Pakar Pendidikan Dorong Kurikulum Merdeka Dilanjutkan
Kurikulum merdeka memiliki beberapa kelebihan. Termasuk, di antaranya dapat mengeksplorasi kemampuan peserta didik |
Mafaza Online | Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti akan mengkaji ulang kurikulum merdeka dan ujian nasional.
Baca Juga : Maung MV3 Pope Mobil Buatan Pindad Jadi Kendaraan Operasional Paus Fransiskus di Indonesia
Menanggapi hal ini, pakar pendidikan mendorong agar kurikulum merdeka dilanjutkan.
"Saya lebih mendorong (kurikulum merdeka) yang sudah ada, yang baik untuk disempurnakan. Karena di kurikulum merdeka sistemnya berusaha memanusiakan anak, otoritas guru dikurangi, tetapi guru didorong untuk berkolaborasi," ujar pakar pendidikan Isa Anshori kepada detikJatim, Selasa (22/10/2024).
Isa menyebut, kurikulum merdeka memiliki beberapa kelebihan. Termasuk, di antaranya dapat mengeksplorasi kemampuan peserta didik.
"Substansi pendidikan kan sebetulnya memanusiakan manusia. Dalam konteks proses pendidikan, harus memahami apa yang menjadi kebutuhan peserta didik, bagaimana eksplorasi kemampuan yang dimiliki peserta didik," terang Isa.
Apalagi dalam kurikulum merdeka, kemampuan peserta didik tidak hanya dinilai berdasarkan bidang akademik saja.
"Pendidikan kita sebelum KTSP mengukur murni persoalan akademis sehingga anak-anak dianggap tidak sukses kalau ukuran akademiknya tidak memenuhi syarat yang ditentukan sekolah. Sekarang kemampuan sistem menjadikan anak didik berkembang sesuai potensi," ungkap Isa.
Meskipun dalam pelaksanaannya, kurikulum merdeka masih dihadapkan dengan beberapa kendala seperti konflik pada guru atau siswa, namun Isa menilai. hal ini bisa dimitigasi untuk ke depan.
"Menurut saya, kendala itu bisa ditekan. Seperti lewat Sekolah Ramah Anak, yakni guru boleh melakukan proses ketegasan dalam pendidikan dan anak tetap memiliki kemerdekaannya. Ini yang harus dijalankan ke depan," tuturnya.
Baca juga : Fenomena Guru Spiritual di Kalangan Artis
Lebih lanjut, ia juga tidak merekomendasikan apabila pemerintah hendak memberlakukan kembali kebijakan pelaksanaan ujian nasional (UN) sebagai standar penilaian. Menurutnya sistem itu sudah tidak relevan untuk dilaksanakan saat ini.
"Kalau dikembalikannya UN menurut saya itu kemunduran. Karena pendidikan tidak hanya diukur dari persoalan yang disebut pintar hanya pelajaran yang diujikan, tidak mempertimbangkan akhlak dan lainnya," tegasnya.
Dirinya pun berharap, agar kementerian yang sudah diresmikan bisa segera melaksanakan tugasnya untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas di Indonesia.
"Tugas kementerian hari ini untuk memperkuat kurikulum yang ada. Berbagai hambatan bisa ditekan sehingga harapannya anak-anak bisa cerdas, pandai, dan memiliki akhlak yang bagus," pungkasnya.
Baca juga : Mengadaptasi Model Pendidikan Di Finlandia Dengan Konsep Kurikulum Merdeka
Video
#kurikulummerdeka #pendidikan #nadiemmakarim
Posting Komentar