Pengungsi Kurdi |
Mafaza-Online | Bangsa Kurdi kembali menjadi sorotan setelah seorang perempuan 22 tahun bernama Mahsa Amini meninggal dunia dalam penahanan polisi moral Iran 16 September lalu.
Perempuan asal Kurdistan itu ditangkap polisi Moran saat melancong ke Teheran karena dinilai tidak mengenakan hijab atau jilbab sesuai aturan yang ditentukan.
Kematian Amini memicu protes besar-besaran di Iran, terutama di daerah Kurdistan Iran, yang turut meluas ke negara lain terutama Eropa hingga Amerika Serikat.
Namun, siapa itu Bangsa Kurdistan?
Kurdi merupakan kelompok etnis di Timur Tengah dan berasal dari wilayah Pegunungan Taurus di Anatolia, Pegunungan Zagros di Asia Barat yang membentang dari tenggara Turki, barat laut Iran, utara Irak, utara Suriah, hingga barat Armenia.
Saat ini tercatat ada sekitar 25-35 juta bangsa Kurdi yang sebagian besar tinggal di perbatasan Turki, Irak, Suriah, Iran, hingga Armenia.
Bangsa Kurdi merupakan kelompok etnis terbesar keempat di Timur Tengah.
Namun, mereka tidak memiliki negara bahkan statusnya diperdebatkan lantaran ditolak oleh negara-negara tersebut.
Pemerintah Turki, Irak, dan Iran bahkan tidak memiliki relasi yang balik dengan bangsa Kurdi.
Saat ini, bangsa Kurdi membentuk komunitas yang khas bersatu melalui ras, budaya, dan bahasa. Mayoritas bangsa Kurdi adalah umat Muslim Sunni, meski sebagian ada yang menganut agama lainnya.
Baca juga:
KRONOLOGI dan IMBAS Aksi Pembakaran Al Quran di Swedia
Alasan Bangsa Kurdi Tak Punya Wilayah Sendiri
Pada awal abad ke-20, banyak orang Kurdi mulai mempertimbangkan pembentukan tanah air atau negara yang umumnya disebut sebagai "Kurdistan".
Setelah Perang Dunia I dan kekalahan Khilafah Turki Utsmani, sekutu Barat yang menang membuat ketentuan terkait pembentukan negara Kurdi dalam Perjanjian Sevres 1920, seperti dikutip The National Geography.
Namun, harapan itu pupus tiga tahun kemudian ketika Perjanjian Lausanne, yang menetapkan batas-batas Turki modern, tidak membuat ketentuan untuk negara Kurdi dan menjadikan Kurdi sebagai kaum minoritas di itu.
Hal itu pun diikuti oleh negara-negara lainnya yang sebagian wilayahnya di perbatasan menjadi rumah bangsa Kurdi.
Sampai saat ini, setiap langkah bangsa Kurdi untuk mendirikan negara merdeka secara brutal selalu dicegah.
Bangsa Kurdi kian populer ketika kelompok teroris ISIS mendeklarasikan pembentukan khilafah mereka di Suriah dan Irak sekitar 2013 lalu.
Sejak itu, bangsa Kurdi, terutama milisinya di Irak, berperang melawan ISIS. Bangsa Kurdi di Irak bahkan memiliki milisi sendiri yang dinamakan Peshmerga.
Pasukan Peshmerga bahkan turut dibantu koalisi pimpinan Amerika Serikat dan milisi Kurdi lainnya di Turki dalam perang melawan ISIS di Irak.
Mafaza TV 👇
Silakan Klik:
Hanya dengan Rp 100.000 Anda sudah ikut berdakwah
#kurdi #khilafahutsmani
Posting Komentar