Selasa, 28 Juni 2022

Home » » GUNUNG LAWU Mengenang Musibah 35 Tahun yang lalu (4)

GUNUNG LAWU Mengenang Musibah 35 Tahun yang lalu (4)

Evakuasi jenazah yang dibawa oleh tim gabungan, SAR dan masyarakat sekitar.

 Petaka Regu III, Agaknya, mereka melangkah terlalu jauh dari perjalanan yang sudah dilewati. 

Oleh: Galih Pranata | Nationalgeographic.co.id

Mafaza-Online | Lain halnya dengan Regu II, Regu III memulai perjalanan sejak Selasa, 15 Desember 1987 dengan perasaan semangat dan ceria. Meski diguyur hujan dan terasa mencekam, jiwa petualang mereka malah semakin berkobar.


Saking semangatnya, tak terasa mereka melintas semakin jauh, bahkan semakin dekat dengan puncak Gunung Lawu! Agaknya, mereka melangkah terlalu jauh dari perjalanan yang sudah dilewati.


Sebelum sampai puncak, Ustaz Abdul Wahab selaku pengawas yang turut dalam rombongan, meminta untuk memutar balik arah dan kembali turun ke perkemahan. Mereka tampak mulai kehilangan arah karena kabut yang semakin tebal menutupi jarak pandang.


Mereka kepalang sore untuk turun, bahkan sejak melihat puncak Lawu, jam sudah menunjukkan pukul 15.00 WIB, bukankah itu waktu yang ditentukan untuk sampai kembali di perkemahan?


Regu III yang berisikan 24 anggota, secara perlahan menuruni bukit dan lereng yang cukup curam untuk dapat menemukan kembali arah yang benar menuju perkemahan. Memasuki jam 17.00 WIB, hujan disertai badai turun begitu derasnya.


Cahaya lampu senter hanya satu-satunya yang dapat diandalkan untuk bisa menemukan arah yang tepat untuk kembali. Tidak ada yang membawa jaket karena tak ada yang mengira akan sedingin ini. Sambil terus menggigil, mereka terus berjalan dengan harapan bisa kembali ke perkemahan sebelum malam.


Hujan mulai mengguyur begitu derasnya, malam juga telah menampakkan kegelapannya. Jam di tangan menunjukkan pukul 19.00, membuat Ustaz Abdul Wahab mengajak anak-anaknya berisitirahat.


Di bawah pohon yang besar, sekalipun tak bisa meneduhkan mereka dari hujan, dengan pakaian seadanya, mereka meringkuk kedinginan, menekuk lututnya dengan tangan. Mereka mulai sakit dan lemah kondisi tubuhnya. Beruntung mereka dapat bertahan hingga pagi.


Karena banyak diantara mereka yang mulai jatuh sakit, beberapa anak diminta oleh Ustaz Abdul Wahab untuk mencari jalan untuk kembali ke perkemahan sekaligus meminta bantuan. Sekitar 13 anak turun mencari pertolongan dengan berpencar, sedangkan yang lainnya berkumpul dalam sakit dan kepayahan, ditemani Khumaidi (pembimbing) dan Ustaz Abdul Wahab.


Akhirnya, Rabu, 16 Desember 1987 pukul 11.30 WIB, beberapa santri yang diutus ustaznya itu berhasil sampai ke perkemahan, beberapa lagi juga tersasar hingga ke pemukiman warga. Dari sana, mereka melaporkan kondisi kelompoknya yang memprihatinkan akibat sakit dan beberapa sempat pingsan.


Selanjutnya bagian 5 Penyelamatan


Lainnya: 

Memetik Hikmah dari Pendakian


Silakan Klik 

Mafaza-Store

Lengkapi Kebutuhan Anda


Share this article :

Posting Komentar