“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS An-Nahl [16]: 125)
Seminar Metode Dakwaj Antiradikalisme | FOTO: Al-Idrisiyyah |
Konsepnya, masih kata Syaikh Fathurahman, sebenarnya banyak sekali bisa mengambil dari buku-buku yang disusun Imam Ghazali atau Imam Khusyairi. Dengan menjalani riyadlah dan mujahadah, barulah seseorang layak menjadi pemimpin (dai).
“Dengan riyadlah dan mujahadah, maka dakwah akan terjaga dari anasir-anasir yang menghancurkan dakwah itu sendiri,” tutur Syaikh Fathurahman.
Dalam kesempatan ini Syaikh Fathurahman juga mengungkapkan pengamatannya atas fenomena dakwah. Saat ini ada Artis yang menjadi dai, untuk hal ini layak mengucap Alhamdulillah. Tapi, ada juga yang dai menjadi selebritis, “Untuk hal ini layak mengucap Innalillahi,” kata Syaikh Fathurahman yang disambut gelak hadirin.
“Dengan riyadlah dan mujahadah, maka dakwah akan terjaga dari anasir-anasir yang menghancurkan dakwah itu sendiri”
Bahkan, Syaikh Fathurahman melanjutkan, ada Mubaligh Amplop. Tipe mubaligh seperti ini bisa jalan kalau ada tiketnya, untuk dalam kota dan luar kota berbeda tarifnya, “Jadi seperti bis antarkota saja,” cetusnya.
Syaikh Fathurahman mengajak DDII dan juga ormas-ormas Islam lainnya untuk serius mengkader pemuda Islam untuk berdakwah. Sehingga tercapai sosok dai yang matang, “Termasuk dai yang menguasai medan dakwah!” tegasnya.
Menurutnya seorang dai perlu mengedepankan dakwah bilhikmah seperti yang tercantum dalam Al-Quran surat An-Nahl [16] ayat 125. Dalam Al-Quran kata-kata ajakan memahami dan mengamalkan Al-Kitab senantiasa disandingkan dengan bilhikmah.
Dalam hal ini Syaikh Fathurahman mengajak hadirin untuk meneladani dakwah Nabi Musa dan Harun.
Pertama, Jangan lupa berzikir kepada Allah SWT. Beramal dengan niat dan orientasi kerjanya karena Allah SWT.
Kedua, Ucapan yang lemah lembut. Meski kepada Firaun yang sudah jelas kezalimannya, Islam tetap mengedepankan kelemah lembutan, (Qaulan layyina). Termasuk dalam hal ini adalah seorang juru dakwah menargetkan hati manusia, “Sentuh hatinya!” terang Syekh Fathurahman.
Ketiga, Tidak ada paksaan untuk masuk Islam, tapi bila sudah masuk Islam harus disiplin. Bila melanggar harus ada sanksi.
Dalam pandangan Syaikh Fathurahman, dari metode dakwah Nabi Musa ini sebenarnya sudah lengkap, karena menyangkut segi retorika, metode dan materi dakwah sekaligus.
Syaikh Fathurahman mengajak DDII dan juga ormas-ormas Islam lainnya untuk serius mengkader pemuda Islam untuk berdakwah. Sehingga tercapai sosok dai yang matang, “Termasuk dai yang menguasai medan dakwah!” tegasnya.
Menurutnya seorang dai perlu mengedepankan dakwah bilhikmah seperti yang tercantum dalam Al-Quran surat An-Nahl [16] ayat 125. Dalam Al-Quran kata-kata ajakan memahami dan mengamalkan Al-Kitab senantiasa disandingkan dengan bilhikmah.
Dalam hal ini Syaikh Fathurahman mengajak hadirin untuk meneladani dakwah Nabi Musa dan Harun.
Pertama, Jangan lupa berzikir kepada Allah SWT. Beramal dengan niat dan orientasi kerjanya karena Allah SWT.
Kedua, Ucapan yang lemah lembut. Meski kepada Firaun yang sudah jelas kezalimannya, Islam tetap mengedepankan kelemah lembutan, (Qaulan layyina). Termasuk dalam hal ini adalah seorang juru dakwah menargetkan hati manusia, “Sentuh hatinya!” terang Syekh Fathurahman.
Ketiga, Tidak ada paksaan untuk masuk Islam, tapi bila sudah masuk Islam harus disiplin. Bila melanggar harus ada sanksi.
Dalam pandangan Syaikh Fathurahman, dari metode dakwah Nabi Musa ini sebenarnya sudah lengkap, karena menyangkut segi retorika, metode dan materi dakwah sekaligus.
Selain Syaikh M Fathurahman, Seminar Dakwah yang dipandu moderator Asep Deni ini menghadirkan M. Roinul Balad, S.Sos.I selaku Sekretaris DDII Provinsi Jawa Barat dan Ustadz Ali Abu Khatib, Lc dari Ketua Ikatan Harokah dai DDII Pusat.
Posting Komentar