Gerakan Memakmurkan Masjid: Maghrib Isya Subuh
isyroq |
Keinginannya untuk bertemu Guru Mursyid secara langsung begitu kuat, tak disangka Syaikh Akbar justru muncul dihadapannya
Mafaza Online | Mursyid Tarekat Idrisiyyah Syaikh Akbar Muhammad Fathurahman dalam dakwahnya selain Simpel Praktis dan Komprehensif atau Simpatik beliau juga tak henti berinovasi.
Kali ini, untuk meningkatkan semangat dalam beribadah, Syaikh AKbar memperkenalkan Program GAMIS. Tapi, Gamis untuk pertama kali ini digelar untuk Pengurus Pusat. Harapannya, akan menjadi model untuk Pengurus Zawiyah lainnya.
Apa tuh Gamis?
Baca Juga : Maung MV3 Pope Mobil Buatan Pindad Jadi Kendaraan Operasional Paus Fransiskus di Indonesia
GAMIS bukan lagi jualan baju ya, tapi singkatan dari Gerakan Memakmurkan Masjid: Maghrib Isya Subuh
isyroq.
Sepulang dari acara GAMIS di pagi hari, istri penulis berkenalan dengan seorang ibu. Dia mengaku datang dari Bekasi.
Tentu ini cukup mengejutkan karena kegiatan GAMIS sebenarnya diperuntukkan bagi jamaah Zawiyah Pusat saja.
Sambil menunggu kendaraan pulang, ia bercerita, bahwa hatinya 'terpanggil' untuk datang ke Galunggung. Panggilan yang begitu kuat, setelah mendengar saat pengajian Zikrul Makhsus.
“Syaikh Akbar berlepas diri dari murid-murid yang tidak hadir di Galunggung,” itulah kutipan Syaikh Akbar yang menancap di hatinya.
Deg! Mendengar hal itu, air mata pun menetes tanpa disadari. Sedih bukan sembaarang sedih, lebih tepat shock.
Terguncang, khawatir tidak diakui sebagai murid. Si Ibu pun bertekad untuk datang ke Tasikmalaya. Walaupun harus naik bis sendirian. Ia memang belum berkeluarga.
Seperti kita ketahui, acara di Galunggung bukan di Pondok Pesantren Idrisiyyah. Alhamdulillah dari Pusat Idrisiyyah di Cisayong ia berhasil mencapai lokasi. Ke Galunggung-nya, ternyata dengan menggunakan kendaraan sewa bersama tiga orang lainnya.
Dari obrolan terungkap, si Ibu rupanya sudah menjadi murid sejak tujuh tahun lalu. Perjalanannya dimulai ketika ia melihat program Serambi Islami di TVRI.
Dari Serambi Islami itulah ia merasakan sesuatu yang berbeda dari acara lainnya. "Kok, yang ini beda."
Ia tidak pernah mendengar ceramah dari kiai atau ustadz yang membuatnya menangis; ceramah tersebut juga mudah dipahami.
Seperti kita ketahui, dakwah Syaikh Akbar M Fathurahman menggunakan metode Simpel Praktis dan Komprehensif disingkat, SIMPATIK.
Mulailah dia mencari tahu, siapa sosok ini. Pencariannya sampai ke Majelis Ilmu dan Zikir Arbain di Batu Tulis. Sayangnya dia telat, datang saat acara pengajian Arbain sudah bubar. Ia tidak tahu bahwa pengajiannya sudah selesai pagi-pagi, yang menurutnya tidak biasa.
Kemudian, ia mendekati salah seorang pengurus dan menceritakan keinginannya untuk bertemu dengan Syaikh Akbar sambil berlinang air mata.
Saat ia mengutarakan maksudnya, secara kebetulan Syaikh Akbar melewati ruangan. Ia segera bergegas menemui Beliau dan menangis sejadi-jadinya sambil menumpahkan perasaannya saat itu juga.
Apa yang selama ini ia idam-idamkan—bertemu sosok pembimbing—akhirnya terpenuhi. Ia pun datang ke Tasikmalaya pada even Qini Nasional dalam rangka mewujudkan keinginan tersebut.
Setelah ketemu dia menjadi lebih bersemangat lagi hingga sampailah ke Galunggung. Dengan membaca kisa ini, semoga kita bisa istiqomah dalam suluk. Aamiiin yaa rabbal alamin. | Teman Muhasabah
Luqmanul Hakim
Galunggung, 19 Oktober 2024
Baca Juga : Pakar Pendidikan Dorong Kurikulum Merdeka Dilanjutkan
Mafaza-Store
#tarekat #idrisiyyah #mursyid
Posting Komentar