Gus Anto Menghancurkan Padepokan Santri Aluwung |
Mafaza-Online.Com | SRAGEN – Syirik adalah dosa besar. Kalau tidak segera bertaubat maka, pelakunya akan masuk neraka. Islam datang untuk menghancurkan kesyirikan. Agar ketaatan dan menyembah hanya murni kepada Allah SWT, Ikhlas. Maka sebagai wujud taubat semua simbol-simbol kemusyrikan harus dihancurkan.
Inilah yang dilakukan sejumlah elemen Islam untuk membimbing saudaranya yang bertaubat dari kemusyrikan. Pada Jumat pagi (04/10/2013) perwakilan Laskar Umat Islam Surakarta (LUIS), Jamaah Ansharut Tauhid (JAT), Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sragen, Kementerian Agama, Kejari dan Sekda Kabupaten Sragen, Kapolres Sragen, Dandim Sragen, Camat Sidoharjo, Kapolsek Sidoharjo, Danramil Sidoharjo, Gus Anto mengadakan pertemuan di kantor kecamatan Sidoharjo Sragen.
Pertemuan itu merupakan tindak lanjut dari pengakuan bersalah dan taubat Pimpinan Padepokan Santri Aluwung Sragen, Gus Anto di Pondok Ustadz Slamet Sragen dan di sekretariat LUIS di Masjid Baitusalam Tipes Solo.
Selanjutnya pertemuan dilakukan di rumah ketua RW VII Bedowo Sidoharjo. Dihadapan perwakilan elemen Islam, Muspida dan Muspika Gus Anto mengakui salah dan bertaubat. “Siapa yang ingin tersesat? Saya ingin bapak-bapak turut membina saya. Saya juga minta maaf kepada semua warga,” tutur Gus Anto.
Hadir dalam pertemun ini adalah Sekda Sragen Tatag Prabawanto, Tri Saksono selaku camat, Fakhrudin selaku perwakilan Kemenag, Kapolres Sragen AKBP Dhani Hernando, Dandim 0725/Sragen Letkol Inf R Wahyu Sugiarto, Ketua MUI Minanul Azis, Edi Lukito perwakilan LUIS, Dzikron mewakili JAT.
Dari perwakilan Kemenag menjelaskan sebenarnya sejak 2006 bangunan ini sudah mendapat rekomendasi menjadi pondok pesantren dan bukan padepokan yang digunakan untuk aktivitas kesyirikan. Perwakilan warga dan RT menyampaikan, dalam pembangunan tidak pernah izin ataupun pemberitahuan ke RT. Warga ingin semua bangunan diratakan dengan tanah. Namun, suara keras warga bisa ditenangkan oleh Dandim Wahyu Sugiyarto dan Ketua MUI Minanul Aziz.
Menanggapi pertaubatan Gus Anto Ketua MUI meminta aktivitas kesyirikan dihentikan. “Kewajiban kami adalah membina umat,” katanya.
Sekretaris LUIS Yusuf Suparno meminta kepada Gus Anto sebagai bentuk keseriusan Gus Anto dalam bertaubat, Ia meminta Gus Anto sendiri yang menghancurkan bangunan simbol-simbol kesyirikan. Sekitar jam 10 pagi, Gus Anto yang diantar oleh elemen Muslim, MUI, Kemenag, Muspika, Muspida dan ratusan warga mendatangi Padepokan Santri Aluwung.
Sesampai di tempat Pasujudan, Mushola tanpa atap, perwakilan Kemenag mendampingi Gus Anto menghancurkan batu tempat sujud/sajadah dari batu. Selanjutnya berganti tempat di daerah gapura yang bertuliskan Padepokan santri aluwung dan menghancurkan atap gapura dengan sebuah martil.
Warga berteriak histeris dan mengucapkan takbir bersautan. Warga terlihat gembira dan bersyukur atas pembongkaran tempat Pasujudan ini.
Silakan di Klik:
Posting Komentar