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِى بِى


Aku sesuai dengan persangkaan hamba pada-Ku” (Muttafaqun alaih). 


Hadits ini mengajarkan bagaimana seorang muslim harus huznudzhon pada Allah SWT dan memiliki sikap roja (harap) pada-Nya.


Mengenai makna hadits di atas, Al Qodhi Iyadh berkata, “Sebagian ulama mengatakan bahwa maknanya adalah Allah akan memberi ampunan jika hamba meminta ampunan. Allah akan menerima taubat jika hamba bertaubat. Allah akan mengabulkan doa jika hamba meminta. Allah akan beri kecukupan jika hamba meminta kecukupan. Ulama lainnya berkata maknanya adalah berharap pada Allah (roja) dan meminta ampunannya” (Syarh Muslim, 17: 2).


Inilah bentuk husnudzhon atau berprasangka baik pada Allah SWT yang diajarkan pada seorang muslim. Jabir ra berkata bahwa ia pernah mendengar sabda Rasulullah  saat tiga hari sebelum wafatnya beliau,


لاَ يَمُوتَنَّ أَحَدُكُمْ إِلاَّ وَهُوَ يُحْسِنُ بِاللَّهِ الظَّنَّ


Janganlah salah seorang di antara kalian mati melainkan ia harus berhusnudzhon pada Allah” (HR. Muslim no. 2877).


Husnudzon, sering kita terjemahkan dengan berbaik sangka. Positive thinking bukanlah hal yang mudah, kita harus akui itu. Saking beratnya, wajar saja Al-Quran maupun hadist berulang-ulang mengingatkan kita terkait husnudzhon ini.


Meski rumusnya sederhana, tapi tak mudah karena itu perlu ilmu dan latihan yang cukup rutin. karena husnudzhon atau sangka-menyangka itu urusan hati (min afalil qulub), dan kita tahu sendiri siapa sang pengendali hati sebenarnya, tiada lain kecuali Allah SWT. 


Betapa, untuk mengendalikan lintasan hati sendiri saja kita tidak mampu. Kita harus berlindung pada Allah SWT.


Rasulullah mengajarkan kita sebuah doa, ya muqallib al-qulub tsabbit qalbi ‘ala dinika, “Wahai sang pembolak-balik hati, teguhkanlah hatiku memeluk agama-Mu”.


Awali Doa dengan Husnudzhon 


Husnudzhon pada Allah SWT, itulah sikap kita dalam memulai doa. Ketika kita berdoa pada Allah SWT. Harus bulat hati doa kita Allah SWT akan mengabulkan doa. 


Keyakinan itu direalisasikan dengan melakukan faktor-faktor sebab terkabulnya doa. Tentu dengan menjauhi berbagai sebab yang menghalangi terkabulnya doa.  Inilah kuncinya, doa itu akan ampuh jika seseorang berhusnudzhon pada Allah SWT.


Allah Taala berfirman,


وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ


Dan Tuhanmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu.” (QS. Ghofir/ Al Mu’min [40] : 60)


وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ


Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (QS Al Baqarah [02] : 186)


Dari Abu Hurairah, Nabi  bersabda,


لَيْسَ شَيْءٌ أَكْرَمَ عَلَى اللَّهِ تَعَالَى مِنَ الدُّعَاءِ


Tidak ada sesuatu yang lebih besar pengaruhnya di sisi Allah Ta’ala selain doa.” (HR. Tirmidzi no. 3370, Ibnu Majah no. 3829, dan Ahmad 2: 362, hasan)


Jika seseorang berdoa hendaknya dalam  perasaannya yakin doanya akan terkabul, Nabi   bersabda,


ادْعُوا اللَّهَ وَأَنْتُمْ مُوقِنُونَ بِالإِجَابَةِ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ لاَ يَسْتَجِيبُ دُعَاءً مِنْ قَلْبٍ غَافِلٍ لاَهٍ


Berdoalah kepada Allah dalam keadaan yakin akan dikabulkan, dan ketahuilah bahwa Allah tidak mengabulkan doa dari hati yang lalai.” (HR. Tirmidzi no. 3479, hasan)


Jika tak Kunjung Terkabul


Jika doa tak kunjung terkabul, maka yakinlah bahwa ada yang terbaik di balik itu. Dari Abu Sad, Nabi  bersabda,


ما مِنْ مُسْلِمٍ يَدْعُو بِدَعْوَةٍ لَيْسَ فِيهَا إِثْمٌ وَلاَ قَطِيعَةُ رَحِمٍ إِلاَّ أَعْطَاهُ اللَّهُ بِهَا إِحْدَى ثَلاَثٍ إِمَّا أَنْ تُعَجَّلَ لَهُ دَعْوَتُهُ وَإِمَّا أَنْ يَدَّخِرَهَا لَهُ فِى الآخِرَةِ وَإِمَّا أَنْ يَصْرِفَ عَنْهُ مِنَ السُّوءِ مِثْلَهَا. قَالُوا إِذاً نُكْثِرُ. قَالَ اللَّهُ أَكْثَرُ


Tidaklah seorang muslim memanjatkan doa pada Allah selama tidak mengandung dosa dan memutuskan silaturahmi (antar kerabat, pen) melainkan Allah akan beri padanya tiga hal: (1) Allah akan segera mengabulkan doanya, (2) Allah akan menyimpannya baginya di akhirat kelak, dan (3) Allah akan menghindarkan darinya kejelekan yang semisal.” Para sahabat lantas mengatakan, “Kalau begitu kami akan memperbanyak berdoa.” Nabi   lantas berkata, “Allah nanti yang memperbanyak mengabulkan do’a-do’a kalian.” (HR. Ahmad 3: 18, sanad jayyid).

Ibnu Rajab dalam Jaami’ul ‘Ulum wal Hikam berkata,


فالإلحاحُ بالدعاء بالمغفرة مع رجاء الله تعالى موجبٌ للمغفرة


“Terus meminta dengan doa dan memohon ampunan Allah disertai rasa penuh harap pada-Nya, adalah jalan mudah mendapatkan maghfiroh (ampunan).”


Husnudzhon Ibadah Terbaik


Tata-lah hati agar senantiasa berprasangka baik. Itu saja sudah merupakan sebuah kemenangan. 


Imam al-Hafidz Abu Bakr Abdullah bin Muhammad bin Ubaid al-Qurasyi atau yang akrab disapa Ibnu Abi ad-Dunya-lahir di kota Baghdad pada tahun 208 H, sekitar empat tahun sepeninggal seorang imam besar, sang pembaharu agama, imam Muhammad bin Idris as-Syafi’i. Dalam salah sebuah karyanya Husnudzon Billah (halaman 3 pada hadist keenam) ia menulis riwayat Abu Hurairah ra, Rasulullah   bersabda:


 إِنَّ حُسْنَ الظَّنِّ بِاللهِ مِنْ حُسْنِ الْعِبَادَةِ Artinya, 


“Sungguh, berbaik sangka kepada Allah merupakan ibadah terbaik yang dipersembahkan sang hamba kepada Tuhannya.”


Dawam Zikir Itulah Kuncinya


Ibqul Qayyim rahimahullah menyebutkan 80 an manfaat zikir kepada Allah SWT dalam kitabnya “al-Waabil al-Shayyib”. Di antaranya: zikrullah bisa mengusir syetan, mendatangkan keridhaan Allah dan rahmat-Nya, menghilangkan kegundahan hati, mengisi hati dengan kegembiraan, kebahagiaan, dan kelapangan. Zikir akan membuat wajah dan hati bercahaya, menjauhkan hati dari kelalaian, dan akan menghapuskan kesalahan-kesalahan. Faedah zikrullah paling istimewa –menurut Ibnul Qayyim- bahwa orang-orang yang berzikir kepada Allah akan disebut namanya oleh Allah di kalangan makhluk-makhluk mulia (Malaikat).


Allah SWT berfirman,


فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلَا تَكْفُرُونِ


"Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku." (QS. Al-Baqarah [02] : 152)


Ibnul Qayyim menyatakan bahwa seandainya keutamaan zikir hanya ada dalam ayat ini saja maka itu sudah cukup untuk menunjukkan keutamaan dan kemuliaannya.


Selain menyebut nama hamba-hamba yang berdzikir, Allah SWT juga menjanjikan maiyah (kebersamaan)-Nya bersama mereka.


Rasulullah   bersabda: Allah berfirman dalam hadits Qudsi,


أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي، وَأَنَا مَعهُ إِذَا ذَكَرَني فَإن ذَكرَني في نَفْسهِ، ذَكَرْتُهُ في نَفسي، وإنْ ذَكَرَني في ملإٍ، ذكَرتُهُ في ملإٍ خَيْرٍ منْهُمْ


“Aku sesuai prasangka hamba-Ku kepada-Ku, dan Aku benar-benar bersamanya apabila ia berzikir kepada-Ku. Jika dia menyebut namaku dalam dirinya, Aku sebut namanya dalam diriKu. Dan jika sebut namaKu (berzikir kepada-Ku) dalam satu perkumpulan, Aku sebut namanya dalam perkumpulan makhluk yang lebih baik dari mereka.” (HR Al-Bukhari dan Muslim)


Dalam redaksi lain,


أنا مع عبدي ما ذكرني وتحركت بي شفتاه


“Aku bersama hamba-Ku selama ia berzikir kepada-Ku dan kedua bibirnya bergerak menyebut nama-Ku.”


Maiyah, kebersamaan Allah SWT kepada para zakirin mencakup kebersamaan umum dan khusus. Allah SWT melihatnya perbuatan hamba, mendengar perkataannya, mengetahui hal ihwalnya, dan meliput seluruh aktifitasnya. 


Maksud kebersamaan khusus adalah Allah SWT akan menjaganya, menolongnya, meneguhkannya, menunjukinya, dan memberi taufiq kepadanya.


Jika hamba itu memohon ampunan kepada Allah, maka Allah mengampuninya. Jika ia memohon perlindungan maka Allah SWT akan melindunginya. Jika ia meminta sesuatu maka Allah akan memberinya. Jika ia berdoa maka Allah akan kabulkan doanya. Selama ia mendawamkan zikirnya.


Baca juga 👇

BERATNYA NAHI MUNKAR Negur Orang Pacaran Malah Dikeroyok


Ikuti kami di channel Telegram : https://t.me/mafaza_online  | Facebook : MafazaOnline | Twitter: @mafazanews

Silakan Klik

Mafaza-Store

Lengkapi Kebutuhan Anda



#zikir #husnudzhon #syekhakbar

Share this article :

Posting Komentar

 
Copyright © 2011. Mafaza Online: Awali Hari Ini dengan Baik Sangka . All Rights Reserved