Ibrah dari kisah ini adalah tazkiyah an nafs atau kesucian dan kebersihan jiwa bisa membolak balikan keadaan seseorang dalam sekejap
Ilmu Pondasi Amal
Mafaza-Online | Ini kisah tentang 12 murid Nabi Isa as. Mereka adalah murid murid terbaik dan pilihan, tingkatannya selevel dengan para wali Allah.
Suatu ketika, Ada seorang Khali, semacam seorang gangster yang tentu saja ahli maksiat. Dia takjub dengan rombongan Nabi Isa AS dan kedua belas muridnya.
Preman ini merasakan mahabbah pada orang orang shalih yang tak lain 12 murid Nabi Isa as. Tentu jatuh mahabbah termasuk kepada Nabi Isa as.
Saat rombongan hendak meneruskan perjalanan, preman ini ikut rombongan Hawariyyin untuk membersamai Nabi Isa AS.
Dalam perjalanannya, keduabelas Hawariyyin ini merasa tidak suka dengan kehadiran ganster yang ikut rombongan mereka. Mereka merasa tercoreng dan menjadi aib karena kehadiran ganster yang ikut rombongan mereka. Boleh jadi akan menimbulkan salah prasangka khalayak ramai saat itu. Bisa bisa jika setitik jadi rusak susu sebelanga.
Apa yang dirasakan para Hawariyyin ini, Allah wahyukan pada Nabi Isa as.
Lalu Allah Azzawajalla berfirman bahwa
Saat ini maqam Hawariyyin turun derajat menjadi semacam ganster. Sebaliknya maqam ganster naik derajat seperti Hawariyyin, para wali Allah.
Lalu Nabi Isa AS bertanya,
"Apa sebabnya ya Rabb?"
Allah Azzawajalla berfirman bahwa para Hawariyyin seolah menutup pintu rahmat-Nya Allah Azzawajalla. Preman yang mereka pandang buruk seolah tak ada kesempatan kembali pada fitrah dan menjadi hamba pilihan Allah. Padahal rahmat Allah luas meliputi segala sesuatu.
Sementara, Preman itu mendapatkan kemuliaan dari Allah Azzawajalla disebabkan karena kecintaannya, mahabbahnya pada orang orang alim dan shalih.
Kenapa orang alim mulia? Karena mereka sibuk dakwah untuk mengajak umat kepada hidayah. Mereka sudah tidak lagi memikirkan nikmat dunia atau malah surga dan ingin segera cepat mati agar bertemu Allah SWT. Mereka sibuk mencerahkan umat pada keagungan kalimah tauhid. Kecintaan pada Allah SWT.
Ada dua kondisi yang berbeda disebabkan perilaku hati dan kebersihannya dalam memandang kehidupan di dunia ini.
Dalam riwayat ini digambarkan bahwa ganster yang mendapatkan ampunan dan kemuliaan dengan asbab kecenderungan hatinya pada orang alim yang menyeru pada Al haq, saat berjalan kembali ke rumahnya ia dinaungi awan gemawan, rahmat Allah Taala.
Sementara Hawariyyin yang biasa dinaungi rahmat Allah, menjadi terbalik Kondisinya. Begitulah standar orang alim, tentu berbeda levelnya. Maka waspadailah maksiat batin.
Hidup ini seperti lautan dalam yang penuh misteri dan setiap orang hendaklah waspada menjaga kesucian dan kebersihan hatinya. Wallahu a'lam
Baca juga:
Gaya Seks Woman on Top, Bolehkah?
Silakan Klik:
Posting Komentar