Senin, 15 Agustus 2022

Home » » BODOH KUADRAT Jahil Murakab

BODOH KUADRAT Jahil Murakab

BODOH KUADRAT Jahil Murakab

Mafaza-Online | Di kalangan kaum sufi ada istilah jahil murakkab (bodoh kuadrat), yaitu orang bodoh yang tidak menyadari kebodohannya sendiri. 


Berkaitan dengan masalah pengetahuan dan kebodohan itu, menurut kaum Sufi manusia terbagi menjadi empat jenis:


Pertama “Orang yang tidak tahu, dan tahu bahwa dia tak tahu” (la yadri wa yadri an-nahu la yadri). Inilah orang bodoh sederhana (jahil basith) yang mudah diobati, yaitu dengan pengajaran dan pendidikan.


Kedua “Orang tahu dan dia tidak tahu bahwa dia tahu” (yadri wa la yadri annahu yadri). Kaum sufi mengibaratkan orang ini tertidur. Maka dia harus dibangunkan dan disadarkan akan kelebihannya yang bisa bermanfaat untuk dirinya sendiri dan orang lain.


Ketiga “Orang yang tahu dan dia tahu bahwa dia tahu” (yadri wa yadri annahu yadri). Orang ini tergolong kaum bijaksana (alHukama, saga), yang harus diikuti dan dimintai pendapat dan wawasannya.


Keempat “Orang yang tidak tahu, dan tidak tahu bahwa dirinya tidak tahu” (la yadri wa la yadri annahu la yadri). Orang macam inilah yang disebut “bodoh kuadrat,” karena selain bodoh juga tidak tahu akan kebodohannya sendiri. 

Silakan Klik:

۞Gerakan Wakaf al Quran۞

Hanya dengan Rp 50.000 Anda sudah ikut berdakwah


Kita bisa bayangkan betapa sulitnya mengobati kebodohan orang seperti ini. Pangkal penyakitnya ialah tidak tahu diri.


Maka al-Ahmaq yang dimaksud dalam sabda Nabi Isa al Masih yang dituturkan oleh Ali ibn Musa al Ridha di atas ialah orang jenis keempat itu, ditambah dengan sikap mengagumi diri sendiri (ujub) dan merasa diri sendiri selalu benar, tidak pernah salah. Egois!


Seharusnya seorang yang beriman kapada Allah dengan tulus dan benar tidak menderita penyakit serupa itu. Dia senantiasa menyadari bahwa betapapun hebatnya dia, namun ada yang Maha Hebat, yang mengatasi segala-galanya. 


“Kami (Allah) mengangkat derajat siapa saja yang Kami kehendaki dan di atas setiap orang yang ada Dia yang Maha Tahu.” (QS.Yusuf [12] :76). 


Dan “tahu diri” secara tepat, baik dari segi kekurangan maupun kelebihan, adalah pangkal kearifan. 


Iman yang benar seharusnya menghasilkan sikap “tahu diri” yang benar itu.


Artikel lainnya 👇

Rajin Ibadah tapi Suka Maksiat


Silakan Klik:
Lengkapi Kebutuhan Anda



#sufi #jahilmurakab #egois

Share this article :

Posting Komentar

 
Copyright © 2011. Mafaza Online: BODOH KUADRAT Jahil Murakab . All Rights Reserved