Mafaza-Online | Ada tiga istilah yang selalu muncul dalam setiap kajian tasawuf yakni: Syariat, Thariqat, dan Hakikat. Beragam cara ditempuh untu memahami ketiga istilah ini.
Nah di bawah ini kisah menarik tentang cara seorang Guru Tasawuf mengajarkan pemahaman berat ini pada muridnya. Pelajaran berat jadi renyah dan enak dikunyah.
Seorang laki-laki datang menemui seorang alim. “Syaikh, ajarkan padaku apa itu syariat, thariqat dan hakikat secara praktis.”
Syaikh menganggukkan kepalanya. Lalu ia mengajak laki-laki itu ke pasar. Setiba di pasar yang pertama mereka jumpai penjual buah-buahan.
Setengah berbisik, Syaikh berkata pada laki-laki tadi, "Penjual buah itu di masa mudanya melakukan dosa besar. Ia pantas untuk ditampar. Sana, tampar wajahnya!”
Si Murid bingung, bagaimana mungkin ia menampar orang yang tidak ia kenal. Apalagi tidak pernah ada masalah apa pun dengannya. Tapi demi menuruti perintah Syaikh, ia pun melangkah menuju penjual buah itu lalu menamparnya.
Reflek, penjual buah tersebut membalas tamparan laki-laki itu dengan tamparan lebih keras. Tapi ketika tahu Syaikh yang menyuruh, penjual buah itu meminta maaf.
Keduanya kembali berjalan, hingga melihat seorang penjual daging. “Orang ini juga telah melakukan dosa di waktu mudanya. Ia berhak untuk ditampar. Tampar mukanya!”
Demi menaati Syaikh, laki-laki tersebut melangkah ke arah penjual daging tersebut lalu menamparnya. Namun penjual daging ini tidak membalas.
Ia menengadahkan wajahnya ke langit dan berkata, “Cukuplah Allah tempatku mengadu. Biarlah Dia yang membalasmu.”
Lalu Guru dan Murid itu kembali melanjutkan perjalanan, tiba-tiba mereka melihat seorang tukang jagal yang berbadan tegap dan besar. Seperti tadi, Syaikh memintanya untuk menampar tukang jagal itu.
Dengan sedikit takut si Murid melangkah ke arah tukang jagal tersebut lalu menamparnya.
Ajib, tukang jagal ini hanya tersenyum. Ia tidak membalas sedikitpun. “Sampaikan salamku pada Gurumu,” ujarnya singkat.
Lalu Syaikh menyampaikan pesannya, "Wahai muridku, yang Pertama tadi, itulah Syariah. Kezaliman dibalas dengan kezaliman. Begitulah memang untuk itu ia diturunkan ; mengatur hubungan antar manusia secara tegas dan adil.
Adapun yang Kedua, itulah Thariqah. Ia tidak mengambil haknya. Ia menyerahkan semuanya pada Allah balasannya.
Sementara yang Ketiga, itulah Hakikat. Ia tidak merasa punya hak sama sekali. Lisan halnya berkata : قُلْ كُلٌّ مِّنْ عِنْدِ اللهِ (Katakanlah semua dari sisi Allah).”
Lainnya:
Azab Bagi yang Enggan Bersyukur
Silakan Klik
Lengkapi Kebutuhan Anda
Posting Komentar