Badan Nasional Penanggulangan Bencana Pakistan (NDMA) mengatakan lebih dari dua juta hektar tanaman budidaya musnah, 3.451 kilometer (2.150 mil) jalan hancur, dan 149 jembatan hanyut.
Sementara itu, para pejabat mengatakan banjir tahun ini berdampak kepada lebih dari 33 juta orang, dan sekitar satu juta rumah hancur.
Darurat Nasional
Menanggapi banjir itu, pemerintah mengumumkan keadaan darurat dan mengerahkan militer untuk menangani apa yang disebut sebagai "bencana skala epik".
Terlepas dari data imbas korban banjir, Provinsi Sindh tengah bersiap menghadapi banjir susulan dari sungai bagian utara yang meluap.
Sungai Sindhu atau yang dikenal Sungai Indus mengalir melewati provinsi tersebut dan dialiri puluhan anak sungai pegunungan di utara. Namun, banyak sungai yang meluap usai hujan deras dan gletser yang mencair.
Pihak berwenang memperingatkan aliran air diperkirakan akan mencapai Sindh dalam beberapa hari ke depan.
"Saat ini Indus sedang banjir besar," kata pengawas bendungan yang mengatur aliran sungai dekat Sukkur, Aziz Soomro kepada AFP, Ahad (28/8).
Ribuan orang yang tinggal di dekat sungai diperintahkan untuk mengungsi dari zona bahaya.
"Orang-orang diberitahu sekitar pukul 03.00 atau 04.00 pagi untuk mengungsi dari rumah mereka," kata petugas penyelamat, Umar Rafiq.
"Saat banjir melanda daerah itu, kami harus menyelamatkan anak-anak dan perempuan," tambahnya.
Banyak sungai di sekitar daerah itu meluap dan menghancurkan bangunan dan hotel.
Pemilik wisma Nasir Khan, mengatakan ia telah kehilangan segalanya.
"Banjir telah menghanyutkan yang tersisa dari hotel," kata Khan.
Sementara itu. Ibu Kota Pakistan Islamabad dan Kota Rawalpindi lolos dari banjir terburuk. Namun, penduduk di wilayah ini tetap merasakan dampaknya.
"Saat ini persediaan sangat terbatas.Tomat, kacang polong, bawang dan sayuran lainnya tidak tersedia karena banjir," kata penjaga toko hasil bumi di Rawalpindi, Muhammad Ismail.
Musim hujan di Pakistan kerap membawa kehancuran karena menyebabkan banjir bandang. Di sisi lain, musim hujan ini padahal sangat penting untuk mengairi tanaman dan mengisi danau.
Simpati Dunia
Sementara itu, pemerintah menyatakan banjir yang menghancurkan sebagai "darurat nasional" dan sedang mencari bantuan dari negara-negara sahabat.
Perdana Menteri Shehbaz Sharif telah menunda perjalanan resmi ke Inggris agar dapat meminta dana dari negara-negara sahabat dan lembaga internasional.
Paus Fransiskus dalam kunjungan ke Italia pada hari ini meminta masyarakat internasional untuk membantu Pakistan. Paus asal Argentina itu menyerukan "solidaritas internasional yang cepat dan peduli.” Ia juga mendoakan para korban.
Presiden Iran Ebrahim Raisi dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan – di antara para pemimpin lainnya – berbicara dengan Perdana Menteri Shehbaz Sharif mengenai situasi banjir yang menyengsarakan itu.
Sementara Presiden Prancis Emmanuel Macron mentweet dukungannya untuk Pakistan.
"Prancis siap memberikan bantuan," katanya. Adapun Masyarakat Bulan Sabit Merah Qatar pada Sabtu mengumumkan alokasi $ 100.000 untuk para korban banjir.
Baca juga 👇
53 Tahun Tragedi Dibakarnya Al-Aqsha
Ikuti kami di channel Telegram : https://t.me/mafaza_online | Facebook : MafazaOnline | Twitter: @mafazanews
Silakan Klik
Lengkapi Kebutuhan Anda
#banjir #pakistan
Posting Komentar