KHUTBAH IDUL
ADHA 1434 H Dari Ketahanan Keluarga Menuju Ketahanan
Masyarakat dan Bangsa
الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر
الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر
اَلْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ نَحْمَدُهُ
وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَتُوْبُ اِلَيْهِ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ
اَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ اَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ
يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ
شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ
عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى ءَالِهِ وَاَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ اِلَى
يَوْمِ الدِّيْنِ. اَمَّا بَعْدُ: فَيَاعِبَادَ اللهِ : اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي
بِتَقْوَ اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِى
الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ: يَااَيُّهَا الَّذِيْنَ اَمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ
تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
Allahu Akbar 3X
Walillahilhamdu.
Ma’asyiral Muslimin
Rahimakumullah.
Kembali kita panjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT
yang telah begitu banyak memberikan kenikmatan kepada kita sehingga kita tidak
mampu menghitungnya, karena itu keharusan kita adalah memanfaatkan segala
kenikmatan dari Allah SWT untuk mengabdi kepada-Nya sebagai manifestasi dari
rasa syukur itu, salah satunya adalah ibadah berkorban pada hari raya Idul Adha
dan hari tasyrik. Allah SWT berfirman:
إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ.
فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ
Sesungguhnya Kami telah memberikan
kepadamu nikmat yang banyak. Maka dirikanlah salat karena Tuhanmu dan
berkorbanlah (QS Al Kautsar [108]:1-2).
Shalawat dan salam kita sampaikan kepada Nabi besar kita
Muhammad saw, kepada keluarga, sahabat-sahabat dan para penerus risalahnya yang
terus berjuang untuk tegaknya nilai-nilai Islam di muka bumi ini hingga hari
kiamat nanti.
Takbir, tahlil dan tahmid kembali menggema di seluruh
muka bumi ini sekaligus menyertai saudara-saudara kita yang datang menunaikan
panggilan agung ke tanah suci guna menunaikan ibadah haji, rukun Islam yang
kelima. Bersamaan dengan ibadah mereka di sana,
di sini kitapun melaksanakan ibadah yang terkait dengan ibadah mereka,
di sini kita melaksanakan ibadah yang terkait dengan ibadah haji yaitu puasa
hari Arafah, pemotongan hewan qurban setelah shalat idul Adha ini dan
menggemakan takbir, tahlil dan tahmid selama hari tasyrik. Apa yang dilakukan
itu maksudnya sama yaitu mendekatkan diri kepada Allah swt.
Salah satu
yang amat kita butuhkan dalam hidup ini adalah mendapatkan figur-figur teladan
yang bisa memberi warna positif dslam kehidupan kita. Karena itu, Allah SWT
menjadikan Nabi Ibrahim as dan keluarganya sebagai figur teladan sepanjang
masa, bahkan tidak hanya kita yang harus meneladaninya, tapi Nabi Muhammad saw
juga harus meneladaninya, Allah SWT berfirman:
قَدْ
كَانَتْ لَكُمْ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ فِي إِبْرَاهِيمَ وَالَّذِينَ مَعَهُ
Sesungguhnya
telah ada suri teladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang
bersama dengan dia (QS Al Mumtahanah [60]:4).
Satu dari sekian banyak keteladanan dari Nabi Ibrahim as dan keluarganya
adalah memiliki dan menunjukkan ketahanan keluarga yang luar biasa. Yang
dimaksud dengan ketahanan keluarga adalah keluarga bisa berjalan dengan baik
dan keberadaannya dibuktikan dengan manfaat yang bisa dirasakan oleh banyak
orang.
Oleh karena itu, terwujudnya ketahanan keluarga menjadi sesuatu yang
amat penting agar perjalanan keluarga bisa berlangsung sebagaimana yang
diharapkan, baik harapan orang yang berusaha membangun kehidupan keluarga,
keluarga besarnya maupun masyarakat sekitarnya. Dalam kaitan ini, paling tidak
ada lima aspek ketahanan keluarga yang harus dimiliki oleh setiap keluarga. Pertama,
memiliki kemandirian nilai. Keluarga muslim berarti memiliki nilai-nilai Islam
yang menjadi landasan berkeluarga dan arah kehidupannya. Suatu keluarga disebut
memiliki ketahanan yang kuat manakala berpegang teguh kepada nilai-nilai Islam
dalam menjalani kehidupan meskipun berhadapan dengan kendala yang berat dan
lingkungan yang tidak Islami. Memiliki kemandirian nilai tidak hanya dia
melaksanakan ajaran Islam, tapi berusaha meluruskan yang tidak Islami. Bagi
Nabi Ibrahim as siapapun harus diluruskan, termasuk orang tuanya sendiri yang
keliru sebagamana firman Allah SWT:
وَ إِذْ قالَ إِبْراهِيمُ لِأَبِيهِ آزَرَ أَ تَتَّخِذُ أَصْناماً
آلِهَةً إِنِّي أَراكَ وَ قَوْمَكَ فِي ضَلالٍ مُبِينٍ
Dan (ingatlah) di waktu Ibrahim berkata kepada bapaknya, Aazar, "Pantaskah kamu menjadikan berhala-berhala
sebagai tuhan-tuhan? Sesungguhnya aku melihat kamu dan kaummu dalam kesesatan
yang nyata. (QS An'am [6]:74).
Dalam kehidupan sekarang yang pengaruh era globalisasi sedemikian besar,
memiliki kemandirian nilai menjadi perkara yang amat penting, karena sesama
anggota keluarga memang tidak bisa saling mengawasi setiap saat, bahkan tingkat
kesibukan yang tinggi membuat anggota keluarga sulit berkomunikasi meskipun
alat-alat komunikasi sudah semakin canggih.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar
Jamaah Sekalian Yang Dimuliakan Allah swt.
Kedua yang harus dimiliki keluarga agar memiliki ketahanan yang baik adalah
kemandirian ekonomi. Setiap manusia membutuhkan makan, minum, berpakaian,
bertempat tinggal, berkendaraan dan sebagainya hingga pengembangan diri. Untuk
memenuhi semua itu, dibutuhkan pendanaan dalam jumlah yang cukup yang
didapatkan dengan cara yang halal. Karena itu, setiap keluarga, khususnya bapak
atau suami harus mampu mengembangkan keluarganya untuk memiliki kemandirian
dibidang ekonomi. Dalam ibadah haji, selain ada tawaf yang melambangkan
kedekatan kepada Allah swt, ada lagi yang namanya sai yang secara harfiyah
berarti usaha, yakni usaha untuk memenuhi segala yang diubutuhkan dan harus
dicapai. Siti hajar berusaha mencari apa yang bisa dikonsumsi dengan berjalan
dan berlari dari bukti Shafa ke Marwa. Karenanya berusaha secara halal sangat
mulia dan mengemis sangat hina, apalagi mencuri dan korupsi, Rasulullah saw
bersabda:
لَأَنْ يَحْمِلَ الرَّجُلُ
حَبْلاً فَيَحْتَطِبَ بِهِ, ثُمَّ يَجِيءَ فَيَضَعَهُ فِى السُّوْقِ, فَيَبِيْعَهُ
ثُمَّ يَسْتَغْنِىَ بِهِ, فَيُنْفِقُهُ عَلَى نَفْسِهِ خَيْرٌلَهُ مِنْ اَنْ
يَسْأَلَ النَّاسَ, اَعْطَوْهُ اَوْمَنَعُوْهُ.
Seseorang yang membawa tambang lalu pergi
mencari dan mengumpulkan kayu bakar lantas dibawanya ke pasar untuk dijual dan
uangnya digunakan untuk mencukupi kebutuhan dan nafkah dirinya, maka itu lebih
baik dari seseorang yang meminta-minta kepada orang-orang yang terkadang diberi
dan kadang ditolak (HR. Bukhari dan Muslim).
Allahu Akbar 3X
Walillahilhamdu.
Hadirin Yang Dirahmati Allah SWT.
Ketiga faktor yang harus dimiliki menuju ketahanan keluarga adalah tahan
menghadapi goncangan keluarga. Kehidupan keluarga tidak lepas dari
berbagai goncangan yang bisa membahayakan keluarga, ada konflik suami-isteri,
ketidakharmonisan antara menantu dengan mertua bahkan dengan orang tuanya
sendiri, hubungan orang tua dengan anak atau sebaliknya yang tidak
menyenangkan, campur tangan keluarga besar dalam menghadapi persoalan keluarga
sampai pengaruh tetangga atau masyarakat sekitar yang tidak selalu baik dalam
perjalanan keluarga.
Kunci utama untuk memperkokoh ketahanan keluarga dalam situasi seperti
ini adalah konsolidasi suami isteri dan orang tua dengan anak. Ketika ada
hal-hal yang kurang menyenangkan dari isteri atau sebaliknya isteri terhadap
suami, maka seseorang harus berpikir dan belajar untuk tetap berinteraksi
secara baik, begitu pula antara orang tua dengan anak dan anak dengan orang
tua, disinilah pentingnya untuk memperlakukan keluarga dengan baik sebagaimana
Rasulullah saw bersabda:
خَيْرُكُمْ خَيْرُكُمْ ِلأَ هْلِهِ وَأَنَا خَيْرُكُمْ ِلأَهْلِى
Sebaik-baik
kamu adalah yang yang paling baik kepada keluarganya dan aku adalah orang yang
paling baik terhadap keluargaku (HR. Ibnu Asakir).
Dalam kaitan dengan keluarga Nabi Ibrahim as, salah satu yang amat
penting untuk kita ambil sebagai pelajaran adalah terbangunnya suasana yang
dialogis sehingga meskipun Nabi Ibrahim as sudah meyakini adanya perintah
menyembelih anaknya Ismail dan ini tinggal melaksanakan, tapi ternyata Nabi
Ibrahim berdialog dengan Ismail, bahkan meminta pendapat. Sementara Ismail
dengan akhlaknya yang mulia mengemukakan pendapat yang mengagumkan sebagaimana
diceritakan di dalam Al Qur’an:
فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَى فِي
الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرَى قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ
مَا تُؤْمَرُ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ
Maka tatkala anak itu sampai (pada umur
sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku
sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah
apa pendapatmu!" Ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan
kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang
sabar".( QS Ash
Shaffat [37]:100-102)
Allahu Akbar 3X
Walillahilhamdu.
Jamaah Shalat Id Yang
Dirahmati Allah swt.
Faktor Keempat yang harus dimiliki agar keluarga memiliki
ketahanan adalah keuletan dan ketangguhan dalam memainkan peran sosial. Keshalihan
seorang muslim tidak hanya bersifat pribadi dalam arti ia menjadi baik hanya
untuk kepentingan diri dan keluarganya, tapi keshalehannya juga harus
ditunjukkan dalam bentuk keshalihan sosial. Hal ini karena di dalam Islam ada
dua hubungan yang harus dijalin, yakni hubungan vertikal kepada Allah SWT yang
biasa disebut dengan hablum minallah dan hubungan horizontal kepada
sesama manusia dan sekitarnya yang disebut dengan hablum minannas.
Kehidupan masyarakat kita,
baik dalam skala kecil maupun besar menghadapi begitu banyak persoalan yang
menuntut pemecahan dan jalan keluar. Karena itu, keluarga seharusnya bisa
memainkan peran sosial di masyarakat sehingga keberadaannya bisa dirasakan
manfaatnya oleh masyarakat banyak dan ini akan membuatnya menjadi keluarga
terbaik, Rasulullah saw bersabda:
خَيْرُالنَّاسِ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ
Sebaik-baik orang adalah yang
paling bermanfaat bagi orang lain (HR.
Qudha’i dari Jabir ra).
Dengan peran sosial yang besar itulah, maka kita akan mencari bahan
pembicaraan yang baik setelah wafat, karena itu, Nabi Ibrahim as berharap
demikian, beliau memang berdoa:
رَبِّ هَبْ لى حُكْماً وَأَلْحِقْنى بِالصَّالِحينَ.
وَاجْعَلْ لى لِسانَ صِدْقٍ فى الآخِرينَ. وَاجْعَلْنى مِنْ وَرَثَةِ جَنَّةِ
النَّعيمِ. وَاغْفِرْ لأَبى إِنَّهُ كانَ مِنَ
الضَّالّينَ * وَلا تُخْزِنى يَومَ يُبْعَثُونَ
Ya Tuhanku, berikanlah kepadaku hikmah dan masukkanlah aku
ke dalam golongan orang-orang yang saleh, dan jadikanlah aku buah tutur yang
baik bagi orang-orang (yang datang) kemudian, dan jadikanlah aku termasuk
orang-orang yang memusakai surga yang penuh kenikmatan (QS. Asy-Syu’ara’ [26]:
83–85)
Yang terakhir atau yang
kelima diantara faktor ketahanan keluarga adalah mampu menyelesaikan
problema yang dihadapi. Menjalani kehidupan keluarga seringkali berhadapan
dengan berbagai problema, jangankan kehidupan keluarga, kehidupan pribadi saja
tidak pernah sepi dari persoalan. Kadangkala satu persoalan belum bisa
dipecahkan namun sudah muncul lagi persoalan berikut yang bisa jadi lebih
berat. Dalam situasi menghadapi problema hidup, sangat penting bagi insan
keluarga untuk terus mengokohkan ketaqwaan kepada Allah SWT sebab dalam kamus
kehidupan orang bertaqwa tidak ada istilah jalan buntu dalam arti persoalan
tidak bisa dipecahkan, Allah SWT berfirman:
Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya dia akan mengadakan baginya
jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya (QS
At Thalaq [65]:2-3).
Kemampuan menyelesaikan problema yang dihadapi menjadi amat penting
dalam hidup ini, disamping kehidupan
memang berhadapan dengan begitu banyak persoalan, kehidupan kita tidak ditekan
oleh berbagai persoalan tapi kita yang mengendalikan persoalan itu sehingga
kehidupan dapat berjalan sebagaimana seharusnya.
Kehidupan masyarakat kita sekarang dengan tantangan yang sedemikian
berat menuntut kehadiran keluarga yang memiliki ketahanan yang baik sehingga
diharapkan akan lahir masyarakat dengan ketahanan pribadi yang baik karena
keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat dan bangsa.
Demikian pesan-pesan singkat Hari Raya Idul Qurban kali ini semoga
bermanfaat bagi kiita bersama, amien.
DAPATKAN BUKU KARYA
UST.
DRS. H. AHMAD YANI.
NO
|
JUDUL
|
HARGA
|
1.
|
Khutbah Jumat Sistematis
|
80.000
|
2.
|
53 Khutbah Berangka
|
97.000
|
3.
|
Materi Khutbah Jumat Setahun
|
78.000
|
4.
|
52 Khutbah Jumat
|
80.000
|
5.
|
Selalu Kuat Dihadapan Musuh Abadi, Kumpulan Khutbah Idul Fitri dan
Adha
|
30.000
|
6.
|
12 Khutbah Nikah
|
17.000
|
7.
|
160 Materi Dakwah Pilihan
|
85.000
|
8.
|
Bekal Menjadi Khatib dan Muballig
|
29.000
|
9.
|
30 Pesan-Pesan Ramadhan (Habis)
|
25.000
|
10.
|
30 Uraian Dakwah Ramadhan (Habis)
|
25.000
|
11.
|
Panduan Memakmurkan Masjid
|
25.000
|
12.
|
Panduan Mengelola Masjid (Habis)
|
60.000
|
13.
|
Mencintai Masjid
|
17.000
|
14.
|
80 Masalah Masjid
|
18.000
|
15.
|
Beginilah Seharusnya Memakmurkan Masjid, 135 Kisah Seputar Masjid
|
45.000
|
16.
|
Akhlak Pribadi Muslim
|
25.000
|
17.
|
Be Excellent, Menjadi Pribadi Terpuji
|
75.000
|
18.
|
100 Kisah Seputar Keluarga
|
40.000
|
19.
|
Kunci Ampunan Dosa
|
24.000
|
20.
|
Panduan Masuk Surga
|
40.000
|
21.
|
Siapapun Bisa Sedekah
|
22.000
|
22.
|
Manajemen Harta
|
18.000
|
23.
|
Tata Cara Shalat Berjamaah
|
15.000
|
24.
|
Panduan Ibadah Ramadhan
|
12.000
|
25.
|
Panduan Menghadapi Sakit dan Kematian
|
10.000
|
26.
|
Panduan Safar
|
10.000
|
27.
|
Bekal Menjadi Pemimpin
|
22.000
|
28.
|
Beginilah Seharusnya Menjadi Pemimpin
|
36.000
|
29.
|
Panduan Ceramah dan Khutbah
|
27.000
|
30.
|
3 Pesan Dalam 30
Ramadhan
|
35.000
|
31.
|
Adab Terhadap Masjid
dan Hari Jumat
|
10.000
|
32.
|
110 Kisah Seputar
Harta
|
40.000
|
33.
|
Jumlah
|
1.177.000
|
ANDA PESAN, KAMI ANTAR
LPPD KHAIRU UMMAH
Jl. Sumbawa No 7 Menteng
Jakarta Pusat, Telp 021.3920276.HP. 08129021953 PIN BB 275D0BB3. Email: ayani_ku@yahoo.coid
Rek BSM Palmerah:
7012350478. BMI Pusat 301.0008561
an Ahmad Yani
Silakan di Klik:
Posting Komentar