Forum Rektor: Kita sudah kenal reputasi dan keberanian Rizal Ramli
Mafaza-Online.Com|SEMARANG - Pakem demokrasi ‘dari rakyat oleh rakyat untuk rakyat’ dalam praktiknya telah diselewengkan dalam bentuk nepotisme. Akibatnya partisipasi rakyat dalam Pemilu menjadi sangat rendah karena calon-calon pemimpin yang dipilih hanya itu-itu saja. Padahal, berbagai persoalan bangsa baru bisa selesai dengan visi dan program, bukan dengan ketenaran apalagi pencitraan.
Demikian disampaikan Rektor Universitas Islam Sultan Agung (Unissula), Prof. Laode M Kamaludin, kepada wartawan usai Kuliah Umum Mahasiswa Baru 2013/2014, di Unissula, Semarang, Sabtu (21/9). Kuliah Umum yang menghadirkan ekonom senior Rizal Ramli itu mengambil tema Indonesia di Persimpangan Jalan; "Membangun Perekonomian Indonesia di Era Asia." Aula di lantai tiga dijejali lebih dari 1.200 mahasiswa baru.
Di luar aula, puluhan lain mahasiswa duduk lesehan memenuhi lorong-lorong. Maklum, aula tidak mampu menampung audiens yang meluber dan tampak antusias mengikuti kuliah umum tersebut.
“Kelalui Konvensi Capres Pilihan Rakyat, Forum Rektor mendorong mahasiswa dan media untuk ikut membantu mencegah hal itu. Pertanyaannya, siapa yang harus dipilih? Rakyat merindukan pemimpin yang bisa menyelesaikan masalah. Forum Rektor menyeleksi putra-putri terbaik yang belum mendapat kesempatan. Karena selama ini kriteria pemimpin ditentukan oleh popularitas, elektabilitas, dan uang,” ujar Ketua Forum Rektor Indonesia (FRI) ini.
Laode sengaja mengundang Rizal Ramli guna memberikan pencerahan dan pengayaan wawasan bagi seluruh civitas akademika Unissula. Lewat tokoh progresif yang konsisten mengusung ekonomi konstitusi itu, Laode berharap seluruh hadirin akan lebih memahami peta, persoalan, dan solusi bagi berbagai masalah perekonomian Indonesia saat ini dan ke depan.
“Kita sudah kenal siapa Rizal Ramli, pandangan-pandangannya dalam perekonomian, dan keberaniannya dalam mengambil sikap. Reputasinya di republik ini sudah tidak diragukan lagi. Kepada para mahasiswa, simaklah dan perhatikan apa yang akan disampaikan oleh Bapak Rizal Ramli. Karena siapa tahu dari pandangan-pandangan beliau hari ini, nantinya akan mengantarkan beliau menjadi Presiden Republik Indonesia pada tahun 2014,” ujar Laode pada bagian lain sambutannya yang segera disambut gemuruh tepuk tangan mahasiswa.
Menurut dia, saat ini sedikit sekali pemimpin yang memperhatikan masalah-masalah kenegaraan. Padahal perkembangan ekonomi itu tergantung pada pemimpinnya. Rektor yang produktif menulis belasan buku itu berharap mahasiswanya mengetahui bagaimana kepemimpinan Dr Rizal Ramli dalam bidang ekonomi seperti yang akan dipaparkan sesaat lagi.
“Kepada Bapak Rizal Ramli, perlu kami sampaikan, bahwa apa yang disampaikan ini nantinya akan ditayangkan di youtube dan juga disiarkan secara streaming di seluruh dunia. Tayangan bisa diakses melalui Unissula TV yang menggunakan teknologi terrestrial digital multimedia broadcasting,” paparnya.
Rizal Ramli yang hari itu mengenakan setelan jas warna biru gelap, dipadu kemeja biru muda dan dasi merah, tampak serius dan sungguh-sungguh. Sesekali dia tersenyum ketika beberapa kali rektor meminta hadirin untuk memberi tepuk tangan meriah untuknya.
Buat Ketua Aliansi Rakyat untuk Perubahan (ARUP) itu, bicara di hadapan mahasiswa bukanlah hal baru. Namun tetap saja pada kesempatan kali ini dia merasa ada hal khusus yang sulit dijelaskan. Pastinya, dia menangkap aura dan semangat kebangkitan dari seluruh hadirin. Semangat melakukan perubahan untuk Indonesia yang lebih baik dan lebih sejahtera rakyatnya.
Selanjutnya untuk sekitar 45 menit ke depan, Menko Perekonomian era Presiden Abdurrahman Wahid itu memaparkan berbagai hal terkait persoalan Indonesia di bidang ekonomi, politik, dan keamanan saat ini. Tentu saja, dia juga menyodorkan sejumlah terobosan sebagai solusi untuk membawa Indonesia menjadi negara yang digdaya di Asia dan rakyatnya sejahtera.
“Feodalisme dan KKN adalah dua hal yang menjadi hambatan utama Indonesia untuk maju dan sejahtera. Hal itu diperparah lagi oleh kriteria kepemimpinan yang selama ini dikembangkan dalam demokrasi kita, yaitu yang meletakkan popularitas dan elektibilitas di atas segala-galanya. Padahal, popularitas dan elektibilitas adalah hal yang paling mudah direkayasa melalui iklan, survei, dan publisitas. Pemimpin sejati seharusnya memiliki visi, integritas, track record, dan kapasitas untuk memecahkan masalah,” ungkap Calon Presiden paling reformis versi Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) ini.
MAFAZA-STORE Lengkapi Kebutuhan Anda
Mafaza-Online.Com|SEMARANG - Pakem demokrasi ‘dari rakyat oleh rakyat untuk rakyat’ dalam praktiknya telah diselewengkan dalam bentuk nepotisme. Akibatnya partisipasi rakyat dalam Pemilu menjadi sangat rendah karena calon-calon pemimpin yang dipilih hanya itu-itu saja. Padahal, berbagai persoalan bangsa baru bisa selesai dengan visi dan program, bukan dengan ketenaran apalagi pencitraan.
Demikian disampaikan Rektor Universitas Islam Sultan Agung (Unissula), Prof. Laode M Kamaludin, kepada wartawan usai Kuliah Umum Mahasiswa Baru 2013/2014, di Unissula, Semarang, Sabtu (21/9). Kuliah Umum yang menghadirkan ekonom senior Rizal Ramli itu mengambil tema Indonesia di Persimpangan Jalan; "Membangun Perekonomian Indonesia di Era Asia." Aula di lantai tiga dijejali lebih dari 1.200 mahasiswa baru.
Di luar aula, puluhan lain mahasiswa duduk lesehan memenuhi lorong-lorong. Maklum, aula tidak mampu menampung audiens yang meluber dan tampak antusias mengikuti kuliah umum tersebut.
“Kelalui Konvensi Capres Pilihan Rakyat, Forum Rektor mendorong mahasiswa dan media untuk ikut membantu mencegah hal itu. Pertanyaannya, siapa yang harus dipilih? Rakyat merindukan pemimpin yang bisa menyelesaikan masalah. Forum Rektor menyeleksi putra-putri terbaik yang belum mendapat kesempatan. Karena selama ini kriteria pemimpin ditentukan oleh popularitas, elektabilitas, dan uang,” ujar Ketua Forum Rektor Indonesia (FRI) ini.
Laode sengaja mengundang Rizal Ramli guna memberikan pencerahan dan pengayaan wawasan bagi seluruh civitas akademika Unissula. Lewat tokoh progresif yang konsisten mengusung ekonomi konstitusi itu, Laode berharap seluruh hadirin akan lebih memahami peta, persoalan, dan solusi bagi berbagai masalah perekonomian Indonesia saat ini dan ke depan.
“Kita sudah kenal siapa Rizal Ramli, pandangan-pandangannya dalam perekonomian, dan keberaniannya dalam mengambil sikap. Reputasinya di republik ini sudah tidak diragukan lagi. Kepada para mahasiswa, simaklah dan perhatikan apa yang akan disampaikan oleh Bapak Rizal Ramli. Karena siapa tahu dari pandangan-pandangan beliau hari ini, nantinya akan mengantarkan beliau menjadi Presiden Republik Indonesia pada tahun 2014,” ujar Laode pada bagian lain sambutannya yang segera disambut gemuruh tepuk tangan mahasiswa.
Menurut dia, saat ini sedikit sekali pemimpin yang memperhatikan masalah-masalah kenegaraan. Padahal perkembangan ekonomi itu tergantung pada pemimpinnya. Rektor yang produktif menulis belasan buku itu berharap mahasiswanya mengetahui bagaimana kepemimpinan Dr Rizal Ramli dalam bidang ekonomi seperti yang akan dipaparkan sesaat lagi.
“Kepada Bapak Rizal Ramli, perlu kami sampaikan, bahwa apa yang disampaikan ini nantinya akan ditayangkan di youtube dan juga disiarkan secara streaming di seluruh dunia. Tayangan bisa diakses melalui Unissula TV yang menggunakan teknologi terrestrial digital multimedia broadcasting,” paparnya.
Rizal Ramli yang hari itu mengenakan setelan jas warna biru gelap, dipadu kemeja biru muda dan dasi merah, tampak serius dan sungguh-sungguh. Sesekali dia tersenyum ketika beberapa kali rektor meminta hadirin untuk memberi tepuk tangan meriah untuknya.
Buat Ketua Aliansi Rakyat untuk Perubahan (ARUP) itu, bicara di hadapan mahasiswa bukanlah hal baru. Namun tetap saja pada kesempatan kali ini dia merasa ada hal khusus yang sulit dijelaskan. Pastinya, dia menangkap aura dan semangat kebangkitan dari seluruh hadirin. Semangat melakukan perubahan untuk Indonesia yang lebih baik dan lebih sejahtera rakyatnya.
“Saya sungguh-sungguh terharu mendengar pidato bapak Rektor.Beliau bukan sekadar rektor pejabat sebuah universitas, tapi juga sekaligus pemimpin yang mampu menularkan semangat kreatif dan perubahan yang bergelora. Sahabat saya, Prof Laode, adalah pemimpin yang punya visi, pemimpin yang tahu akan membawa ke mana Unissula ke depan, yaitu sebagai World Class Islamic University,” puji Rizal Ramli mengawali kuliah umumnya.
Selanjutnya untuk sekitar 45 menit ke depan, Menko Perekonomian era Presiden Abdurrahman Wahid itu memaparkan berbagai hal terkait persoalan Indonesia di bidang ekonomi, politik, dan keamanan saat ini. Tentu saja, dia juga menyodorkan sejumlah terobosan sebagai solusi untuk membawa Indonesia menjadi negara yang digdaya di Asia dan rakyatnya sejahtera.
“Feodalisme dan KKN adalah dua hal yang menjadi hambatan utama Indonesia untuk maju dan sejahtera. Hal itu diperparah lagi oleh kriteria kepemimpinan yang selama ini dikembangkan dalam demokrasi kita, yaitu yang meletakkan popularitas dan elektibilitas di atas segala-galanya. Padahal, popularitas dan elektibilitas adalah hal yang paling mudah direkayasa melalui iklan, survei, dan publisitas. Pemimpin sejati seharusnya memiliki visi, integritas, track record, dan kapasitas untuk memecahkan masalah,” ungkap Calon Presiden paling reformis versi Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) ini.
MAFAZA-STORE Lengkapi Kebutuhan Anda
Posting Komentar