Tayangan layar kaca lambat laun semakin komersial, bahkan tayangan azan maghrib di bulan Ramadhan disisipi oleh iklan
MafazaOnline|JAKARTA-Wakil Ketua Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Nina Mutmainah Armando mengaku prihatin bahwa tayangan televisi belakangan ini kurang mengetengahkan edukasi masyarakat, bahkan azan saja sampai disisipi iklan niaga.
Tayangan layar kaca lambat laun semakin komersial, bahkan tayangan azan maghrib di bulan Ramadhan disisipi oleh iklan.
"Azan di TV menyisipkan iklan niaga, azan pun dijual," kata Nina. "Nilainya miliaran rupiah karena ditayangkan pada prime time (waktu utama)," katanya di Jakarta, Senin (15/08).
Nina Armando berharap agar televisi menyajikan tayangan yang sehat dan mencerdaskan masyarakat.
Namun di sisi lain ia pun mengakui masih ada yang mengangkat tayangan baik.
"Ada beberapa tayangan yang sudah baik seperti Jejak Rasul, sinetron Para Pencari Tuhan. Tapi memang ada yang tak pantas," ujarnya.
Ia menjelaskan, ada pengaduan masyarakat diterima dan mereka menilai tayangan tersebut tidak pantas.
"Kami meneruskan meminta kepada stasiun TV bersangkutan yang menayangkan itu untuk memperbaiki. Ada yang telah memperbaiki tapi ada yang masih terus," katanya lagi.
Amalkan Agama
Sebelumnya pada pertemuan antara Komisi Penyiaran Indonesia dan Kepala Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama Abdul Jamil di Kantor Kementerian Agama, pekan lalu, dikeluarkan imbauan agar stasiun televisi menayangkan siaran Ramadhan dengan tayangan yang membuat umat semakin bergairah dalam pengamalan agama.
Menurut dia, di bulan suci ini tidak sepantasnya acara TV diisi dengan tayangan yang sia-sia.
"Kami juga meminta agar tayangan Ramadhan yang lebih banyak banyolan untuk dihentikan," kata Abdul Jamil pada diskusi Balitbang Kementerian Agama dengan KPI di Jakarta.
Kemenag, lanjut dia, juga meminta agar KPI sebagai lembaga yang memiliki wewenang untuk menghentikan siaran yang penuh dengan adegan banyolan tersebut.
"Kami meminta tayangan sebelum sahur di bulan Ramadhan yang penuh banyolan dihentikan saja," ujarnya.
Sebelumnya Menteri Agama Suryadharma Ali berharap tayangan televisi di bulan Ramadhan dapat memberi pencerahan bagi masyarakat dengan muatan yang edukatif dan religius. Bukan sebaliknya lebih banyak menayangkan adegan lawakan.
"Lawakan itu boleh juga supaya tidak membosankan, tapi porsinya jangan terlalu banyak," kata Suryadharma Ali beberapa waktu lalu.
Menurut Menteri yang juga Ketua Umum DPP Partai Persatuan Pembangunan ini, untuk memberi pencerahan pada bulan puasa ini, televisi seyogianya mengisi dengan program-program dakwah.
"Tapi sayangnya lebih banyak lawak dan kuis," ucap alumni IAIN (kini UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ia menyatakan, Kementerian Agama melalui Badan Litbang sedang melakukan penelitian terhadap sejumlah televisi mengenai tayangan di bulan Ramadhan.
"Nanti pada waktunya hasil penelitian Litbang ini akan kita umumkan," kata Suryadharma Ali. (antara/dar)
IFTAR Infaq Taawun Ramadhan 1434 H MafazaOnline Peduli
Bagi Kaum Muslimin dan Muslimat yang ingin mengirimkan dana IFTAR (Infaq Taawun Ramadhan) untuk Berbuka, Sahur dan berbagi bersama saudara-saudara kita di sekitar Gunung Merapi-Merbabu yang rawan pemurtadan, mari bersinergi. Kirim bantuan melalui
Bank Muamalat Norek: 020 896 7284 Bank Syariah Mandiri norek 069 703 1963 BCA norek 412 1181 643 a/n Eman Mulyatman Setelah transfer kirim sms konfirmasi ke 0878 7648 7687 Dengan format: Nama.../Alamat.../Jumlah.../Bank.../Peruntukkan Ramadhan
Maaf kami tidak terkait dengan Ormas atau Orpol manapun!
MafazaOnline|JAKARTA-Wakil Ketua Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Nina Mutmainah Armando mengaku prihatin bahwa tayangan televisi belakangan ini kurang mengetengahkan edukasi masyarakat, bahkan azan saja sampai disisipi iklan niaga.
Tayangan layar kaca lambat laun semakin komersial, bahkan tayangan azan maghrib di bulan Ramadhan disisipi oleh iklan.
"Azan di TV menyisipkan iklan niaga, azan pun dijual," kata Nina. "Nilainya miliaran rupiah karena ditayangkan pada prime time (waktu utama)," katanya di Jakarta, Senin (15/08).
Nina Armando berharap agar televisi menyajikan tayangan yang sehat dan mencerdaskan masyarakat.
Namun di sisi lain ia pun mengakui masih ada yang mengangkat tayangan baik.
"Ada beberapa tayangan yang sudah baik seperti Jejak Rasul, sinetron Para Pencari Tuhan. Tapi memang ada yang tak pantas," ujarnya.
Ia menjelaskan, ada pengaduan masyarakat diterima dan mereka menilai tayangan tersebut tidak pantas.
"Kami meneruskan meminta kepada stasiun TV bersangkutan yang menayangkan itu untuk memperbaiki. Ada yang telah memperbaiki tapi ada yang masih terus," katanya lagi.
Amalkan Agama
Sebelumnya pada pertemuan antara Komisi Penyiaran Indonesia dan Kepala Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama Abdul Jamil di Kantor Kementerian Agama, pekan lalu, dikeluarkan imbauan agar stasiun televisi menayangkan siaran Ramadhan dengan tayangan yang membuat umat semakin bergairah dalam pengamalan agama.
Menurut dia, di bulan suci ini tidak sepantasnya acara TV diisi dengan tayangan yang sia-sia.
"Kami juga meminta agar tayangan Ramadhan yang lebih banyak banyolan untuk dihentikan," kata Abdul Jamil pada diskusi Balitbang Kementerian Agama dengan KPI di Jakarta.
Kemenag, lanjut dia, juga meminta agar KPI sebagai lembaga yang memiliki wewenang untuk menghentikan siaran yang penuh dengan adegan banyolan tersebut.
"Kami meminta tayangan sebelum sahur di bulan Ramadhan yang penuh banyolan dihentikan saja," ujarnya.
Sebelumnya Menteri Agama Suryadharma Ali berharap tayangan televisi di bulan Ramadhan dapat memberi pencerahan bagi masyarakat dengan muatan yang edukatif dan religius. Bukan sebaliknya lebih banyak menayangkan adegan lawakan.
"Lawakan itu boleh juga supaya tidak membosankan, tapi porsinya jangan terlalu banyak," kata Suryadharma Ali beberapa waktu lalu.
Menurut Menteri yang juga Ketua Umum DPP Partai Persatuan Pembangunan ini, untuk memberi pencerahan pada bulan puasa ini, televisi seyogianya mengisi dengan program-program dakwah.
"Tapi sayangnya lebih banyak lawak dan kuis," ucap alumni IAIN (kini UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ia menyatakan, Kementerian Agama melalui Badan Litbang sedang melakukan penelitian terhadap sejumlah televisi mengenai tayangan di bulan Ramadhan.
"Nanti pada waktunya hasil penelitian Litbang ini akan kita umumkan," kata Suryadharma Ali. (antara/dar)
IFTAR Infaq Taawun Ramadhan 1434 H MafazaOnline Peduli
Bagi Kaum Muslimin dan Muslimat yang ingin mengirimkan dana IFTAR (Infaq Taawun Ramadhan) untuk Berbuka, Sahur dan berbagi bersama saudara-saudara kita di sekitar Gunung Merapi-Merbabu yang rawan pemurtadan, mari bersinergi. Kirim bantuan melalui
Bank Muamalat Norek: 020 896 7284 Bank Syariah Mandiri norek 069 703 1963 BCA norek 412 1181 643 a/n Eman Mulyatman Setelah transfer kirim sms konfirmasi ke 0878 7648 7687 Dengan format: Nama.../Alamat.../Jumlah.../Bank.../Peruntukkan Ramadhan
Maaf kami tidak terkait dengan Ormas atau Orpol manapun!
Posting Komentar