Kemping masak sendiri? Kebayang deh repotnya
Wah kebayang deh repotnya, siswa-siswi SD dan SMP ini harus masak sendiri. Padahal acaranya padat, ada lomba-lomba, outbond dan kewajiban rutin lainnya juga harus pakai acara ngantri.
Tapi, jangan khawatir Panitia sudah mengantisipasinya, dengan menyediakan stand khusus Layanan Kontingen. Di stand ini sudah tersedia aneka rupa bahan-bahan untuk memasak.
Seperti keterangan Kak Indarwati, salah seorang penjaga Stand Layanan Kontingen. “Di stand ini kami menyediakan kebutuhan masak untuk peserta, seperti Sayuran segar, tempe, tahu, telor, ayam, minyak, air galon dan kebutuhan dapur lainnya,” katanya.
Yang bertugas di stand ini berempat, jelas Ustadzah yang sehari-hari mengajar Tahsin di SDIT Zaid bin Tsabit Kabupaten Magelang, yang seorang tugasnya pengadaan. “Belanjanya di pasar-pasar sekitar, Borobudur atau Salaman,” jelasnya.
Ustadzah Indarwati mengaku, Sebelumnya tidak ada pengalaman berjualan sayuran. Meski demikian melayani pembeli bukanlah hal baru, karena selain mengajar dia juga memiliki toko Fotokopi dan Alat tulis kantor. Jadi perihal jual beli tidak asing lagi, “prinsipnya kan melayani,” katanya.
Tenda berukuran sekitar 4x6 itu begitu sibuk, pembeli tak henti berdatangan. Indarwati, tidak khawatir dagangannya tidak laku, karena setiap kontingen sudah diinformasikan tentang layanan ini. Jadi peserta bisa memesan lebih dulu, apa saja yang diperlukan.
“Pembayarannya bisa transfer bank,” ujar Kak Indarwati.
Stand Dapur Layanan Kontingen ini juga melayani pembeli di luar peserta, seperti orangtua yang datang atau peserta bazaar lainnya. Selain itu, stand juga juga menyediakan makanan dalam kotak (box). Nasi kotak ini terutama disiapkan untuk hari pertama dan terakhir. “Karena diawal dan akhir Kemwil, peserta tidak sempat masak,” begitu kata Kak Indarwati.
Kehadiran stand Dapur Layanan ini sangat membantu. Seperti kata Tiwi, salah seorang Ustadzah pendamping dari SMPIT Harapan Ummat Purbalingga. “Sangat membantu, karena kami tidak membawa kendaraan, selain tidak kenal daerah salaman apalagi bis yang kami carter langsung pulang,” ungkapnya.
Karena itu Kak Tiwi sudah menjadi pelanggan sejak hari pertama, sebagai pendamping dia harus bertanggungjawab terhadap peserta yang terdiri dari 2 regu ikhwan dan akhwat yang berjumlah 20 orang.
Setahu saya, dapur layanan seperti ini baru ada di Kemwil 7 ini,” pungkas Kak Tiwi
Sebelumnya:
Silakan klik:
Lengkapi Kebutuhan Anda
Posting Komentar