Rabu, 30 September 2020

Home » » Cus D'Amato Bukan Sekadar Pelatih Tinju Bagi Mike Tyson

Cus D'Amato Bukan Sekadar Pelatih Tinju Bagi Mike Tyson

Constantino D'Amato adalah salah satu orang paling berjasa dalam hidup Mike Tyson | (Getty Images/Frank Micelotta)

Tanpa Constantino D'Amato, Mike Tyson mungkin tak akan menjadi salah satu petinju kelas berat yang fenomenal di dunia. Setelah kematian D'Amato, karier tinju Tyson memang semakin brilian. Namun, di sisi lain kehidupan pribadinya tak ada yang membimbing sehingga keluar jalur. 

Mafaza-Online | Tanpa pria yang kemudian dikenal dengan nama populer Cus D'Amato itu, Tyson mungkin tak akan menjadi juara tinju kelas berat WBC dalam usia muda, 20 tahun dan empat bulan. Tanpa Cus D'Amato, Tyson mungkin tak akan menjadi juara tinju kelas berat termuda yang pernah ada.

Ya, tanpa pria keturunan Italia yang lahir di Bronx, New York pada 1908 itu, Tyson bisa saja berakhir sebagai seorang bodyguard di klab malam.

Wajar saja, sejarah kehidupan remaja Tyson dipenuhi kenakalan remaja khas Bronx yang dikenal sebagai salah satu wilayah gangster di New York.

Semua itu terjadi setelah ibunda Tyson meninggal. D'Amato yang membuka sasana di dekat sekolah Tyson menemukan bakat liar dari pria yang lahir pada 1966 tersebut.

D'Amato lantas melatih dan kelak mengadopsi Tyson sebagai anak angkat. Tyson dibawa D'Amato  pada 1980 untuk berlatih di sasana tinju yang ia bangun di Catskill, New York pasca Jose Torres menggantung sarung tinju.

Tahun berikutnya, D'Amato pun mengadopsi Tyson. Itulah yang membuat hubungan Tyson dan D'Amato bukan sekedar hubungan seorang pelatih dan petinjunya.

Pada 4 November 1985 D'Amato meninggal akibat Pneumonia. Ironinya, setelah sang pelatih yang juga orang tua angkatnya meninggal, Tyson malah menjadi juara dunia kelas berat termuda. Ia berhasil mematahkan rekor yang semula dipegang Floyd Patterson.




Silakan Klik:

Nahel Books Store

Khazanah Islami





Belakangan, pada 13 Juni 2011 silam, seperti dikutip NY Daily News, petinju yang dikenal dengan julukan Si Leher Beton itu mengungkapkan kehidupan pribadinya mungkin akan sejalan dengan prestasi andai Cus D'Amato memiliki usia lebih lama.

"Ketika saya (pertama kali) bertemu Cus (D'Amato), kami berbicara sedikit tentang uang. Tetapi, dia ingin (saya) untuk menjadi seorang petinju hebat," kata Tyson dengan nada suara tercekat menahan haru saat didaulat menjadi bagian dari International Boxing Hall of Fame pada Juni 2011 silam. 

"Saya tidak dapat meneruskan (pidato) ini... Terima kasih."

Sekitar lima ribu orang yang menghadiri acara itu pun menyambut Tyson yang turun dari podium dengan aplaus.

Sepanjang kariernya, pria ini berhasil menjadi juara dunia termuda setelah menganvaskan Trevor Berbick pada ronde kedua perebutan sabuk juara kelas berat WBC, 22 November 1986.

Untuk diketahui, Tyson memenangkan 19 pertarungan awal dalam kariernya dengan menganvaskan lawannya di atas ring. Lawan pertamanya dalam pertandingan profesional adalah Hector Mercedes yang ia taklukkan pada ronde pertama, 6 Maret 1985.

Tyson dikenal dengan pukulan yang cepat, berat dan bertenaga, serta gaya pertahanan ala gerakan 'cilukba'.

Saat memberi pidato dalam International Hall of Fame, Tyson tampak terharu hingga tak bisa berkata-kata itu tak lain ia berhasil mewujudkan mimpi D'Amato untuk menjadi petinju hebat.

Setelah kematian D'Amato, karier tinju Tyson memang semakin brilian. Namun, di sisi lain kehidupan pribadinya tak ada yang membimbing sehingga keluar jalur. Ia terlibat pemerkosaan pada 1992 yang membuatnya masuk penjara selama tiga tahun.

Pernikahannya dua kali gagal, dan di ujung kariernya Tyson harus kehilangan uang hingga US$300 juta. 

CNN Indonesia

Silakan Klik

Mafaza-Store

Lengkapi Kebutuhan Anda


Share this article :

Posting Komentar