Selasa, 29 November 2022

Home » » IMAM SYARANI DAN GURUNYA Perpaduan Ilmu Lahir dan Batin

IMAM SYARANI DAN GURUNYA Perpaduan Ilmu Lahir dan Batin

 

Tahajud berjamaah di tepi Pantai Cipatujah | Ilustrasi

Pertemuan antara asy-Sya’rani (w. 974 H) dan al Khowwas, merupakan salah satu bukti betapa pentingnya seorang Syaikh dalam Ilmu Tasawuf


Mafaza-Online | Syaikh Ali Al-Khowwas adalah orang yang telah diberikan Allah anugerah mauhibah dan keistimewaan. Dia adalah seorang yang ummi (buta huruf), yang dalam setiap perkataannya selalu diwarnai dengan ayat-ayat Al Quran dan Hadits. 


Dia mampu mengambil sebuah istimbat dari dalil-dalil tersebut dengan sangat menakjubkan dan mengherankan.


Di antara kisahnya adalah suatu ketika Sayyid Ali Al-Khawash masuk ke kolam wudhu di Madrasah Al-Azhar lalu ia ingin membersihkan muka seusai bersin. Setelah ia melihat air di kolam itu, ia kembali keluar lalu muridnya bertanya: Mengapa guru, engkau tidak jadi membasuh muka? 


Ia menjawab: Aku lihat di kolam itu ada kotoran larutan dosa besar yang sekarang membuat air itu berubah. 


Sang murid (Imam Sya'rani) memang melihat orang yang telah masuk di kolam itu sebelum Sayyid Ali AlKhawash. Orang tersebut ia kejar lalu diberitahukan apa yang dikatakan oleh Sayyid Ali 


Orang itu menjawab, "Sayyid Ali memang benar karena saya baru saja berbuat zina...." 


Segera orang itu menjumpai Sayyid Ali lalu bertobat.


Pertemuannya dengan asy-Sya’roni, merupakan sebuah bukti dari keistimewaan seorang wali dengan ilmu laduninya, dengan seorang alim yang belum mencapai derajat tersebut. 


Al-Khowwas adalah seorang ummi, sedang asy-Sya’roni adalah seorang yang alim. Tapi, itu semua hanya dalam penampakkan lahir belaka. Pada hakikatnya al-Khowwas adalah seorang alim sedang asy-Sya’roni adalah seorang ummi. 


Ilmu al-Khowwas adalah ilmu yang langsung diterima dari Allah, sedang ilmu al-Sya’roni adalah ilmu yang bersumber dari kitab-kitab.


Al-Khowwas telah mengantarkan asy-Sya’roni menuju dunia sufi yang sesungguhnya. Dia telah mengantarkan asy-Sya’roni mencapai derajat kewalian, dan mengajarkan ilmu laduni. 


Mujahadah yang telah diajarkan al-Khowwas telah menjadikan dirinya memiliki keilmuan yang tidak ia duga sebelumnya. Ia merasakan ilmu mauhibah yang baru ia dapat merupakan penyempurnaan terhadap ilmu yang selama ini ia miliki. 


Hati asy-Sya’roni telah dibuka oleh Allah, dan diberikan pengetahuan-pengetahuan yang hanya dimiliki oleh seorang sufi saja. Gurunya al-Khowwas, membimbingnya terus melakukan berbagai macam mujahadah dalam rangka membersihkan hatinya dari belenggu duniawi. 


Sehingga pada akhirnya asy-Sya’roni mampu mendapatkan berbagai macam ilham dan karomah yang telah diberikan langsung oleh Allah kepada dirinya.


Perjumpaan Imam Sya'rani dengan Gurunya Syekh Ali Al Khawash mirip seperti apa yang dialami oleh Imam Al Ghazali. Keduanya telah mumpuni dalam ilmu-ilmu yang Zahir. Tapi keilmuannya itu tidaklah cukup, masih minus batin. 


Sementara Imam Al Ghazali diuji gurunya untuk mengambil kotoran, sedangkan Imam Sya'rani diuji oleh gurunya membuang semua kitab-kitab yang telah dipelajarinya. Ia pun merasa kehilangan semua ilmunya. 


Baik Imam Ghazali maupun Imam Syarani, keduanya diajarkan mujahadah terhadap nafsunya, sehingga mencapai perpaduan keilmuan yang indah, zhahir dan batin.


@MK_IDRISIYYAH


Baca juga 👇

KAPAL IDRISIYYAH Menyelamatkan Murid dari Gelombang Kehidupan



Silakan klik: 

Mafaza-Online Peduli Gempa Cianjur

Yuk kita peduli dan berbagi : 



#tasawuf #mursyid


Share this article :

Posting Komentar