MafazaOnline-PRANCIS-Ratusan ribu orang berkumpul di depan Menara Eiffel untuk memprotes rencana François Hollande melegalkan pernikahan gay. Pernikahan sejenis yang berlangsung di bulan Juni silam. Demonstran memadati jalan sambil melambaikan bendera merah muda dan biru dengan gambar seorang ayah, ibu dan dua anak, mereka datang dengan kereta dan bus dari berbagai provinsi.
Taman Champ de Mars di Menara Eiffel sesak. Penyelenggara mengklaim jumlah demonstran sekitar 800.000 orang. Sedangn kepolisian menyebut sekitar 340.000 orang. Jumlah tersebut diyakini sebagai salah satu demonstrasi terbesar di Paris sejak protes pendidikan pada tahun 1984.
"Tidak ada yang mengharapkan ini dua atau tiga bulan lalu," kata Frigide Barjot, seorang komedian flamboyan yang memimpin demo yang bertema "demo untuk semua".
Pada pawai demo itu, ia membacakan surat untuk Hollande yang memintanya untuk menarik RUU. Dia juga meminta adanya debat publik yang tuntas tentang masalah ini.
Demonstrasi ini didukung gereja Katolik, Barjot dan kelompok kerja yang memobilisasi keluarganya, politikus konservatif serta beberapa Muslim, Evangelis. Bahkan orang-orang gay yang menentang pernikahan sesama jenis.
"Orang Prancis memang toleran, tapi mereka sangat menjaga keluarga dan kebaikan anak-anak," kata Daniel Liechti, wakil presiden Dewan Nasional Evangelis Perancis, yang mendesak anggotanya untuk bergabung dalam pawai demo.
Penentang pernikahan gay dan adopsi, termasuk pemimpin agama di Perancis menyatakan, reformasi akan menciptakan masalah psikologis dan sosial bagi anak-anak, “Terutama yang mereka yakini keinginan soal persamaan hak bagi orang dewasa yang gay,” katanya.
Orang-orang yang menentang pernikahan sejenis mencoba untuk menghindari debat publik. Dukungan untuk pernikahan gay di Prancis telah merosot sekitar 10 persen menjadi di bawah 55% sejak penentangnya mulai berbicara.
Pendemo bersikeras mereka tidak menentang orang-orang gay dan lesbian tetapi mereka menuntut hak setiap anak-anak untuk memiliki ayah dan ibu.
Sebuah kelompok sayap kanan Katolik yang melihat homoseksualitas sebagai dosa, menggelar pawai yang jauh lebih kecil dengan mengambil rute lain.
Pernikahan sesama jenis sudah menjadi legal secara hukum di 11 negara termasuk Belgia, Portugal, Belanda, Spanyol, Swedia, Norwegia dan Afrika Selatan, serta sembilan negara bagian Amerika Serikat. (M.Rani Tarigan/reuters)
http://mafaza-online.blogspot.com/2013/01/mafazaonline-peduli-korban-banjir.html
Taman Champ de Mars di Menara Eiffel sesak. Penyelenggara mengklaim jumlah demonstran sekitar 800.000 orang. Sedangn kepolisian menyebut sekitar 340.000 orang. Jumlah tersebut diyakini sebagai salah satu demonstrasi terbesar di Paris sejak protes pendidikan pada tahun 1984.
"Tidak ada yang mengharapkan ini dua atau tiga bulan lalu," kata Frigide Barjot, seorang komedian flamboyan yang memimpin demo yang bertema "demo untuk semua".
Pada pawai demo itu, ia membacakan surat untuk Hollande yang memintanya untuk menarik RUU. Dia juga meminta adanya debat publik yang tuntas tentang masalah ini.
Demonstrasi ini didukung gereja Katolik, Barjot dan kelompok kerja yang memobilisasi keluarganya, politikus konservatif serta beberapa Muslim, Evangelis. Bahkan orang-orang gay yang menentang pernikahan sesama jenis.
"Orang Prancis memang toleran, tapi mereka sangat menjaga keluarga dan kebaikan anak-anak," kata Daniel Liechti, wakil presiden Dewan Nasional Evangelis Perancis, yang mendesak anggotanya untuk bergabung dalam pawai demo.
Penentang pernikahan gay dan adopsi, termasuk pemimpin agama di Perancis menyatakan, reformasi akan menciptakan masalah psikologis dan sosial bagi anak-anak, “Terutama yang mereka yakini keinginan soal persamaan hak bagi orang dewasa yang gay,” katanya.
Orang-orang yang menentang pernikahan sejenis mencoba untuk menghindari debat publik. Dukungan untuk pernikahan gay di Prancis telah merosot sekitar 10 persen menjadi di bawah 55% sejak penentangnya mulai berbicara.
Pendemo bersikeras mereka tidak menentang orang-orang gay dan lesbian tetapi mereka menuntut hak setiap anak-anak untuk memiliki ayah dan ibu.
Sebuah kelompok sayap kanan Katolik yang melihat homoseksualitas sebagai dosa, menggelar pawai yang jauh lebih kecil dengan mengambil rute lain.
Pernikahan sesama jenis sudah menjadi legal secara hukum di 11 negara termasuk Belgia, Portugal, Belanda, Spanyol, Swedia, Norwegia dan Afrika Selatan, serta sembilan negara bagian Amerika Serikat. (M.Rani Tarigan/reuters)
http://mafaza-online.blogspot.com/2013/01/mafazaonline-peduli-korban-banjir.html
Posting Komentar