Dan Kami menjadikan langit itu sebagai atap yang terpelihara, sedang mereka berpaling dari segala tanda-tanda yang terdapat padanya. (QS. Al-Anbiya' [21]: 32)
Tanya:
Begitu luas dunia/galaksi yang diciptakan Allah. Ada berapa macam kehidupan yang sebenarnya sedang berlangsung saat ini di waktu yang sama? Ada teori sains yang menyebutkan, ada kehidupan besar di bawah tanah yang kita pijak saat ini. Lalu “bukti-bukti” (saya kasih tanda kutip karena saya belum pernah melihatnya sendiri) alien/manusia luar angkasa yang mampir di planet Bumi.
Doni Mario
Jawab:
Kalau Anda bertanya tentang keberadaan makhluk hidup yang gaib, tentu saja makhluk hidup pasti ada di luar Bumi. Mereka adalah malaikat, jin, setan, bahkan ada orang-orang yang hidup di sisi Allah seperti nabi Isa dan para syuhada.
Yang pasti sampai hari ini masih belum ada bukti, semua masih berupa teori. Para ahli masih berdebat tentang teori kehidupan secara biologis.
Bumi planet pilihan Allah SWT buat Adam (manusia)
Bumi rasanya memang tempat yang paling tepat buat makhluk hidup seperti kita manusia ini, dan juga buat hewan dan tumbuhan. Dalam al Quran, Allah SWT telah memilih planet ini sebagai tempat kehidupan nabi Adam as dan umat manusia.
Kata “mustaqar” bermakna tempat kediaman. Sementara di alam semesta ini ada triliunan planet dan jutaan (termasuk Bumi). Tetap saja sampai sekarang belum ditemukan kehidupan dari angkasa luar. Kalau pun ada lebih merupakan asumsi yang sulit dibuktikan secara nyata. Ternyata langit yang hitam kelam itu memang senyap.
Ayat di atas dengan sempurnanya menjelaskan bahwa sejak awal kehidupannya manusia memang diciptakan di planet ini, selama hidup juga di sini, dan akhirnya mati serta kebangkitannya juga bakal terjadi di Bumi.
Rasanya belum ada tanda-tanda atau isyarat ilmiah tentang adanya kehidupan umat manusia di luar Bumi, setidaknya sampai hari ini.
Kenapa Bumi yang Dipilih?
Untuk bisa didiami oleh manusia dan makhluk hidup biologis lainnya, rupanya ada sekian banyak persyaratan mendasar yang tidak dimiliki oleh planet lain.
1. Punya daratan
Ada beberapa planet besar dalam tata surya kita, seperti planet Jupiter, Saturnus dan Uranus, tetapi sayangnya ketiga planet itu tidak memiliki daratan, semuanya gas. Tentu saja tidak mungkin dihuni oleh manusia karena tidak ada tempat berpijak.
Di dalam Al-Quran disebutkan bahwa manusia ditempatkan oleh Allah SWT di daratan dan juga lautan.
2. Suhu yang cocok
Bumi punya sistem pemanasan dan pendinginan otomatis yang sangat canggih, sehingga tidak membeku atau memanas secara ekstrem, meski mengelilingi matahari tanpa pernah berhenti.
Bandingkan dengan Pluto yang sudah “dipecat” dari keluarga tata surya kita. Suhu Pluto terbilang yang sangat rendah, sekitar minus 328 derajat Celsius. Dengan suhu “sesejuk” ini, dijamin tidak ada makhluk hidup yang bisa tinggal di planet itu.
Atau sebaliknya, daratan di planet Mercurius. Planet ini sangat dekat dengan matahari, sehingga suhunya sangat tinggi, bisa melelehkan logam timbal. Tentu saja, tidak ada manusia atau hewan yang akan tahan tinggal di planet ini. Alien yang sering kita tonton di film produksi Hollywood pun mustahil bisa hidup.
Konon satu wajah dari planet ini selalu menghadap matahari dan wajah lainnya selalu membelakanginya. Di bagian yang tidak pernah disinari matahari, daratan Mercurius membeku. Dan yang terus-menerus menghadap matahari, suhunya amat ekstrem.
3. Bumi punya air dan sistem penjernihannya
Allah SWT menyebutkan bahwa Dia menciptakan kehidupan dari air, sebagaimana firman-Nya berikut ini:
Allah SWT tidak hanya menurunkan air untuk menutupi 2/3 permukaan Bumi, tetapi juga mempertahankan keseimbangan mekanisme yang ada di dalamnya. Dalam hal penyediaan air bersih misalnya, Bumi diberi Allah SWT mekanisme penyulingan air yang sangat mengagumkan. Tidak kurang dari 400 miliar ton air disirkulasi setiap tahun.
Air dari seluruh daratan mengalir ke lautan. Berkumpullah air kotor dari seluruh aktifitas makhluk hidup daratan. Di lautan itu terjadi berbagai proses biokimiawi dari ekosistem laut untuk dibersihkan kembali.
Dalam waktu yang bersamaan air samudra itu diuapkan oleh panas matahari menjadi awan — yang kemudian digiring ke wilayah-wilayah yang membutuhkan air bersih di seluruh permukaan Bumi, dan turun sebagai hujan. Maha suci Allah. Sungguh besar energi yang terlibat dalam proses penyulingan dan pendistribusian ratusan miliar ton air itu.
Dan air dalam jumlah yang cukup itu sampai hari ini hanya ada di Bumi, di planet lain memang ada asumsi ditemukannya air, tetapi jumlah, kandungan dan keadaannya masih menjadi perdebatan.
Menurut para ahli, air sebenarnya tidak terbentuk di permukaan Bumi, melainkan datang dari luar angkasa dalam bentuk bongkahan-bongkahan es membeku seperti komet yang menyerbu Bumi. Dan air kiriman itu sengaja dipertahankan menetap di Bumi. Kalau kita hubungkan teori ini dengan salah satu firman Allah SWT, mungkin ada benarnya.
Angkasa luar itu ternyata ganas dan mematikan. Setidaknya yang kita tahu ada dua ancaman, pertama tabrakan benda angkasa (meteorit) dan kedua adalah ancaman dari sinar matahari.
Di langit ternyata banyak bertebaran benda angkasa, mulai dari yang kecil sampai yang sebesar gunung. Setiap saat benda-benda itu melintasi suatu planet dan tertarik gravitasinya. Sehingga planet itu dihujani benda-benda itu dan menimbulkan ledakan dahsyat, bahkan tidak jarang akhirnya hancur berkeping-keping. Lihatlah wajah permukaan bulan kita yang bopeng akibat “serbuan” komet.
Sinar matahari, apalagi badai matahari, akan membuat semua makhluk hidup mati seketika. Di mana kita berada, kalau dekat dengan matahari selalu ada resiko kematian.
Maka diperlukan sebuah atap yang melindungi makhluk hidup dari serbuan meteorit dan juga cahaya yang mematikan itu. Atmosfer kita ini ternyata berfungsi sebagai atap yang melindungi dari cahaya maut matahari.
Maha benarlah Allah SWT ketika berfirman:
5. Cuma Bumi yang punya udara
Ciri khas makhluk hidup adalah bernapas. Manusia dan hewan butuh oksigen dan tumbuhan butuh karbondiksida. Di Bumi, keduanya tersedia dalam jumlah yang seimbang.
Atmosfer kita mengandung oksigen dalam kadar yang pas sekali. Tidak terlalu banyak, dan tidak terlalu sedikit. Jumlahnya sekitar 21% dari udara yang tersedia. Yang terbanyak adalah Nitrogen, yaitu sekitar 78 persen. Selebihnya adalah karbondioksida, dan sejumlah kecil gas-gas lainnya.
Kadar oksigen ini, anehnya bertahan sekitar 21 persen sesuai dengan kebutuhan kehidupan makhluk Bumi. Jika kurang dari itu, akan menyebabkan problem pernapasan. Sebaliknya, kalau melebihi secara radikal bakal menyebabkan proses oksidasi berjalan tidak terkendali. Diantaranya, tingkat kebakaran dan kekeroposan logam-logam bakal melonjak secara dramatis.
6. Bumi punya gunung dan lembah
Untuk terjadinya siang dan malam, Allah SWT memutar Bumi pada porosnya seperti gasing. Kalau dihitung-hitung putaran semu buat penghuni Bumi, kecepatannya mencapai 40.000km/24 jam atau sama dengan 1.666 km/jam. Lebih cepat dari pesawat jet komersial.
Dan menurut para ahli, perputaran permukaan Bumi itu telah menyebabkan timbulnya angin kencang di atmosfernya. Lantas kenapa itu tidak menyebabkan angin badai? Karena angin itu dihalangi dan diperlambat oleh permukaan Bumi yang tinggi-rendah berbentuk gunung dan lembah.
Dalam waktu yang bersamaan juga dipengaruhi oleh perubahan tekanan udara di berbagai wilayah bumi akibat sumbu rotasi Bumi yang miring 23,5 derajat.
7. Bumi punya pabrik makanan buat makhluk hidup
Planet Bumi secara sistemik bisa memproduksi dan menyediakan berbagai kebutuhan makhluk-makhluk yang ada di dalamnya. Berbagai macam tanaman dan pepohonan menghasilkan buah-buahan, sayuran, umbi-umbian, biji-bijian, dan beraneka ragam kebutuhan manusia. Dari sini kita memperoleh sumber karbohidrat, protein dan lemak nabati.
Di sisi lain Allah SWT menyediakan berbagai macam hewan dan binatang ternak. Mulai dari berbagai jenis ikan yang hidup di perairan dan samudra, binatang-binatang yang hidup di daratan, sampai pada beragam unggas yang beterbangan. Semuanya memberikan ragam makanan hewani.
Dan anehnya, mereka memiliki mekanisme otomatis untuk bereproduksi secara berkelanjutan. Kecuali, manusia sudah merusak tatanan keseimbangan ekosistem yang ada. Maka rusaklah mekanisme alamiah itu. Dan rusak pula sumber-sumber makanan kita.
Kesimpulan
Sementara ini kalau kita renungkan, rasanya Bumi ini adalah tempat yang paling layak untuk dihuni oleh berbagai makhluk hidup, baik manusia, hewan maupun tumbuhan.
Planet lain meski banyak memiliki kemiripan, tapi tidak ada satu pun yang memenuhi kriteria layak untuk dihuni. Demikian kesimpulan para ilmuwan dan rasanya al Quran pun memang selalu menyebutkan Bumi untuk tempat tinggal manusia.
Akan tetapi semua itu tidak lantas menutup kemungkinan adanya alien atau makhluk lain yang bisa hidup di luar sana. Tetapi sampai hari ini temuan ilmiyah dan isyarat yang ada di dalam al Quran belum menunjukkan tanda-tanda keberadaan alien berupa manusia atau makhluk hidup cerdas lainnya.
Mungkin di masa mendatang akan ada temuan lain, entah bagaimana bentuknya, hanya Allah SWT saja yang Maha Tahu.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Ahmad Sarwat, Lc
Tanya Ustaz merupakan rubrik khusus di Ramadan Mubarak. Tanyakan dan/atau konsultasikan hal-hal menyangkut Islam ke alamat e-mail tanyaustaz@yahoo-inc.com untuk dijawab oleh Ahmad Sarwat.
Ahmad Sarwat merupakan pendiri Rumah Fiqih Indonesia yang juga dikenal sebagai penyusun buku "Seri Fiqih Kehidupan", "Seri Tanya Jawab Syariah", dan "Ensiklopedia Fiqih Indonesia". Saat ini Ahmad Sarwat juga masih menulis di website Rumah Fiqih Indonesia dan website pribadinya, www.ustsarwat.com.
Tanya:
Begitu luas dunia/galaksi yang diciptakan Allah. Ada berapa macam kehidupan yang sebenarnya sedang berlangsung saat ini di waktu yang sama? Ada teori sains yang menyebutkan, ada kehidupan besar di bawah tanah yang kita pijak saat ini. Lalu “bukti-bukti” (saya kasih tanda kutip karena saya belum pernah melihatnya sendiri) alien/manusia luar angkasa yang mampir di planet Bumi.
Doni Mario
Jawab:
Kalau Anda bertanya tentang keberadaan makhluk hidup yang gaib, tentu saja makhluk hidup pasti ada di luar Bumi. Mereka adalah malaikat, jin, setan, bahkan ada orang-orang yang hidup di sisi Allah seperti nabi Isa dan para syuhada.
Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup di sisi Tuhannya dengan mendapat rezeki. (QS. Ali Imran [3] : 169)Tapi kalau kalau pertanyaannya, adakah di luar Bumi ini makhluk hidup yang secara biologis seperti manusia, hewan dan tumbuhan yang kita kenal, maka jawabannya belum jelas sampai hari ini.
Yang pasti sampai hari ini masih belum ada bukti, semua masih berupa teori. Para ahli masih berdebat tentang teori kehidupan secara biologis.
Bumi planet pilihan Allah SWT buat Adam (manusia)
Bumi rasanya memang tempat yang paling tepat buat makhluk hidup seperti kita manusia ini, dan juga buat hewan dan tumbuhan. Dalam al Quran, Allah SWT telah memilih planet ini sebagai tempat kehidupan nabi Adam as dan umat manusia.
“Turunlah kamu sekalian, sebahagian kamu menjadi musuh bagi sebahagian yang lain. Dan kamu mempunyai tempat kediaman dan kesenangan di muka bumi sampai waktu yang telah ditentukan. Di bumi itu kamu hidup dan di bumi itu kamu mati, dan dari bumi itu (pula) kamu akan dibangkitkan.” (QS. Al-A'raf [7] : 24)
Kata “mustaqar” bermakna tempat kediaman. Sementara di alam semesta ini ada triliunan planet dan jutaan (termasuk Bumi). Tetap saja sampai sekarang belum ditemukan kehidupan dari angkasa luar. Kalau pun ada lebih merupakan asumsi yang sulit dibuktikan secara nyata. Ternyata langit yang hitam kelam itu memang senyap.
Ayat di atas dengan sempurnanya menjelaskan bahwa sejak awal kehidupannya manusia memang diciptakan di planet ini, selama hidup juga di sini, dan akhirnya mati serta kebangkitannya juga bakal terjadi di Bumi.
Rasanya belum ada tanda-tanda atau isyarat ilmiah tentang adanya kehidupan umat manusia di luar Bumi, setidaknya sampai hari ini.
Kenapa Bumi yang Dipilih?
Untuk bisa didiami oleh manusia dan makhluk hidup biologis lainnya, rupanya ada sekian banyak persyaratan mendasar yang tidak dimiliki oleh planet lain.
1. Punya daratan
Ada beberapa planet besar dalam tata surya kita, seperti planet Jupiter, Saturnus dan Uranus, tetapi sayangnya ketiga planet itu tidak memiliki daratan, semuanya gas. Tentu saja tidak mungkin dihuni oleh manusia karena tidak ada tempat berpijak.
Di dalam Al-Quran disebutkan bahwa manusia ditempatkan oleh Allah SWT di daratan dan juga lautan.
Dialah Tuhan yang menjadikan kamu dapat berjalan di daratan dan di lautan. (QS. Yunus [10]:22)
2. Suhu yang cocok
Bumi punya sistem pemanasan dan pendinginan otomatis yang sangat canggih, sehingga tidak membeku atau memanas secara ekstrem, meski mengelilingi matahari tanpa pernah berhenti.
Bandingkan dengan Pluto yang sudah “dipecat” dari keluarga tata surya kita. Suhu Pluto terbilang yang sangat rendah, sekitar minus 328 derajat Celsius. Dengan suhu “sesejuk” ini, dijamin tidak ada makhluk hidup yang bisa tinggal di planet itu.
Atau sebaliknya, daratan di planet Mercurius. Planet ini sangat dekat dengan matahari, sehingga suhunya sangat tinggi, bisa melelehkan logam timbal. Tentu saja, tidak ada manusia atau hewan yang akan tahan tinggal di planet ini. Alien yang sering kita tonton di film produksi Hollywood pun mustahil bisa hidup.
Konon satu wajah dari planet ini selalu menghadap matahari dan wajah lainnya selalu membelakanginya. Di bagian yang tidak pernah disinari matahari, daratan Mercurius membeku. Dan yang terus-menerus menghadap matahari, suhunya amat ekstrem.
3. Bumi punya air dan sistem penjernihannya
Allah SWT menyebutkan bahwa Dia menciptakan kehidupan dari air, sebagaimana firman-Nya berikut ini:
Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu menjadi hidup. (QS. Al-Anbiya' [21]:30)
Allah SWT tidak hanya menurunkan air untuk menutupi 2/3 permukaan Bumi, tetapi juga mempertahankan keseimbangan mekanisme yang ada di dalamnya. Dalam hal penyediaan air bersih misalnya, Bumi diberi Allah SWT mekanisme penyulingan air yang sangat mengagumkan. Tidak kurang dari 400 miliar ton air disirkulasi setiap tahun.
Air dari seluruh daratan mengalir ke lautan. Berkumpullah air kotor dari seluruh aktifitas makhluk hidup daratan. Di lautan itu terjadi berbagai proses biokimiawi dari ekosistem laut untuk dibersihkan kembali.
Dalam waktu yang bersamaan air samudra itu diuapkan oleh panas matahari menjadi awan — yang kemudian digiring ke wilayah-wilayah yang membutuhkan air bersih di seluruh permukaan Bumi, dan turun sebagai hujan. Maha suci Allah. Sungguh besar energi yang terlibat dalam proses penyulingan dan pendistribusian ratusan miliar ton air itu.
Dan air dalam jumlah yang cukup itu sampai hari ini hanya ada di Bumi, di planet lain memang ada asumsi ditemukannya air, tetapi jumlah, kandungan dan keadaannya masih menjadi perdebatan.
Menurut para ahli, air sebenarnya tidak terbentuk di permukaan Bumi, melainkan datang dari luar angkasa dalam bentuk bongkahan-bongkahan es membeku seperti komet yang menyerbu Bumi. Dan air kiriman itu sengaja dipertahankan menetap di Bumi. Kalau kita hubungkan teori ini dengan salah satu firman Allah SWT, mungkin ada benarnya.
Dan Kami turunkan air dari langit menurut suatu ukuran, lalu Kami jadikan air itu menetap di bumi, dan sesungguhnya Kami benar-benar berkuasa menghilangkannya. (QS. Al-Mu'minuun [23]: 18)4. Bumi punya atap pelindung
Angkasa luar itu ternyata ganas dan mematikan. Setidaknya yang kita tahu ada dua ancaman, pertama tabrakan benda angkasa (meteorit) dan kedua adalah ancaman dari sinar matahari.
Di langit ternyata banyak bertebaran benda angkasa, mulai dari yang kecil sampai yang sebesar gunung. Setiap saat benda-benda itu melintasi suatu planet dan tertarik gravitasinya. Sehingga planet itu dihujani benda-benda itu dan menimbulkan ledakan dahsyat, bahkan tidak jarang akhirnya hancur berkeping-keping. Lihatlah wajah permukaan bulan kita yang bopeng akibat “serbuan” komet.
Sinar matahari, apalagi badai matahari, akan membuat semua makhluk hidup mati seketika. Di mana kita berada, kalau dekat dengan matahari selalu ada resiko kematian.
Maka diperlukan sebuah atap yang melindungi makhluk hidup dari serbuan meteorit dan juga cahaya yang mematikan itu. Atmosfer kita ini ternyata berfungsi sebagai atap yang melindungi dari cahaya maut matahari.
Maha benarlah Allah SWT ketika berfirman:
Dan Kami menjadikan langit itu sebagai atap yang terpelihara, sedang mereka berpaling dari segala tanda-tanda yang terdapat padanya. (QS. Al-Anbiya' [21]: 32)
5. Cuma Bumi yang punya udara
Ciri khas makhluk hidup adalah bernapas. Manusia dan hewan butuh oksigen dan tumbuhan butuh karbondiksida. Di Bumi, keduanya tersedia dalam jumlah yang seimbang.
Atmosfer kita mengandung oksigen dalam kadar yang pas sekali. Tidak terlalu banyak, dan tidak terlalu sedikit. Jumlahnya sekitar 21% dari udara yang tersedia. Yang terbanyak adalah Nitrogen, yaitu sekitar 78 persen. Selebihnya adalah karbondioksida, dan sejumlah kecil gas-gas lainnya.
Kadar oksigen ini, anehnya bertahan sekitar 21 persen sesuai dengan kebutuhan kehidupan makhluk Bumi. Jika kurang dari itu, akan menyebabkan problem pernapasan. Sebaliknya, kalau melebihi secara radikal bakal menyebabkan proses oksidasi berjalan tidak terkendali. Diantaranya, tingkat kebakaran dan kekeroposan logam-logam bakal melonjak secara dramatis.
6. Bumi punya gunung dan lembah
Untuk terjadinya siang dan malam, Allah SWT memutar Bumi pada porosnya seperti gasing. Kalau dihitung-hitung putaran semu buat penghuni Bumi, kecepatannya mencapai 40.000km/24 jam atau sama dengan 1.666 km/jam. Lebih cepat dari pesawat jet komersial.
Dan menurut para ahli, perputaran permukaan Bumi itu telah menyebabkan timbulnya angin kencang di atmosfernya. Lantas kenapa itu tidak menyebabkan angin badai? Karena angin itu dihalangi dan diperlambat oleh permukaan Bumi yang tinggi-rendah berbentuk gunung dan lembah.
Dalam waktu yang bersamaan juga dipengaruhi oleh perubahan tekanan udara di berbagai wilayah bumi akibat sumbu rotasi Bumi yang miring 23,5 derajat.
Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal ia berjalan sebagai jalannya awan. (Begitulah) perbuatan Allah yang membuat dengan kokoh tiap-tiap sesuatu; sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. An Naml [27]: 88)
7. Bumi punya pabrik makanan buat makhluk hidup
Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezeki untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui. (QS. Al-Baqarah [2]:22)
Planet Bumi secara sistemik bisa memproduksi dan menyediakan berbagai kebutuhan makhluk-makhluk yang ada di dalamnya. Berbagai macam tanaman dan pepohonan menghasilkan buah-buahan, sayuran, umbi-umbian, biji-bijian, dan beraneka ragam kebutuhan manusia. Dari sini kita memperoleh sumber karbohidrat, protein dan lemak nabati.
Di sisi lain Allah SWT menyediakan berbagai macam hewan dan binatang ternak. Mulai dari berbagai jenis ikan yang hidup di perairan dan samudra, binatang-binatang yang hidup di daratan, sampai pada beragam unggas yang beterbangan. Semuanya memberikan ragam makanan hewani.
Dan anehnya, mereka memiliki mekanisme otomatis untuk bereproduksi secara berkelanjutan. Kecuali, manusia sudah merusak tatanan keseimbangan ekosistem yang ada. Maka rusaklah mekanisme alamiah itu. Dan rusak pula sumber-sumber makanan kita.
Kesimpulan
Sementara ini kalau kita renungkan, rasanya Bumi ini adalah tempat yang paling layak untuk dihuni oleh berbagai makhluk hidup, baik manusia, hewan maupun tumbuhan.
Planet lain meski banyak memiliki kemiripan, tapi tidak ada satu pun yang memenuhi kriteria layak untuk dihuni. Demikian kesimpulan para ilmuwan dan rasanya al Quran pun memang selalu menyebutkan Bumi untuk tempat tinggal manusia.
Akan tetapi semua itu tidak lantas menutup kemungkinan adanya alien atau makhluk lain yang bisa hidup di luar sana. Tetapi sampai hari ini temuan ilmiyah dan isyarat yang ada di dalam al Quran belum menunjukkan tanda-tanda keberadaan alien berupa manusia atau makhluk hidup cerdas lainnya.
Mungkin di masa mendatang akan ada temuan lain, entah bagaimana bentuknya, hanya Allah SWT saja yang Maha Tahu.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Ahmad Sarwat, Lc
Tanya Ustaz merupakan rubrik khusus di Ramadan Mubarak. Tanyakan dan/atau konsultasikan hal-hal menyangkut Islam ke alamat e-mail tanyaustaz@yahoo-inc.com untuk dijawab oleh Ahmad Sarwat.
Ahmad Sarwat merupakan pendiri Rumah Fiqih Indonesia yang juga dikenal sebagai penyusun buku "Seri Fiqih Kehidupan", "Seri Tanya Jawab Syariah", dan "Ensiklopedia Fiqih Indonesia". Saat ini Ahmad Sarwat juga masih menulis di website Rumah Fiqih Indonesia dan website pribadinya, www.ustsarwat.com.
Posting Komentar