Sabtu, 20 September 2025

Home » » Mengenal Fragile Masculinity yang dihubungkan dalam Kasus Tasya Farasya

Mengenal Fragile Masculinity yang dihubungkan dalam Kasus Tasya Farasya

Mengenal Fragile Masculinity yang dihubungkan dalam Kasus Tasya Farasya
Ketika Kejantanan Jadi Tuntutan Sosial yang Rapuh

Mafaza Online | Influencer dan pebisnis kecantikan Tasya Farasya secara resmi menggugat cerai suaminya, Ahmad Assegaf, di Pengadilan Agama Jakarta Selatan pada 12 September 2025. 


Saat itu juga, beredar tudingan bahwa Ahmad diduga melakukan penggelapan dana perusahaan mereka yang jumlahnya dikabarkan mencapai milyaran. 


Baca juga: Golkar Khawatirkan UU Perampasan Aset untuk Targetkan Pihak Tertentu


Di tengah konflik tersebut, istilah fragile masculinity ikut mencuat di percakapan netizen. 


Fragile Masculinity Istilah ini merujuk pada konsep bahwa beberapa laki‑laki berada di bawah tekanan norma sosial maskulinitas, sehingga mengalami kerentanan identitas gender. 


Mereka merasa dianggap kurang ‘maskulin’ bila tidak memenuhi standar tertentu. Selanjutnya dia bereaksi dengan dominasi, mengontrol, atau menutup emosi.  


Apa Itu “Fragile Masculinity”? 


Secara praktis dan akademik, fragile masculinity (maskulinitas yang rapuh). Fragile Masculinity, adalah kondisi psikologis di mana seorang laki‑laki merasa identitas maskulinnya terancam oleh standar norma masyarakat yang kaku. 


Baca juga : 

Mursyid Tarekat Idrisiyyah Kembali Hadir di Kota Sufi 3.0, Diiringi Ulama JATMAN Perkuat Tasawuf Se-Nusantara


Beberapa poin kunci


Norma maskulinitas yang kaku: harapan bahwa laki‑laki harus kuat, dominan, tidak boleh menunjukkan emosi atau kelemahan. 


Lelaki adalah pelindung, begitulah! Ancaman terhadap identitas: ketika seseorang merasa tidak sesuai dengan harapan tersebut, muncul rasa takut kehilangan status “sebagai laki‑laki”. 


Respon kompensasi: bisa lewat agresi, kontrol, meremehkan orang lain (terutama perempuan atau yang dianggap “lebih feminin”), bahkan menyangkal kritik dan introspeksi diri. 


Silakan Klik:


TOKO Peralatan Touring dan Conten Creator


Fragile Masculinity dan Kasus Tasya Farasya 


Apakah istilah ini relevan dengan situasi Tasya dan Ahmad? 


Situasi kontrol dan pengelolaan keuangan Isu dugaan penggelapan dana dan keuangan usaha bersama muncul sebagai satu pemicu konflik serius. 


kalau benar, hal ini bisa jadi bagian pola dimana pihak yang merasa “peran maskulinnya” terancam dalam aspek finansial mencari cara untuk menguasai kontrol.  


Kemandirian Perempuan dan Peran Tradisional 


Dalam budaya yang patriarkal, kemandirian wanita baik dalam bisnis, pendapatan, maupun pengambilan keputusan, sering dipandang sebagai tantangan terhadap dominasi laki‑laki. 


Saat seorang perempuan seperti Tasya memiliki peran yang kuat, isu fragile masculinity mudah timbul di publik sebagai kaca untuk melihat konflik. 


Reaksi publik dan media sosial Tuduhan, rumor chat, repost konten soal nafkah, dan pembicaraan mengenai sikap Ahmad 

(seperti dikatakan oleh Tasya soal “me‐review masa lalu”, pendendam) menjadi sorotan. 


Netizen juga menarik istilah fragile masculinity, untuk menggambarkan apa yang mereka lihat sebagai upaya mempertahankan citra maskulin. 


Bukan Istilah Baru


Fragile masculinity bukan cuma istilah akademik atau jargon media, ia muncul nyata dalam dinamika sosial kita termasuk yang melibatkan selebritas seperti Tasya Farasya. 


Konflik rumah tangga, isu keuangan, kemandirian wanita, dan ekspektasi sosial semuanya bisa menjadi faktor pemicu munculnya ketegangan identitas maskulin yang rapuh. 


Tanpa menyalahkan salah satu pihak atau mendahului keputusan pengadilan agama. Tayangan ini hanya ingin memberi  pemahaman setiap rumah punya masalah, dan kita harus bisa melihat sejak awal untuk dicari jalan keluar.  


Betapa di balik unggahan viral ada lapisan psikologi dan budaya yang perlu dikaji dan itu tidak terjadi mendadak.


Baca juga : 

IRONIS Kades Tengku Munirwan Dipenjara karena Kembangkan Benih Padi, Padahal Panen Meningkat


Video


Silakan Klik:

Mafaza-Store

Lengkapi Kebutuhan Anda



#tasyafarasya #fragilemasculinity #parenting

Share this article :

+ komentar + 1 comment

Anonim
21 September 2025 pukul 21.18

Suatu hal wajar, klo wanita yg masih muda kebutuhan biologis hrs terpenuhi

Terimakasih Anonim atas Komentarnya di Mengenal Fragile Masculinity yang dihubungkan dalam Kasus Tasya Farasya

Posting Komentar