Senin, 27 Juni 2022

Home » » Kisah Jilatan Anjing, Soekarno vs Natsir

Kisah Jilatan Anjing, Soekarno vs Natsir

Akal merdeka yang salah pasang

Mafaza-Online | Di Majalah Pandji Islam tahun 1940, Soekarno membuat tulisan berjudul ”Masyarakat Onta dan Masyarakat Kapal Udara”. Soekarno memulai tulisannya dengan sebuah cerita tentang anaknya, Ratna Juami, yang melihat anjing kesayangannya menjilat air di dalam panci.  


”Papi, papi, si Ketuk (nama anjing itu, red) menjilat air dalam Panci!” teriak Ratna. 


”Buanglah air itu, dan cucilah panci itu beberapa kali bersih-bersih dengan sabun dan kreolin,” jawab Soekarno. 


Ratna termenung sebentar. Kemudian ia bertanya,” Tidakkah Nabi   bersabda, bahwa panci itu mesti dicuci tujuh kali, antaranya satu kali dengan tanah?” 


Soekarno menjawab,” Ratna, di zaman Nabi belum ada sabun dan kreolin. Nabi waktu itu tidak bisa memerintahkan orang memakai sabun dan kreolin.” 


Muka Ratna menjadi tenang kembali. Itu malam ia tidur dengan roman muka yang seperti tersenyum, seperti mukannya orang yang mendapat kebahagian besar. Demikian tulis Soekarno. 

Mohammad Natsir mengeritik kisah yang ditulis Soekarno itu sebagai ”akal merdeka yang salah pasang”. Natsir berpendapat ajaran Nabi   dengan mencuci tujuh kali dan satu kali dengan tanah terhadap bejana yang dijilat anjing bukan semata perbuatan ”duniawi”, tetapi sebagai sebuah ubudiyah yang sudah diatur caranya oleh Islam, seperti berwudhu dan lain-lain. 


Jadi, kalau Soekarno mengatakan tak perlu cuci dengan tanah, cukup dengan sabun, karena zaman Nabi tidak ada sabun, maka kata Natsir, nanti akan ada yang berpendapat, kalau kita terpaksa bertayammum tak perlu dengan tanah lagi. 


”Dulu orang belum bisa pakai bedak wangi yang lebih higienis dari tanah, sekarang sudah ada bedak wangi. Dus, kalau mau shalat dan terpaksa bertayammum, boleh berbedak saja,” sindir Natsir. 


Akibat dari akal merdeka itu, kata Natsir agama bukan lagi diinterpretasi, tapi sudah dilikuidasi. Natsir menyatakan, agamalah batas-batas yang telah diberikan Ilahi agar akal merdeka berfungsi dengan semestinya, menjadi lampu petunjuk jalan dan tidak menimbulkan kebakaran yang berkobar-kobar. 


Dalam agama, kara Natsir, ada hikmah-hikmah tersembunyi di balik syariat-Nya. | Arta Abu Azzam


Tasawuf Kunci Kebangkitan


Silakan Klik 

Mafaza-Store

Lengkapi Kebutuhan Anda

Share this article :

Posting Komentar

 
Copyright © 2011. Mafaza Online: Kisah Jilatan Anjing, Soekarno vs Natsir . All Rights Reserved