Rabu, 30 September 2020

Home » » Kekalahan Tyson Paling Mengejutkan dalam Sejarah Tinju

Kekalahan Tyson Paling Mengejutkan dalam Sejarah Tinju

Pertarungan antara Mike Tyson dan James Douglas dikatakan sebagai salah satu laga dengan hasil paling mengejutkan dalam sejarah tinju. (Getty Images/Frank Micelotta)

Si Leher Beton itu mengabaikan latihan dan gila pesta, sedangkan lawannya memiliki motivasi yang kuat  

Mafaza-Online | Di usia 23 tahun, seorang Mike Tyson telah menjadi raksasa baru di dunia tinju. Dengan rekor 37 kali menang tanpa sekali pun kalah, Tyson juga digadang-gadang sebagai calon petinju kelas berat terbaik sepanjang sejarah, bahkan mengalahkan Muhammad Ali.

Satu pertarungan kemudian mengubah jalan hidup Tyson dan membuatnya terlihat seperti manusia biasa yang juga bisa mencicipi kekalahan. Tepatnya melalui Knock Out di ronde ke-10 di tangan James Douglas. Laga tersebut kemudian dikenal sebagai pertarungan paling mengejutkan dalam sejarah tinju.

Lawan Tyson kala itu hanya petinju semenjana. Douglas menghadapi Tyson dengan rekor  29-4-1 dengan 19 KO. Etos kerja Douglas juga sempat dipertanyakan karena ia pernah undur diri dari laga melawan Tony Tucker pada 1987.

Saking tidak imbangnya, hanya ada satu kasino di Las Vegas yang mau menerima taruhan untuk laga tersebut.

Bagi promotor Tyson saat itu, Don King, pertarungan melawan Douglas juga sebenarnya hanya dianggap sebagai cara mudah untuk mengumpulkan pundi-pundi uang sebesar US$ 6 juta. Petinju berusia 29 tahun yang sering dipanggil dengan julukan Buster itu dianggap bukan siapa-siapa dan tidak membahayakan karier si Leher Beton.

Apalagi Tyson juga sudah memiliki kesepakatan untuk bertarung dengan Evander Holyfield pada musim panas selanjutnya di Atlantic City di New Jersey  pertarungan yang menjadi fokus Tyson sebenarnya.

"Pada 8 Januari 1990, saya naik ke pesawat yang menuju ke Tokyo dengan mengeluh. Saya tidak ingin bertarung; yang saya inginkan hanya berpesta dan berhubungan dengan wanita," demikian ujar Tyson ketika mengingat pertarungan itu.

"Saya bahkan tidak menganggap Buster Douglas sebagai tantangan," kata Tyson. "Saya tidak perlu repot-repot menyaksikan pertarungannya melalui video. Saya telah dengan mudah mengalahkan semua orang yang pernah meng-KO-nya."





Silakan Klik 👇



Motivasi Douglas

Tyson menepati kata-katanya untuk tidak berlatih dengan serius. Yang ia lakukan selama sebulan lebih berada di Jepang hanyalah meniduri para pelayan hotel dan juga berkencan.

Hal itulah yang dianggap Tyson sebagai cara tepat untuk berlatih melawan Douglas yang ia pandang sebelah mata.

Tapi Tyson salah menduga. Douglas yang menghadapi Tyson kala itu memiliki motivasi baru. Satu bulan sebelum pertarungan yang diadakan pada 10 Februari 1990 itu, Douglas kehilangan ibunya karena sakit. Lalu, ibu dari anak Douglas yang saat itu berusia 11 tahun juga menderita sakit parah.


"Ibu dari lelaki itu meninggal dunia, dan ia mengubah hal itu menjadi fokus, dedikasi, dan komitmen," kata King. "Anda harus menyiapkan diri untuk sukses. Buster Douglas bersiap untuk sukses, sementara Tyson gagal."

Dan benar saja. Douglas tampil sebagai petinju yang lebih segar dengan pukulan yang lebih keras dan lebih akurat.

Di akhir ronde ke lima, mata kiri Tyson telah lebam dan bengkak. Ketika ia kembali ke pojokannya di akhir ronde, Tyson harus menerima kenyataan bahwa timnya tidak membawa kantong es atau obat-obatan untuk mengurangi lebam. Akhirnya mereka menggunakan sarung tangan karet yang diisi dengan air es untuk mengobati Tyson -- tentu saja tidak berhasil.

Dengan kondisi seperti itu, Tyson sebenarnya sempat menganvaskan Douglas di ronde ke delapan dengan uppercut kanannya. Tapi kesalahapahaman antara wasit yang berasal dari Meksiko dan penjaga waktu yang berasal dari Jepang, membuat Douglas mendapatkan beberapa detik tambahan sebelum dinyatakan KO.

Douglas pun kemudian bangkit dan tampil menggila di ronde setelahnya.

Pada dua ronde berikutnya, Tyson dan Douglas terlibat 'jual beli' pukulan dengan tak ada petinju yang berepot-repot memikirkan cara bertahan.

Douglas lalu meningkatkan serangannya. Bahkan ia dua kali memaksa Tyson untuk bersandar pada ring. Dengan kaki dan kesadaran yang nyaris goyah, tanpa ring tersebut Tyson mungkin sudah jatuh terlebih dahulu.

Lalu peristiwa itu terjadi di ronde ke-10.

Douglas 'menggoda' Tyson dengan jab-jab tangan kirinya. Douglas lalu mundur satu langkah dan kembali memberikan jab ringan dengan tangan kirinya.

Douglas lalu dengan cepat mengirimkan uppercut kanan keras yang menghantam rahang Tyson dan membuat kaki Tyson goyah. Serangan beruntun Douglas yang diakhiri dengan satu jab tangan kiri lalu membuat Tyson tersungkur.

Tak ada keberuntungan untuk Tyson seperti yang terjadi pada Douglas di ronde ke delapan. Wasit tak memberikannya beberapa detik tambahan untuk bangkit dan lalu menyatakan Tyson kalah KO.

Gelar juara dunia WBA, WBC, dan IBF yang dipegang Tyson pun kemudian melayang ke tangan Douglas.

»̶·̵̭̌·̵̭̌☀̤̈Mafaza-Store ̤̈̇·̵̭̌·̵̭̌«̶

Setelah pertandingan tersebut, Douglas menolak untuk mengadakan tanding ulang. Ia malah memilih melawan Evander Holyfield dalam pertarungan pertama untuk mempertahankan gelar juara dunia.

Douglas hanya bertahan tiga ronde melawan Holyfield, meski ia mampu mengumpulkan bayaran terbesar sepanjang kariernya, yaitu sebesar 24 juta euro.

Nasib Tyson lah yang mengalami perubahan paling besar. Semula dianggap penerus Muhammad Ali, pasca Douglas, Tyson hanya sempat menjalani empat pertarungan tambahan sebelum masuk penjara karena memerkosa Desiree Washington, seorang ratu kecantikan.

Tampaknya pukulan Douglas memang telah menjatuhkan Tyson dari puncak dunia.

CNN Indonesia

Silakan Klik:

Nahel Books Store

Khazanah Islami


Share this article :

Posting Komentar