Selasa, 28 Juni 2022

Home » » GUNUNG LAWU Mengenang Musibah 35 Tahun yang lalu (6 Selesai)

GUNUNG LAWU Mengenang Musibah 35 Tahun yang lalu (6 Selesai)

Prosesi penurunan para jenazah ke liang lahat di kompleks pemakaman Bulu Tunggul, Ngruki, Sukoharjo.

 SAKSI HIDUP 
Penemuan Khumaidi dan Ustaz Abdul Wahab

Oleh: Galih Pranata | Nationalgeographic.co.id

Mafaza-Online | Khumaidi nampaknya masih bersemangat untuk menemukan jalan, meskipun sudah hari keempat tersesat dengan sedikit harapan. Sampai hari Sabtu, 19 Desember 1987, Khumaidi dan Ustadz Abdul Wahab bertekad mencari bantuan untuk menyelamatkan para santrinya. Namun nahas, mereka sendiri juga ikut tersesat.


Mereka hanya bisa meneruskan perjalanan dengan merangkak. Sampai hari Ahad, 20 Desember 1987, mereka berdua tak berjalan begitu jauh karena kondisi tubuh yang lemah dan kelaparan hebat. 


Ahad sore itu, hujan turun dengan lebatnya sehingga Ustaz Abdul Wahab dan Khumaidi memutuskan untuk mencari pohon dan berteduh. Di sekitarnya, mereka menemukan sungai yang bisa mereka minum dan makan tumbuhan di sekelilingnya. Setelahnya mereka berteduh di bawah pohon yang cukup besar.


Berniat hendak menemukan tempat yang aman dan nyaman untuk istirahat, Ustaz Abdul Wahab malah jatuh sedalam 5 meter dari pinggir pohon. Khumaidi hanya bisa mendengar suaranya mengucap: "Ya Allah ...! Ya Allah ...!" tanpa mampu bergerak untuk menyelamatkannya. 


Bagaimana mungkin, mereka saja berjalan dengan merangkak, itu pun diselingi dengan banyaknya tidur karena sudah tak punya tenaga.


Khumaidi hanya terpejam, berharap Ustaz Abdul Wahab baik-baik saja. Ia pun sudah berpasrah, tidak ada harapan seseorang akan mampu menyelamatkannya. Hingga pagi kembali menjelang pada Senin, 21 Desember 1987, Khumaidi berusaha untuk mengintip kondisi Ustaz Abdul Wahab yang terperosok ke bawah.


Terkejutnya melihat Ustaz Abdul Wahab sudah tak bergerak, sepertinya ia telah meninggal dunia. Hanya rasa haus yang menggelayuti dirinya, tetapi ia sudah tak mampu untuk kembali bergerak menuju sungai. Di tempat itulah, ia akhirnya melihat para pencari jamur menghampirinya.


"kowe karo sopo? (kamu dengan siapa?)," tanya pencari jamur. Khumaidi menjawab dengan terbata: "kula kalih konco kula, pak ..., nika konco kula pun pe...jah (saya dengan teman saya, pak ... itu teman saya sudah ma...ti)."

Dengan bekal seadanya, para pencari jamur itu memberikan perbekalannya kepada Khumaidi sebagai bentuk pertolongan pertama padanya. Sedang Mbok Sardi menemani sambil menyuapi Khumaidi, Pak Sardi dan Pak Parni mencari bala bantuan.


Belum begitu lama, mereka akhirnya bertemu dengan wartawan dan tim SAR yang telah lama mencari Khumaidi dan Ustaz Abdul Wahab, rombongan yang masih bersisa. Segeralah dituntun para tim penyelamat ke lokasi ditemukannya Khumaidi.


Dari jarak ditemukannya 15 jenazah lainnya, mereka hanya mampu berjalan sejauh 2 km dalam waktu 6 hari. Faktor cuaca yang dingin menggigit dan kelaparan, membuat fisik mereka lemah dan bahkan hanya mampu merangkak dengan banyak tertidur kelelahan.


Senin, 21 Desember 1987 pukul 10.00 WIB, kedua korban diangkut dengan tandu melalui jalan raya Cemoro Sewu. Jenazah Ustaz Abdul Wahab langsung divisum di RS DKT Madiun dan disemayamkan di kediamannya di Madiun. 


Selebihnya, keajaiban Khumaidi yang mampu bertahan tanpa makan selama 6 hari, menjadikannya salah satu saksi hidup yang menceritakan sebagian kisah bersejarah ini.


Sebelumnya bagian 1 Tragedi Lawu 1987


Lainnya: 

CERITA LAIN Ekspedisi Gunung Lawu


Silakan Klik 

Mafaza-Store

Lengkapi Kebutuhan Anda

Share this article :

Posting Komentar