Senin, 30 November 2020

Home » , » Duka Cita di Zaman Sekarang

Duka Cita di Zaman Sekarang

Jika aku mati


 DICARI TEMAN YANG BISA & MAU MEN-SHALATKAN SAYA, KETIKA SAYA WAFAT !

(mohon dibaca sampai selesai)



Duka cita di zaman sekarang

Karangan Bunga tidak menambah apa-apa...

Ada seseorang yang kami kenal, sebagai seorang yang diberikan kedudukan yang tinggi di dunia ini di hadapan manusia.

Beberapa waktu yg lalu... beliau rahimahullaah wafat....

Maa syaa Allah...

selang satu jam tersiar berita duka, semua masyarakat bergerak. Tamu berdatangan ke rumah megahnya. Tidak sampai tiga jam, jalan raya di sekitar rumah duka, penuh dengan karangan bunga yg tersurat dari rupa-rupa orang besar di negeri ini.

Jalanan ditutup untuk umum, dijaga oleh polisi militer. Patroli pengawal disiapkan, panitia pengurusan jenazah didatangkan khusus.

Keluarga tidak mau merepotkan pengurusan oleh jamaah Masjid. 

Tak masalah





Silakan Klik:

۞Gerakan Wakaf al Quran۞

Hanya dengan Rp 50.000 Anda sudah ikut berdakwah


Hingga selesailah jenazah dikafani, dan siap utk fardhu kifayah ketiga; dishalatkan.

Di luar rumah orang ratusan sudah berjejalan hadir. Maka diputuskan jenazah dishalatkan di masjid. 

Segera kami siapkan, masjid siap, jenazah sudah di hadapan imam, tetapi....

yang berbaris di belakang imam baru enam orang! Subhanallah, kami susul para pelayat di luar masjid. 

"pak..., bu..., ayo ambil wudhu...! 

Shalat jenazah segera dimulai...! Ayo pak...!!", kami menyeru..... 

Namun, tamu-tamu elite dan sosialita ini berujar di luar dugaan, "ini susah buka sepatunya, dek...!" atau "kami doakan saja..., dek dari sini, timpal ibu yg lain sambil bercermin ke kaca mobil.

Subhanallah, kami berseru tetangga-tetangga kampung kami yg sama-sama hadir menyaksikan prosesi megah ini, "pak..., bu..., Ayo...! Cepetan wudhu...! Ayo pak..., diminta keikhlasannya...!!" 

Bapak ibu tetangga kami ini hanya menggeleng, sambil tersenyum, "nggak dek...!, 

"Kami Malu...Banyak orang besar!"

Jawab mereka polos... 

Kami terhenyak menyerah...

Akhirnya kami kembali ke dalam masjid, yang saat itu terhimpun sekitar 11 orang yang kemudian kami bagi menjadi tiga shaf. Jenazah pun dishalatkan. 

Semoga Allah mengampuni beliau..., menyayangi beliau..., dan memasukkan beliau ke dalam Syurga-Nya yang penuh kenikmatan. 

Ibrah Bagi Yang Hidup

mulailah hari ini dan seterusnya.....!

Berkawanlah dengan mereka yang pada waktunya, ikhlas menyalatkan jenazah kita..., bahkan walau pun harus menempuh jarak!.

Mereka yang ikhlas mau mendo'akan ampunan Allah bagi kita ketika jasad ini sudah kaku.

Berdekatanlah dengan mereka yang benar-benar menyayangi kita Dunia-Akhirat!

Karena karangan bunga tidak menambah amalan kita.....

Takziah dan ikut men-sholatkan jenazah serta mendo'akan itulah yang paling utama.....

Carilah teman ta'at Dunia- Akhirat supaya kelak kita tidak hanya menerima kiriman karangan bunga...!

Karena rizki terakhir kita di-do'akan dalam sholat jenazah.

Reminder diri, sudah kah kita mempunyai teman seperti ini ?

Semoga dan In-Syaa Allah...

Saudara²ku, kalau saya berpulang duluan titip saya disholatkan ya ?!

Jazakallahu Khoiron!! 


Syukron ,

Barakallahu Fiikum.

Aamiin Allahumma Aamiin...

اخوكم : ابو محمد نبال الاثري

#copas


Silakan Klik

MutiaraStore

Lengkapi Kebutuhan Anda
Share this article :

Posting Komentar

 
Copyright © 2011. Mafaza Online: Duka Cita di Zaman Sekarang . All Rights Reserved