Minggu, 31 Juli 2022

Home » » Anak Tukang Becak Lulus Cumlaude di ITB

Anak Tukang Becak Lulus Cumlaude di ITB

Jadi Dosen Kimia di Usia 22 Tahun, Herayati Anak Tukang Becak Cuma Butuh 10 Bulan untuk Lulus S2 Cumlaude di ITB | Kolase | Dok. Herayati & Kompas.com/Acep Nazmudin 
Jadi Dosen Kimia di Usia 22 Tahun, Herayati Anak Tukang Becak Cuma Butuh 10 Bulan untuk Lulus S2 Cumlaude di ITB

Mafaza-Online | Sosok muda inspiratif, Herayati si anak tukang becak. Mungkin beberapa orang masih mengingat kisahnya tahun lalu.


Pada 2018 lalu, Herayati berhasil lulus S1 berpredikat cumlaude dengan IPK 3,77 dari Institut Teknologi Bandung (ITB)


Belum ada satu tahun lulus S1, Herayati si anak tukang becak kembali buat publik terkagum-kagum.


Gadis 22 tahun yang berasal dari Cilegon, Banten ini, berhasil menyelesaikan studi S2 di ITB cuma dalam waktu 10 bulan.


Tak sembarangan, gadis kelahiran 17 April 1997 itu berhasil lulus S2 dan mendapat predikat cumlaude dengan IPK 3,8.


Tertarik ITB


Herayati mengaku mulai tertarik untuk kuliah di ITB sejak berada di bangku SMP.


"Nah yang Hera tahu cuma ITB doang. Yang dipikiran cuma ITB dan ITB,” ungkapnya. 


Selain itu, tambahnya, Hera juga suka sama kimia ketika SMA. “Memang jurusan kimia terbaik di Indonesia ada di ITB." imbuhnya.


Namun awalnya, Herayati mengatakan jika keputusannya untuk kuliah di ITB sempat membuat kedua orangtuanya, Sawiri (67) dan Durah (63), khawatir.


Namun beruntung, orangtuanya diyakinkan oleh tetangga, hingga akhirnya memperbolehkan Herayati berkuliah di ITB.


"Saya masuk ITB tahun 2014. Awalnya diceritakan sama guru SMP yang alumnus ITB, dan beliau ternyata dapat beasiswa full. Dari situ Hera pengen kuliah tapi dapat beasiswa full," ungkap dara yang akrab dipanggil Hera itu.


Herayati (22) bersama kedua orangtuanya usai wisuda di ITB | Dok. Herayati 

"Orangtua dibilang sama tetangga, 'Sudah Pak, Hera mah dikuliahin saja'. Nah pas Hera bilang mau ke ITB, orangtua sebenarnya khawatir tapi enggak pernah bilang 'jangan'. Jadi mungkin khawatirnya dipendam.


"Bahkan orangtua saya bilang, 'masalah biaya urusan belakangan yang penting masuk dulu'," sambungnya.


Dukungan Ortu


Berkat dukungan kedua orangtua, keinginan, dan kedisiplinannya, Herayati berhasil membuktikan jika ia mampu menjadi salah satu lulusan terbaik ITB.


Bahkan kini, Herayati sudah menjadi dosen kimia di Universitas Sultan Agung Tirtayasa meski usianya yang masih terbilang sangat muda.


"2018 lalu saya diminta datang ke Untirta, tapi saat itu saya baru lulus S1, sementara jadi dosen minimal S2," ungkap Hera.


Herayati, mulai mengajar kimia dasar untuk para mahasiswanya pada September 2019.


Herayati bersama kedua orangtuanya kala ditemui di kediamanya di Cilegon, Banten | Kompas.com/Acep Nazmudin 

Semoga kisah ini bisa menginspirasi generasi muda lainnya, bahwa keterbatasan finansial orangtua tak menghalangi untuk meraih sukses. Dimana ada kemauan disitu ada jalan. Man jadda wa jadda | Kompas - Tribun


PROFIL BAMBANG HS Ahli Forensik Hutan yang Diremehkan


Silakan klik:
   Lengkapi Kebutuhan Anda
Share this article :

Posting Komentar

 
Copyright © 2011. Mafaza Online: Anak Tukang Becak Lulus Cumlaude di ITB . All Rights Reserved