Kamis, 13 Juli 2017

Home » » Orang Tua Keluhkan Konten Dewasa di Buku 'Si Kabayan Super Kocak'

Orang Tua Keluhkan Konten Dewasa di Buku 'Si Kabayan Super Kocak'

  
Buku 'Si Kabayan' yang pada sejumlah halamannya mengandung konten dewasa. (Dok Gufron Amirullah/pembaca detikcom)
Mafaza
-Online |
Beredar buku yang berkonten dewasa dan kata-kata yang tak layak dibaca untuk anak-anak. Buku tersebut bercerita tentang Si Kabayan, tokoh dongeng asal Sunda, Jawa Barat.

Pembaca detikcom, Gufron Amirullah, mengatakan ia membeli buku tersebut dengan judul 'Si Kabayan Super Kocak' bersama anaknya yang masih berusia 8 tahun.

Gufron menjelaskan anaknya tertarik membeli buku itu karena gambar cover depan yang menarik serta ada tulisan 'kocak' pada judul. Gufron pun tak masalah membelikan buku itu. Apalagi dongeng tentang Si Kabayan adalah cerita yang mengandung kearifan lokal.

"Saya beli di salah satu toko buku besar di Pondok Gede. Sebelum anak baca, saya yang juga relawan komunitas Membaca 15 Menit, dianjurkan membaca terlebih dulu buku itu," kata Gufron kepada detikcom, Selasa (4/7/2017).

"Ternyata setelah saya baca beberapa halaman, kok ada kata-kata yang menjurus (pornografi). Saya bingung, kok bisa lolos sensor. Apakah memang sudah terverifikasi bagian tersebut?" ucapnya.

  

Salah satu halaman dalam buku yang berkonten dewasa dan kata-kata yang tak patut untuk anak-anak. (Dok Gufron Amirullah/pembaca detikcom)
Gufron pun mengirimkan foto halaman buku yang disebutnya berkonten dewasa dan memiliki pilihan kosakata yang tak tepat. Bagian tersebut ada di halaman 82 dan 84.

"Sampai saat ini belum sih, tapi lihat tubuh saya!" Jawab tamu Kabayan sambil memperlihatkan tubuhnya yang subur. Tubuh saya makin tak seksi. Suatu waktu saya benar-benar tak seksi. Suami saya pasti tak akan suka lagi sama saya. Jadi tolong bantu saya, kuruskan tubuh ini," penggalan percakapan dalam buku Si Kabayan.

  

Salah satu halaman dalam buku yang berkonten dewasa dan kata-kata yang tak patut untuk anak-anak. (Dok Gufron Amirullah/pembaca detikcom)
Gufron mengatakan hanya bagian teks yang mengandung konten dewasa dan tak pantas untuk anak-anak. Sedangkan pada grafis ataupun gambarnya tidak terdapat konten tersebut.

"Niatnya bagus untuk mengangkat kearifan lokal. Tapi jadinya tidak baik karena memasukkan kosakata yang nggak tepat untuk anak. Apalagi cover depannya menarik untuk anak-anak," ujar Gufron.

detikcom sudah menghubungi pihak penerbit. Namun belum ada penjelasan dan klarifikasi.

Niken Purnamasari - detikNews


Artikel Sebelumnya:
Silakan klik:
                                                         Lengkapi Kebutuhan Anda
Share this article :

Posting Komentar