Minggu, 10 Juli 2022

Home » » ANAK BETAWI NAIK HAJI Doa Emak yang Terkabul | Bag.1

ANAK BETAWI NAIK HAJI Doa Emak yang Terkabul | Bag.1

Pengalaman Haji Artawijaya | mafazaonline

Banyak jalan menuju Makkah, inilah cerita rekan Artawijaya yang bisa menunaikan ibadah haji berkat kekuatan doa Emaknya  

Mafaza-Online | Setiap muslim, harus ada niat dan cita-cita yang kuat untuk menunaikan haji sebagai rukun Islam yang kelima. Dengan niat itu, InsyaAllah dibukakan jalan, meskipun mungkin dalam hitungan manusia itu mustahil.


Secara hitung-hitungan materi, saya mungkin tidak mampu untuk berhaji. Tapi Alhamdulillah, Saya punya niat dan keinginan yang kuat agar bisa menunaikan rukun Islam itu. Saya selalu berdoa, "Ya Allah, dengan cara apapun yang Engkau ridhai, sampaikanlah aku ke Tanah Suci-Mu untuk berhaji."


Tahun 2007, ada peluang berhaji gratis, tapi kemudian gagal. Tahun 2017 peluang itu datang lagi, bahkan tinggal selangkah lagi, tapi Allah belum menakdirkan. Hingga akhirnya pada tahun 2018, doa-doa saya terkabul. Saya tiba juga ke Tanah Suci bersama jutaan hamba Allah dari berbagai dunia.  


Ternyata ini juga yang menjadi doa ibu saya. Dalam shalat beliau selalu berdoa, agar anak-anaknya kelak ada yang bisa berhaji. "Emak sering berdoa, minta sama Allah agar anak2 emak bisa berangkat haji. Emak udah tua dan sakit-sakitan, duit juga gak punya, susah untuk bisa ke sana," cerita emak saya jelang keberangkatan saya ke Tanah Suci. 


Emak saya mengatakan, sejak kakeknya, Haji Idrus, pergi berhaji, belum ada lagi keturunannya yang pergi haji. 


Alhamdulillah, doa ibu memang mustajab. Tahun 2018 saya dapat undangan berhaji. Free tanpa keluar biaya. Semua dokumen sudah saya urus dan antar ke Kedubes Saudi. Tapi Allah menguji kesabaran, Visa haji saya belum kunjung keluar. Orang-orang lain yang mendapat undangan, sudah beres semua. Amirul hajj waktu itu, Ust Adi Hidayat, sudah berangkat memimpin rombongan undangan.


Tinggal saya dan tiga orang yang juga akan berangkat, yang tersisa. Dua teman kantor dari Pustaka Al-Kautsar, satu lagi seorang guru ngaji dari Jawa Tengah. Dari empat orang ini, hanya saya yang visanya belum keluar. Waktu terus mepet menuju pelaksanaan haji. Visa tak kunjung di tangan.


BACA:

IDUL ADHA Selusin Variasi Menu Daging Kurban

Pihak Kedubes Saudi yang Saya hubungi sudah berusaha semampu mereka mengusahakan agar visa Saya keluar. "Kami sudah mencoba terus mengusahakan, tapi keputusan ada di pihak Kementerian Haji dan Umrah di Saudi, " kata pihak Kedubes di Jakarta. 


"Kalau tidak tahun ini, mungkin tahun depan ada kesempatan," ujarnya lagi. 


Saya hanya bisa pasrah kepada Allah, mungkin memang belum takdirnya. Tapi saya terus berusaha melobi. Saya berkirim email ke Kementerian Haji dan Umrah Saudi dan pihak-pihak terkait. Email dikirim, belum juga ada jawaban. Sementara, emak saya nanyain terus, "Lu jadi pergi haji?"

Dua hari kemudian, saya tidur agak sorean. Jam 8 malam mata udah terpejam. Dini hari, sekitar jam 2 pagi, handphone saya berdering. Saya ambil hp dan terkejut, karena terlihat no kode Saudi Arabia di layar kaca hp. Setelah beruluk salam, penelpon mengatakan dari Kementerian Haji dan Umrah Saudi Arabia. 


Dia bilang, besok pagi silakan ambil Visa haji ke Kedubes di Jakarta. Si penelpon cerita, sebenarnya data saya sudah masuk dan di- ACC, tetapi entah kenapa tertumpuk di sistem komputer yang beberapa hari lalu sempat eror. Alhamdulillah, saya sujud syukur. Dinihari sampai pagi itu saya gak bisa tidur. Bahagia sekali. Ibu saya, orang pertama yang Saya kabari.


Semoga teman-teman semua diberikan jalan dan kemudahan tuk pergi berhaji. Dengan kekuatan niat dan doa kita, InsyaAllah semua itu bisa terjadi.


Labbaik Allahumma labbaik, labbaika Laa syarika laka labbaik... | Artawijaya


Selanjutnya: Ujian-ujian Kecil Jelang ke Tanah Suci


Silakan Klik 

Mafaza-Store

Lengkapi Kebutuhan Anda




Share this article :

Posting Komentar