Selasa, 21 Oktober 2025

Fadli Zon, Ini Alasan Pemerintah Tulis Ulang Sejarah Indonesia

Fadli Zon, Ini Alasan Pemerintah Tulis Ulang Sejarah Indonesia
Indonesia sudah memasuki usia 80 tahun pada tahun ini, sehingga harus bisa bebas dari bias kolonial

Mafaza Online | Menteri Kebudayaan Fadli Zon mengungkapkan ada enam alasan mengapa pemerintah membuat proyek penulisan ulang sejarah Indonesia. 


Salah satu alasannya adalah untuk menghapus bias kolonialisme dalam sejarah Indonesia. 


Baca juga : PKS: Utang Proyek Kereta Cepat Harus Diselesaikan Tanpa Bebani APBN


"Yang pertama adalah menghapus bias kolonial dan menegaskan perspektif Indonesia sentris," ungkap Fadli, dalam Rapat Komisi X DPR RI, Jakarta, Senin (26/5/2025). 


Menurut Fadli, Indonesia sudah memasuki usia 80 tahun pada tahun ini, sehingga harus bisa bebas dari bias kolonial.


"Apalagi sekarang ini kita 80 tahun Indonesia merdeka, sudah saya kira waktunya kita memberikan satu pembebasan total dari bias kolonial ini dan menegaskan perspektif Indonesia sentris," ujar dia.


Alasan kedua, sejarah Indonesia akan ditulis ulang untuk menjawab tantangan terbaru. 


Ketiga, untuk membentuk identitas nasional yang kuat. 


Keempat, menegaskan otonomi sejarah Indonesia. 


"(Kelima) Kemudian relevansi untuk generasi muda dan (keenam) reinventing Indonesian identity," ujar dia.


Selain itu, menurut Fadli, buku sejarah nasional Indonesia sudah lama tidak diperbaharui. 


Sebab, terakhir kali pemerintah menulis ulang sejarah dilakukan 25 tahun lalu. 


"Lebih-lebih lagi karena kita terakhir menulis sejarah itu ya hingga 25 tahun yang lalu dan belum pernah ada lagi penulisan,” ujar dia. 


Adapun ditargetkan proyek ini rampung pada 17 Agustus 2025, bertepatan dengan 80 tahun negara Indonesia merdeka.


Dalam rapat yang sama, Fadli juga mengungkap sejumlah judul jilid yang akan dimuat dalam buku sejarah versi baru. 


Silakan Klik:


TOKO Peralatan Touring dan Conten Creator


Berikut daftarnya: 


1. Sejarah Awal Nusantara 

2. Nusantara dalam Jaringan Global: India dan China 

3. Nusantara dalam Jaringan Global: Timur Tengah 

4. Interaksi dengan Barat: Kompetisi dan Aliansi 

5. Respons Terhadap Penjajahan 

6. Pergerakan Kebangsaan 

7. Perang Kemerdekaan Indonesia 

8. Masa Bergejolak dan Ancaman Integrasi

9. Orde Baru (1967-1998) 

10. Era Reformasi (1999-2024)


Baca juga: Mengenal Fragile Masculinity yang dihubungkan dalam Kasus Tasya Farasya

Video 


Silakan Klik:

Mafaza-Store

Lengkapi Kebutuhan Anda


#fadizon #revisisejarah #sejarah



Tidak ada komentar:

Posting Komentar