Senin, 14 Agustus 2017

Home » » Abu Janda Al Boliwudi jadi Instruktur PKD GP Ansor Surabaya

Abu Janda Al Boliwudi jadi Instruktur PKD GP Ansor Surabaya

  
Pegiat media sosial, Abu Janda Al Boliwudi menjadi istruktur dalam Pelatihan Kepemimpinan Dasar (PKD) GP Ansor Kota Surabaya | FOTO: Diri Rosadi - BANGSAONLINE
Mafaza
-Online |
Permadi atau lebih dikenal sebagai Abu Janda al-Boliwudi dikenal karena sindiran serta kritikannya di media sosial. Terkadang hal itu menjadi kontroversi di media sosial dan berlanjut di dunia nyata menjadi obrolan dan diskusi serius. Namun tak sedikit yang menyukai kritik dan sindiran tersebut karena dinilai mewakili kondisi sosial yang ada.

Terbukti, Abu Janda memiliki follower atau pengikut yang sangat banyak. Namanya sudah menasional, disejajarkan dengan Jonru yang tak jarang menjadi seterunya di media sosial.

Sosok Abu Janda, kemarin terlihat di aula Kecamatan Bubutan, Kota Surabaya. Usut punya usut, ternyata ia menjadi instruktur dalam Pelatihan Kepemimpinan Dasar (PKD) Gerakan Pemuda Ansor Surabaya. Ustad Abu Janda mengisi materi Kontra Propaganda Media Sosial di hadapan seratus peserta PKD GP Ansor Surabaya.

“Ini pertama kalinya saya menjadi instruktur di lingkungan GP Ansor dan Banser. Biasanya saya lebih sering menjadi instruktur di kalangan umum, seperti yang belum lama diadakan oleh Kementerian Sosial di kawasan Kalibata, Jakarta Selatan. Saya kira kader-kader Ansor harus memiliki pengetahuan di bidang media sosial atau medsos karena musuh-musuh NU dan Ansor hari ini hanya berani menyerang lewat medsos tidak secara fisik,” urai anggota Banser ini, Ahad (13/8).

Abu Janda mengungkapkan, pengguna media sosial terbanyak salah satunya ada di Indonesia. Bahkan, pengguna Instagram terbesar adalah Indonesia. Karena itu, kader Ansor harus melek teknologi, paling tidak melek media sosial. Kalau tidak, NU dan Ansor akan babak belur menjadi bulan-bulanan serangan fitnah dan hoax dari pihak-pihak yang ingin melemahkan NU dan mengganti NKRI.

Dirinya mengingatkan, dengan melemahkan NU sama dengan melemahkan NKRI. Karena NU selalu menjadi benteng dari ancaman pihak-pihak musuh. Komitmen NU bersama Ansor dalam menjaga ideologi Pancasila dan mempertahankan NKRI sudah teruji dan terbukti, mulai tahun 1965 hingga hari ini.

“Medan tempur hari ini ada di media sosial, karena itu kader NU, Ansor dan Banser harus menguasai media sosial. Dengan begitu, bisa memilah mana berita hoax atau fakta, kemudian meluruskan berita hoax tersebut, sehingga tidak berkembang menjadi fitnah yang seringkali ditujukan kepada NU,” beber Abu Janda.

Sementara itu, Wakil Ketua Bidang Kaderisasi GP Ansor Kota Surabaya, Supii mengatakan, pelaksanaan PKD pertama masa khidmat 2017-2021 di bawah kepemimpinan HM. Faridz Afif ini dikemas dengan tema Revitalisasi Gerakan Menuju Optimalisasi Kader Militan.

"Artinya ada target gerakan yang perlu dioptimalkan kembali oleh Ansor Surabaya sebagai gerakan kaderisasi. Kami selaku tim kaderisasi kepada peserta, agar pasca PKD mampu menerapkan nilai-nilai Aswaja baik secara pribadi maupun di masyarakat. Serta alumni PKD mampu mengetahui jati dirinya sebagai bagian dari gerakan penerus para salafus sholeh," terangnya.

Adapun PKD kali ini dibagi menjadi empat zona. Zona I meliputi Kecamatan Bubutan, Bulak, Kenjeran, Tambak Sari, Semampir, Simokerto, Pabean Cantikan, Krembangan, Tegalsari, Gubeng dan Genteng.
“Medan tempur hari ini ada di media sosial"
Sedangkan untuk Zona II meliputi, Kecamatan Wonokromo, Karangpilang, Jambangan, Sambikerep, Lakasantri, Wiyung, Dukuh Pakis, dan Gayungan.

Untuk Zona III meliputi, Kecamatan Wonocolo, Rungkut, Tenggilis Mejoyo, Gunung Anyar, Sukolilo, dan Mulyorejo. Zona IV meliputi Kecamatan Tandes, Benowo, Pakal, Sukomanunggal, Sawahan, dan Asemrowo.

"Untuk jadwal sudah disusun. Zona II digelar pada 10 September. Zona III dilaksanakan pada 15 Oktober. Zona IV dilangsungkan pada 12 November. Untuk tema PKD yakni Merevitalisasi Gerakan Menuju Optimalisasi Kader Militan," tegas Supii.

Ketua Panitia PKD Zona I Moch Taufik mengatakan, pelatihan diikuti 100 calon kader baru. "Antusiasme para calon keder baru begitu tinggi untuk bergabung di GP Ansor Surabaya. Ini terlihat jumlah peserta yang mendaftarkan diri. Kita batasi 100 peserta untuk Zona I, agar pelatihan berjalan kondusif. Sedangkan selebihnya kita ikutkan di zona berikutnya," pungkasnya. 




Share this article :

Posting Komentar