Kamis, 24 November 2022

Home » » Empat Cara Mengenali Aib Aib Diri

Empat Cara Mengenali Aib Aib Diri

 

Cerdas Spiritual | Mafaza-Online

Semut di seberang lautan tampak, tetapi gajah di pelupuk mata tak tampak


Mafaza-Online | Ketahuilah, jika Allah menghendaki seseorang menjadi baik, Dia akan memampukannya melihat aib-aib diri. 


Barangsiapa mata hatinya sempurna, aib-aib dirinya tidak perlu dikhawatirkan akan mencelakakannya. Jika seseorang mengenali aib-aib dirinya, ia bisa menyembuhkannya. 


Tetapi kebanyakan manusia tidak mengenali aib-aib dirinya masing-masing. Mereka bisa melihat semut di seberang lautan, tetapi gajah di pelupuk mata tak tampak. 


Orang yang ingin mengenali aib-aib dirinya bisa menempuh empat cara, sebagai berikut:  


Pertama, 

Duduk di hadapan seorang Ustadz atau Syaikh yang bisa melihat aib-aib diri serta mampu mengenali cacat-cacat tersembunyi. Lalu ia mesti menyerahkan dirinya dididik sang Syekh, mengikuti semua petunjuknya dalam semua keadaan. 


Beginilah kenyataan diri orang yang menginginkan akhirat dan menempuh jalan akhirat (murid wa salik). Orang yang keadaannya begini sungguh berharga dan kini amat jarang. 


Kedua, 

mencari teman terpercaya yang mata hatinya bisa melihat, jujur, dan saleh, lalu menjadikan sang teman ini sebagai pengawas dirinya, untuk memperhatikan keadaan dan tingkah lakunya. 


Sehingga sang teman ini akan memperingatkannya dari akhlak dan perilaku yang tidak disukainya. Demikianlah yang dilakukan para kaum shalih dan ulama pilihan serta para imam dan khalifah terdahulu. 


Ketiga, 

Memanfaatkan lisan musuh (pembenci) untuk mengenali aib-aib diri. Mata kebencian bisa menampakkan kejelekan-kejelekan. 


Seseorang bahkan bisa mengambil manfaat dari musuh yang mengingatkannya akan aib-aib dirinya lebih dari manfaat yang bisa ia ambil dari teman yang mencari muka, yang memuji dan menyanjungmu serta menutupi aib-aib dirimu dari penglihatanmu. 


Tabiat memang memiliki kecenderungan alami untuk mendustakan musuh dan menangkap semua kata-katanya dengan dendam dan kebencian. 


Tetapi orang yang bermata hati selalu bisa mengambil manfaat sekalipun dari ucapan musuh-musuhnya, karena kejelekan-kejelekannya pasti tersiar dalam lisan mereka. 


Keempat, 

Bergaul dengan orang-orang. Apa pun perangai atau perilaku tercela yang dilihatnya tampak pada orang lain, ia mesti menuntut dirinya sendiri untuk meninggalkannya. 


Maka, apa pun perangai atau perilaku terpuji yang dilihatnya pada orang lain, ia mesti mengusahakan diri memilikinya. 


Sungguh, orang mukmin adalah cermin bagi saudaranya. Dalam aib-aib orang lain ia bisa melihat aib-aib dirinya. 


Ia mesti mengetahui bahwa tabiat saling berdekatan dalam mengikuti hawa nafsu, dan jika seorang teman memiliki sifat buruk, maka sifat serupa itu juga mungkin diidap dirinya, bahkan yang lebih buruk darinya. 


Dengan demikian, ia bisa mencari dirinya yang hilang dan menyucikannya dari semua sifat yang ia sendiri benci jika sifat itu muncul pada diri orang lain. 


Kalaulah semua orang meninggalkan apa yang mereka benci dari orang lain, tentu mereka tidak akan butuh pendidik. 


Tashfiyatul Qalb, Syekh Yahya bin Hamzah al Yamani

@MK_IDRISIYYAH



Silakan Klik:

Mafaza-Online Peduli Gempa Cianjur

Yuk kita peduli dan berbagi


Video 👇






Share this article :

Posting Komentar

 
Copyright © 2011. Mafaza Online: Empat Cara Mengenali Aib Aib Diri . All Rights Reserved