 |
| Suasana di Masjid Al Fattah Tasikmalaya |
MafazaOnline | Cerita ini Seiring berjalannya toh-tohan untuk pembangunan Masjid Al Fattah di Tasikmalaya.
Para murid mengerahkan segala potensinya. Semua ingin ikut berpartisipasi dalam program yang digulirkan Syaikh Akbar.
Ada yang menyerahkan uang tunai, perhiasan, mas kawin, mobil, motor, ruko, tanah, dan lain-lainnya.
Tak terkecuali murid yang satu ini. Dia berprofesi sebagai pedagang di Pasar Rajapolah, Tasikmalaya.
Ia bertekad bulat untuk ikut serta dalam proyek akhirat. Tekad itu ia buktikan dengan menyisihkan keuntungan yang diperolehnya.
Silakan Klik:
Hari demi hari ia sisihkan uang bulanan untuk modal usaha yang dijalaninya.
Hingga, semuanya telah habis diperuntukkan buat pembangunan masjid.
“Apa lagi ya?” gumamnya.
Bingung….
“Uang masih bisa dicari, proyek akhirat belum tentu ada setiap hari,” batinnya mengetuk ngetuk, menggedor.
Hari berlalu, Ia pun mendapatkan pinjaman uang dari sebuah Bank senilai 50 juta. Tak menunggu waktu lagi, semuanya ia sumbangkan.
Setelah dicari-cari dari berbagai arah dan cara untuk mendapatkan uang, ia merasa sudah tidak ada lagi harta yang bisa disumbangkan.
Tiba-tiba ia teringat dengan uang yang disimpannya di sebuah laci lemari. Ia taksir lumayan buat menambah jumlah lelang.
Ia ingin berjihad dengan hartanya itu. Tapi ia merasa uang yang disimpannya itu tak seberapa, hanya beberapa juta saja, paling banyak sepuluh jutaan.
Tapi setelah ia ambil uangnya dan merogoh lagi lacinya, ternyata uangnya masih ada.
Jumlahnya menjadi dua puluh juta. Ia pun merasa senang dengan melihat uangnya sudah berlipat.
Maka ia penasaran barangkali masih ada uang tertinggal. Ia merogoh lagi lacinya itu. Betapa kaget, ia masih menemukan uang sebanyak sepuluh juta lagi.
Ia mengulangi, terus menerus ia rogoh lagi, dan tak menyangka masih menemukannya.
Total terkumpul 70 juta rupiah!!
Ia tidak mengira bisa terkumpul uang sebanyak itu. Hal itu di luar perkiraannya.
Sebagai rasa syukur dan tahaduts bin ni’mah atas apa yang dialaminya, ia datang langsung kepada Syaikh Akbar.
Dia menceritakan, serta memberikan ‘uang gaib’ sebanyak 70 juta tersebut.
Setelah mendengar apa yang disampaikannya Syekh Akbar mengatakan sebuah mutiara para ulama,
“Anfiq mā fil jaīb ya’tīka mā fil ghaīb (infakkan yang ada di sakumu niscaya datang kepadamu sesuatu yang berasal dari yang ghaib [Allah SWT]).”
Allah akan mendatangkan rezeki dari arah tak terduga dan mencukupi kepada orang yang bertaqwa dan tawakkal dengan menyerahkan semua harta (yang dimilikinya) di jalan Allah.
“… Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. (QS Ath Thalaq [65] : 02).
وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ ۚ وَمَن يَتَوَكَّلْ عَلَى ٱللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُۥٓ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ بَٰلِغُ أَمْرِهِۦ ۚ قَدْ جَعَلَ ٱللَّهُ لِكُلِّ شَىْءٍ قَدْرًا
Artinya: Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.
(QS Ath Thalaq [65] : 03).
Ungkapan dan Ayat itu memang benar terbukti, dan dirasakan oleh murid yang dermawan tersebut | Sumber: Ketika Karamah Berbicara
Sebelumnya :
QINI INTERNASIONAL Pembukaan Gelaran Kota Sufi 2.0 Nusantara
Posting Komentar