Melihat respons netizen secara umum, para tokoh yang kemungkinan akan bertarung dalam Pilkada Tuban 2020 tidak ada yang kontroversial. Hal itu cukup kondusif bagi kematangan proses demokrasi di tingkat lokal
Tugu Selamat Datang di Tuban | kembangbilo.desa.id |
Mafaza-Online | Lembaga Kajian Strategi dan Pembangunan (LKSP) juga mengukur tingkat favorabilitas dan akseptabilitas tokoh-tokoh tersebut berdasarkan sentimen yang muncul di media arus utama dan media sosial.
Astriana menjelaskan, sentimen netizen terhadap tampilan para tokoh Tuban rerata positif. Miyadi (79,17 persen), Noor Nahar (75,00 persen), dan Aditya (75,00 persen) mendapat sentimen positif yang tinggi. Kemudian diikuti Warih (66,67 persen), Fredy (61,54 persen), dan Khozanah (55,56 persen). Imam Solikin (100 persen) mendapat sentimen penuh, namun mention kecil dan jangkauan terbatas.
Sentimen negatif justru pada sosok Sunarsip (2,06 persen). Hal itu mungkin karena dipandang sebagai sosok baru dalam panggung politik Tuban yang tidak berasal dari partai politik atau dinasti manapun. Latar belakang profesional selaku ekonom dan pembina wirausaha lokal justru merupakan penyeimbang dengan sentimen positif (62,33 persen) dan netral (35,62 persen).
"Sesungguhnya tak hanya Sunarsip yang berkiprah di luar Tuban, Setiajit selaku Kepala Dinas ESDM Provinsi Jawa Timur juga lebih banyak di luar Tuban, namun dalam perbincangan dunia maya belum tertangkap signifikan. Bahkan, Fredy menjalankan bisnisnya di level nasional," jelas Astriana.
Melihat respons netizen secara umum, para tokoh yang kemungkinan akan bertarung dalam Pilkada Tuban 2020 tidak ada yang kontroversial. Hal itu cukup kondusif bagi kematangan proses demokrasi di tingkat lokal.
Publik tetap perlu diedukasi bahwa sosok yang akan tampil nanti harus benar-benar diuji: integritas, kapabilitas dan akseptabilitasnya
"Sehingga tidak terjadi gesekan di antara elite dan konsekuensi selanjutnya tidak akan menimbulkan konflik di tengah masyarakat. Namun, publik tetap perlu diedukasi bahwa sosok yang akan tampil nanti harus benar-benar diuji: integritas, kapabilitas dan akseptabilitasnya," papar Astriana.
Astriana menjelaskan, akumulasi dari porsi perbincangan dan sentimen yang berkembang di kalangan netizen akan membentuk reputasi sosial para tokoh. Tokoh yang melakukan perbincangan intensif (mention tinggi) dan jangkauan luas serta sentimen positif akan memiliki reputasi bagus di jagat internet.
Sebaliknya, perbincangan dan jangkauan terbatas, jika disertai sentimen negatif akan memberi dampak bagi reputasi tokoh di dunia medsos. Imam Solikin mendapat skor reputasi sosial yang tinggi, tetapi mention dan jangkauan sangat kecil sehingga tak cukup signifikan.
Tiga tokoh dengan skor reputasi sosial tinggi adalah Miyadi (89,58), Aditya (87,50) dan Noor nahar (87,50). Sementara skor reputasi menengah: Warih (83,33), Fredy (80,77) dan Sunarsip (80,14).
"Para tokoh tersebut kemungkinan besar akan tampil dalam panggung Pilkada Tuban. Skor reputasi Khozanah sebetulnya cukup bagus (77,78), tetapi sekali lagi persaingan dalam tubuh PKB/NU membuat terbatas pilihannya. Sementara Amir Burhanuddin paling rendah skornya (70,00)," ungkap Astriana.
Silakan Klik
DUA VARIAN RASA Gula Aren dan Kayu Secang
Sekilas LKSP
Lembaga Kajian Strategi dan Pembangunan (LKSP) memiliki visi sebagai lembaga kajian terpercaya di Indonesia berbasis big data & teknologi lainya, dengan memperhatikan secara komprehensif aspek-aspek penting dalam perumusan dan pelaksanaan kebijakan publik.
LKSP didirikan pada 21 Agustus 2017 dengan didukung oleh pakar dan mitra yang memiliki pengalaman dan kompetensi dalam bidang yang umumnya dibutuhkan oleh policy maker.
Sebelumnya: Popularitas di Media Arus Utama dan Media Sosial
Tulisan pertama: Popularitas Tokoh Tuban yang Bakal Bertarung dalam Pilkada 2020
Tulisan pertama: Popularitas Tokoh Tuban yang Bakal Bertarung dalam Pilkada 2020
Silakan Klik:
Posting Komentar