Politik kartel yang dimainkan Soekarwo bertujuan tidak memberi kesempatan kepada calon gubernur dan calon wakil gubernur tertentu
MafazaOnline-JAKARTA-Tokoh nasional yang juga ikon perubahan DR. Rizal Ramli, semakin gencar mengkampanyekan anti politik uang. Belakangan dia memperkenalkan istilah Politik Kartel yang dilakukan Cagub Petahana untuk membungkam peluang kandidat lain pada ajang Pemilukada Jatim 2013. Tidak tanggung-tanggung, Capres Paling Reformis versi survei Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) itu bahkan mengirim pesan singkat langsung ke pelaku politik curang tersebut.
“Mas Karwo. Cara-cara Mas Karwo menggunakan uang untuk menggagalkan partai-partai pendukung Khofifah sangat curang dan membahayakan Mas Karwo sendiri. Kami punya bukti-bukti tentang kecurangan Mas Karwo. Cara itu membunuh demokrasi di hulunya, dan meniadakan hak rakyat untuk memilih secara adil. Kami minta Mas Karwo menghentikan cara-cara curang ini. Demi kebaikan Mas Karwo sendiri, dan rasa keadilan. Salam dan Sampai Bertemu. DR. Rizal Ramli,” demikian pesan singkat (short message service/sms) yang dikirimkan Rizal Ramli kepada calon Gubernur Jawa Timur (petahana), Soekarwo.
Seperti dalam sms-nya, Menko Perekonomian era Presiden Abdurrahman Wahid ini menyatakan memiliki bukti-bukti sahih yang dapat menunjukkan permainan kotor Waketum DPP Partai Demokrat tersebut. Karenanya dia mendesak Soekarwo untuk segera menghentikan politik kartel menjelang pemilihan Gubernur Jatim pada 29 Agustus 2013.
Rizal Ramli yang di kalangan Nahdiyin akrab disapa Gus Romli ini menegaskan, politik kartel yang dimainkan Soekarwo bertujuan tidak memberi kesempatan kepada calon gubernur dan calon wakil gubernur tertentu. Hal ini dimaksudkan agar dia dapat melenggang tanpa adanya saingan berat. Rizal Ramli memastikan, praktik kartel seperti itu berindikasi politik transaksional.
“Saya minta KPK mengusut dugaan politik uang yang terjadi menjelang Pilgub Jatim. Penyidikan bukan hanya berapa banyak uang yang digelontorkan, tapi yang tidak kalah pentingnya dari mana uang itu berasal. Selain itu, Bawaslu harus menyelidiki praktik-praktik curang tersebut dan memberi sanksi yang tegas sebelum Pilgub digelar,” ujar Menteri Keuangan Presiden Gus Dur tersebut.
Bukan hanya Rizal Ramli, Direktur Lembaga Kajian dan Survey Nusantara (Laksnu), Gugus Joko Waskito juga menilai pasangan Soekarwo-Saifullah Yusuf bermasalah. Menurut dia, pasangan yang didukung 32 Parpol itu benar-benar panik menghadapi Pilkada Jawa Timur. Karwo-Saiful tidak segan-segan mempertontonkan sinetron politik dengan membawa seluruh pendukungnya, termasuk dua partai nonparlemen yang sebelumnya sudah mendukung dan mendaftarkan pasangan Khofifah Indar Parawansa-Herman Sumawiredja.
"Tampak sekali mereka berusaha menjegal Khofifah maju sebagai Cagub. Rakyat Jawa Timur sedang disuguhi sinetron politik yang sangat tidak demokratis. Pak De (Soekarwo) sedang galau rupanya," katanya beberapa waktu lalu.
MafazaOnline-JAKARTA-Tokoh nasional yang juga ikon perubahan DR. Rizal Ramli, semakin gencar mengkampanyekan anti politik uang. Belakangan dia memperkenalkan istilah Politik Kartel yang dilakukan Cagub Petahana untuk membungkam peluang kandidat lain pada ajang Pemilukada Jatim 2013. Tidak tanggung-tanggung, Capres Paling Reformis versi survei Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) itu bahkan mengirim pesan singkat langsung ke pelaku politik curang tersebut.
“Mas Karwo. Cara-cara Mas Karwo menggunakan uang untuk menggagalkan partai-partai pendukung Khofifah sangat curang dan membahayakan Mas Karwo sendiri. Kami punya bukti-bukti tentang kecurangan Mas Karwo. Cara itu membunuh demokrasi di hulunya, dan meniadakan hak rakyat untuk memilih secara adil. Kami minta Mas Karwo menghentikan cara-cara curang ini. Demi kebaikan Mas Karwo sendiri, dan rasa keadilan. Salam dan Sampai Bertemu. DR. Rizal Ramli,” demikian pesan singkat (short message service/sms) yang dikirimkan Rizal Ramli kepada calon Gubernur Jawa Timur (petahana), Soekarwo.
Seperti dalam sms-nya, Menko Perekonomian era Presiden Abdurrahman Wahid ini menyatakan memiliki bukti-bukti sahih yang dapat menunjukkan permainan kotor Waketum DPP Partai Demokrat tersebut. Karenanya dia mendesak Soekarwo untuk segera menghentikan politik kartel menjelang pemilihan Gubernur Jatim pada 29 Agustus 2013.
Rizal Ramli yang di kalangan Nahdiyin akrab disapa Gus Romli ini menegaskan, politik kartel yang dimainkan Soekarwo bertujuan tidak memberi kesempatan kepada calon gubernur dan calon wakil gubernur tertentu. Hal ini dimaksudkan agar dia dapat melenggang tanpa adanya saingan berat. Rizal Ramli memastikan, praktik kartel seperti itu berindikasi politik transaksional.
“Saya minta KPK mengusut dugaan politik uang yang terjadi menjelang Pilgub Jatim. Penyidikan bukan hanya berapa banyak uang yang digelontorkan, tapi yang tidak kalah pentingnya dari mana uang itu berasal. Selain itu, Bawaslu harus menyelidiki praktik-praktik curang tersebut dan memberi sanksi yang tegas sebelum Pilgub digelar,” ujar Menteri Keuangan Presiden Gus Dur tersebut.
Bukan hanya Rizal Ramli, Direktur Lembaga Kajian dan Survey Nusantara (Laksnu), Gugus Joko Waskito juga menilai pasangan Soekarwo-Saifullah Yusuf bermasalah. Menurut dia, pasangan yang didukung 32 Parpol itu benar-benar panik menghadapi Pilkada Jawa Timur. Karwo-Saiful tidak segan-segan mempertontonkan sinetron politik dengan membawa seluruh pendukungnya, termasuk dua partai nonparlemen yang sebelumnya sudah mendukung dan mendaftarkan pasangan Khofifah Indar Parawansa-Herman Sumawiredja.
"Tampak sekali mereka berusaha menjegal Khofifah maju sebagai Cagub. Rakyat Jawa Timur sedang disuguhi sinetron politik yang sangat tidak demokratis. Pak De (Soekarwo) sedang galau rupanya," katanya beberapa waktu lalu.
Posting Komentar