Minggu, 03 Juli 2022

Home » » MUFTI PALESTINA Orang Asing Pertama Akui Kemerdekaan Indonesia

MUFTI PALESTINA Orang Asing Pertama Akui Kemerdekaan Indonesia

Bung Hatta bersama pemimpin-pemimpin Arab. Di kirinya Emir Abdulkarim Maroka dan wakil Aljazair, Syagli Makki, dan di kanannya Mufti Besar Palestina M.A. Husaini dan seorang Palestina lainnya dan di ujung kiri Emir Muhammad, adik Emir Abdulkarim

Orang asing pertama yang mengakui Kemerdekaan Indonesia: Mufti Palestina Syekh Muhammad Amin Al-Husaini, tak hanya Pengakuan Pengusaha Palestina juga memberikan bantuan sebagai modal untuk negara baru; Indonesia

Mafaza-Online | Sebagai bangsa ramah-tamah yang menjunjung adab, Indonesia, tentu tidak boleh lupa pada siapa dan negara yang mengakui kemerdekaan Indonesia. Terlebih pada mereka yang paling awal mendukung dengan memberi pengakuan paling awal.


Bangsa yang besar adalah bangsa yang tak melupakan pahlawannya. Mau belajar dan bangga pada sejarahnya. Memperingati hari kemerdekaaan Indonesia, kita juga tak boleh melupakan sejarah awal berdirinya Bangsa ini.


Negara-negara  yang pertama kali mengakui kemerdekaan Bangsa kita adalah Mesir, Palestina dan negara-negara Arab. Dengan kata lain negara-negara yang mayoritas penduduknya Islam.


Tersebutlah dalam catatan sejarah, Mufti Besar Palestina Syaikh Muhammad Amin Al-Husaini sebagai orang pertama di luar Indonesia yang lantang mendukung dan mengakui kemerdekaan Indonesia. Bahkan pengakuan itu beliau gaungkan sebelum Soekarno - Hatta, membacakan teks proklamasi. Masya Allah....


Jadi, wajib diingat bukan: Cina, Amerika, Uni Soviet apalagi negara-negara Eropa.


Kemerdekaan bangsa ini merupakan inti dari sebuah negara untuk bisa berdiri mandiri tanpa ada intervensi negara lain. Melalui kemerdekaan, kebebasan mengelola negara tanpa tekanan turut dinikmati semua elemen bangsa.


Dibelahan dunia manapun, kemerdekaan sebuah negara membutuhkan sebuah pengakuan.


Setelah proklamasi kemerdekaan, dalam sejarah tercatat, negara–negara Arab atau Timur Tengah-lah yang yang pertama kali mengakui posisi Indonesia sebagai negara merdeka.


Kenyataan ini seperti yang diungkap Jenderal AH Nasution:


“Karena itu tertjatatlah, bahwa negara-2 Arab jang paling dahulu mengakui RI dan paling dahulu mengirim misi diplomatiknja ke Jogja dan jang paling dahulu memberi bantuan biaja bagi diplomat-2 Indonesia di luar negeri. Mesir, Siria, Irak, Saudi Arabia, Jemen,memelopori pengakuan de jure RI bersama Afghanistan dan Iran Turki mendukung RI. 


Fakta-2 ini merupakan hasil perdjuangan diplomat-2 revolusi kita. Dan simpati terhadap RI jang tetap luas di negara-2 Timur Tengah merupakan modal perdjuangan kita seterusnja, jang harus terus dibina untuk perdjuangan jang ditentukan oleh UUD ’45 : “ikut melaksanakan ketertiban dunia jang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial”.


Sementara itu negara Palestina yang kini masih terjajah oleh Israel, justru secara de jure mengakui Indonesia sebagai negara yang merdeka jauh sebelum Indonesia menyatakan kemerdekaannya! 


Dasar pengakuan terhadap kemerdekaan Republik Indonesia berdasarkan janji-janji yang dikeluarkan oleh Jenderal Kuniaki Koiso, Perdana Menteri Jepang, terhadap kemerdekaan Indonesia.


Pengakuan tersebut kemudian disebarluaskan ke seluruh dunia Islam oleh seorang mufti besar Palestina Syekh Muhammad Amin Al-Husaini.


Palestina menjadi negara pertama yang mengakui kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) bahkan sebelum Indonesia resmi merdeka. Namun karena saat itu Palestina dianggap belum menjadi negara merdeka. Khawatir akan berimplikasi politik bila Palestina yang disebut. Karena itu sama artinya dengan mengakui Palestina secara de jure.


Itulah sebabnya, banyak kalangan yang lebih suka menyebut Mesir sebagai negara pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia. 


Tidak masalah, keduanya sama-sama negara Arab dan mayoritas Islam, bahkan persentase umat Islam di Mesir jauh lebih tinggi daripada di Palestina 


Diplomasi Revolusi 


Sebagaimana diketahui, Indonesia memproklamasikan kemerdekaan secara de facto pada 17 Agustus 1945. Guna menjadi negara yang berdiri utuh (de jure) tentunya membutuhkan pengakuan dari negara lain.


Dikutip dari buku berjudul Diplomasi Revolusi Indonesia di Luar Negeri, Palestina mengakui kemerdekaan Indonesia di saat negara-negara lain belum memutuskan sikap. Pengakuan ini dilontarkan saat Indonesia masih dijajah tentara Jepang. 


Mufti besar Palestina Syaikh Muhammad Amin Al-Husaini 


Pada September 1944, Mufti Besar Palestina, Syekh Muhammad Amin Al-Husaini mengakui dan mendukung kemerdekaan Indonesia sebelum negara Arab yang lain.


Dalam buku yang ditulis oleh Ketua Panitia Pusat Perkumpulan Kemerdekaan Indonesia, M. Zein Hassan Lc pada halaman 40 itu juga diterangkan bahwa pengakuan Mufti Besar Palestina, Amin Al-Husaini diumumkan melalui Radio Berlin berbahasa Arab. Berita yang disiarkan melalui radio tersebut terus disebarluaskan selama dua hari berturut-turut. Bahkan buletin harian “Al-Ahram” yang terkenal juga menyiarkan berita itu.


Saat itu, Syekh Amin Al-Husaini diketahui tengah bersembunyi di Jerman pada permulaan Perang Dunia II. Ulama kharismatik tersebut mengumumkan dukungannya atas kemerdekaan Indonesia di tengah situasi sulit. Ia diketahui tengah berjuang melawan imperialis Inggris dan Zionis yang ingin menguasai kota Al-Quds, Palestina.


Masya Allah.... 

Dalam situasi sulit itu, tak hanya memberi dukungan, Syekh Muhammad Amin Al-Husaini kemudian mendesak Negara-negara Timur Tengah lainnya untuk mengikuti jejaknya. Seruan yang disampaikan Syekh Muhammad Amin Al-Husaini ini kemudian disambut baik oleh Mesir.


Setelah Palestina, negara Arab dan Islam lainnya, yaitu: Mesir jadi negara selanjutnya yang mengakui kemerdekaan Indonesia. Mesir mengakui kedaulatan Republik Indonesia tepatnya pada 22 Maret 1946.


Agustus 1945 bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaan-nya, tapi dunia internasional belum ada yang mengakui kemerdekaan tersebut. Padahal pengakuan dunia internasional adalah syarat bagi eksistensi sebuah negara.


Ketika itu, wilayah Indonesia terjadi kekosongan kekuasaan setelah Jepang menyerah pada Sekutu. Tapi di saat yang sama, pasukan Sekutu bersiap mendarat. Pasukan Belanda ikut membonceng ingin berkuasa kembali di Indonesia. 


Pengakuan dunia internasional menjadi satu hal yang paling urgent dibutuhkan pada saat itu.


Palestina sebagai Pelopor


Menariknya, pengakuan dari negara-negara Arab ini justru di mulai dari Palestina yang diwakili oleh Mufti Besar Bangsa Palestina Sayyid Muhammad Amin Al Husaini yang diucapkan langsung dari Radio Berlin berbahasa Arab dan juga lewat Harian Al-Ahram yang turut memberitakan pengakuan kemerdekaan Indonesia.


Mufti Besar Palestina Sayyid Muhammad Amin Al Husaini adalah sosok yang mewakili Palestina memberikan pengakuan tersebut, serta menyebarluaskan berita tersebut ke seluruh dunia.


Pengakuan kemerdekaan ini kemudian diikuti oleh Mesir yang diwakili oleh Konsul Jenderal Mesir di Mumbai India Muhammad Abdul Mun’im yang datang di ibukota RI Yogyakarta. Mun’im yang datang sebagai utusan Liga Arab yang ingin kemerdekaan Indonesia dan pada tanggal 16 Maret 1947 berangkatlah delegasi diplomatik Indonesia ke Mesir melalui Mumbai. Delegasi RI itu adalah H. Agus Salim (Ketua), HM Rasjidi, Nazir ST, Abdul Kadir dan AR Baswedan.


Dari Mesir, rombongan berangkat ke Lebanon, dan Lebanon pun mengakui kemerdekaan Indonesia. Lalu Haji Agus Salim memerintahkan Rasjidi untuk melanjutkan misi ke Saudi Arabia. Sedang AR Baswedan dan anggota delegasi lain diperintahkan pulang ke tanah air untuk menyerahkan dokumen dari Mesir dan Lebanon. Rasjidi berangkat ke Saudi menemui Raja Abdul Aziz Al-Saud dan mendapat simpati serta sambutan yang sangat luar biasa dari kerajaan Saudi Arabia.


Raja Abdul Aziz berkata ,”Nahnu laa nata akhkharu” (kami tidak akan ketinggalan) untuk memberikan dukungan dan pengakuan untuk Indonesia. Maka di istana raja, Raja Abdul Aziz menyerahkan surat pengakuan kerajaan Saudi Arabia terhadap kemerdekaan RI, peristiwa yang sangat bersejarah itu terjadi pada tanggal 24 November 1947. 


Lalu pengakuan kemerdekaan RI mengalir dari negara-negara Arab yang lain seperti Syria, Iraq dan Yaman.


Terkait dengan dukungan bangsa Palestina, mereka tidak hanya sekadar memberikan pernyataan ataupun pengakuan semata. Tapi juga bantuan konkrit seperti yang dilakukan oleh Muhammad Ali Thahir, saudagar kaya Palestina, yang saat itu menyerahkan uangnya di Bank Arabia dan berkata, 


“Terimalah semua kekayaan saya ini untuk memenangkan perjuangan Indonesia.”


Setelah itu, negara Arab lain yang mengikuti jejak Palestina dan Mesir adalah Suriah, Irak, Yaman, Arab Saudi dan Afghanistan. Secara resmi keputusan sidang Dewan Liga Arab pada 18 November 1946 menganjurkan kepada semua negara anggota Liga Arab supaya mengakui Indonesia sebagai negara merdeka yang berdaulat.


Keputusan Liga Arab untuk memberikan dukungan pada Indonesia dilandasi pada ikatan keagamaan, persaudaraan serta kekeluargaan. Hingga detik ini, Indonesia menjadi negara yang terus konsisten membela Palestina untuk segera meraih kemerdekaannya mengingat jasa negara Islam tersebut di masa lalu.


Tak sendirian, Indonesia membela Palestina bersama negara-negara berpenduduk Muslim lainnya. Secara tegas Indonesia menentang keputusan Amerika Serikat (AS) yang mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel. Dalam KTT Luar Biasa Organisasi Kerjasama Islam (OKI), Indonesia juga kembali menegaskan Yerusalem sebagai Ibu Kota Palestina bersama dengan 57 negara lainnya.

Daftar 10 Negara yang pertama kali mengakui kemerdekaan Indonesia adalah:


1. Palestina (Palestina mengakui kemerdekaan Indonesia tepatnya pada tanggal 6 September 1944, setahun sebelum proklamasi.)


2. Arab Saudi


3. Mesir


4. Lebanon


5. Syiria


6. Irak


7. Iran


8. Yaman


9. Afganistan


10. Turki


Memang ada kalangan pro Zionis Israel yang tak mau nama Palestina harum dan disebut sebagai negara pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia, dengan alasan Palestina saat itu belum merdeka. Kalau pun saat itu Palestina tak mau mereka akui sebagai negara, tetap saja mereka tak bisa mengingkari fakta bahwa Palestina adalah bangsa pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia, dan negara (merdeka) pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia adalah Mesir. 


Bagi umat Islam dan rakyat Indonesia tentu sama saja, keduanya sama-sama negara Arab dan mayoritas Muslim. Bahkan komposisi umat Islam di Mesir masih jauh lebih banyak dari di Palestina.


Maka sepantasnyalah dari rekam jejak sejarah ini membuat negara Indonesia patut memperhatikan kondisi Timur Tengah. Seperti halnya kita memperingati hari kemerdekaan, kita juga harus mengingat jasa-jasa bangsa yang telah mendukung Bangsa kita.


Termasuk dalam usaha perjuangan warga negara Palestina merebut kemerdekaannya.


Dan semoga Allah memuliakan Mufti Besar Palestina Syekh Muhammad Amin Al-Husaini yang telah banyak berjasa dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia khususnya pada masyarakat internasional. Aamiiin yaa rabbal alamiiin.


Mengapa Membaca Al Quran dengan Bersuara?

Silakan Klik

Mafaza-Store

Lengkapi Kebutuhan Anda

Share this article :

Posting Komentar