Prangko peringatan tragedi tsunami Aceh terbit 20 Mei 2005. |
MafazaOnline-BANDA ACEH -Hari ini genap sudah sewindu
tragedi tsunami Aceh yang menewaskan ratusan ribu korban. Berbagai cara pun
digelar untuk mengingat peristiwa maha dahsyat yang melululantakkan Aceh pada
tahun 26 Desember 2004 lalu itu.
Salah satunya komunitas sineas muda Aceh menggelar pemutaran
film 12 film, terutama bertemakan pembelajaran penanganan risiko bencana.
Film-film yang diputar antara lain; “Smong & Nandong
Semangat Nelayan Pulau Simeulue” karya Sarang Multimedia, “Meulinteng Saheh”
karya Leubeng, “Benang Merah Harapan” karya Benang Merah Productions, “Berguru
Sebelum Petaka” karya Seukeum, “Nyanyian 1907” karya Komunitas Audio Visual
Anek Nanggroe (KAVAN), “Tsunami Song” karya Layar Kaca Production, “26 Desember
2004” karya Museum Tsunami.
Film-film tersebut diputar di Gedung Sultan Selim Turki tadi
malam (25/12) dan Museum Tsunami Aceh hari ini. “Kegiatan ini untuk membangun
nilai silaturrahim antarkomunitas dan sineas dengan masyarakat Aceh dan menjadi
inspirasi bagi pembangunan Aceh pascatsunami,” kata Muhammad Isya, panitia
seperti dilansir laman Aceh Kita.
Simulasi Tsunami Desember 2004
Selain pemutaran film, kata Isya, ada penampilan
musikalisasi puisi, musik religi dan dialog bersama Delisa, korban tsunami yang
terpaksa harus diamputasi kakinya. Di sini, Delisa juga unjuk kebolehan dengan
memainkan piano.
Sementara acara puncak peringatan sewindu tsunami versi
pemerintah berpusat di Kota Banda Aceh (26/12). Acara yang diperkirakan diikuti
sekitar 5 ribu warga Aceh ini dimulai pada pukul 09.00 WIB. Acara tersebut juga dihadiri oleh pemerintah
lokal Aceh, tokoh masyarakat dan perwakilan aktivis NGO lokal dan
internasional.
Sebelumnya Gubernur Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) Zaini
Abdullah telah menginstruksikan, agar di seluruh Aceh mengibarkan bendera
setengah tiang, termasuk jajaran pemerintahan, swasta, dan masyarakat.
"Kibarkan bendera merah-putih setengah tiang untuk
mengenang dan menghormati korban tsunami delapan tahun silam," sebutnya
dalam surat edaran.
Prangko peringatan tragedi ini terbit 20 Mei 2005.
Kepala bagian Humas Pemerintah Aceh Usamah El-Madny
menyatakan, instruksi itu dituangkan dalam surat edaran yang dikirim ke seluruh
instansi pemerintah, lembaga swasta di Provinsi Aceh. Instruksi pengibaran
bendera setengah tiang juga karena Presiden Susilo Bambang Yudhoyono,
menetapkan gempa dan tsunami Aceh sebagai musibah nasional. “Pengibaran bendera
setengah tiang ini sebagai tanda berkabung," kata Usamah, di Banda Aceh
seperti dilansir Sindonews.
Warga juga menggelar doa dan zikir di berbagai mesjid di
Aceh untuk mendoakan korban tsunami."Kita yang selamat dan masih diberi
umur panjang ini agar menjadi pelajaran yang besar atas musibah tersebut dengan
lebih meningkatkan ketaqwaan kita terhadap Alllah SWT,"kata Nasir Jamil,`Anggota
DPR RI Fraksi PKS yang juga asal Aceh ini seperti dikutip Islamicmedia.
Seperti diketahui bencana terdahsyat yang menimpa warga Aceh
itu terjadi pada tanggal 26 Desember 2004 lalu. Saat itu, lepas pantai Aceh
diguncang gempa berkekuatan 9,3 skala ricter. Gempa dan tsunami ini menghantam 12 negara termasuk Indonesia
yang menewaskan 230 ribu orang di Indonesia, Pantai Barat Semanjung Malaysia,
Thailand, Pantai Timur India, Sri Lanka bahkan sampai Pantai Timur Afrika.
Gempa yang diiringi ombak tsunami setinggi 9 meter ini
merupakan gempa terdahsyat dalam 40 tahun terakhir dan menyebabkan kematian
terbesar sepanjang sejarah. Indonesia
merupakan negara yang paling terparah terkena tsunami. Kerusakan dan korban
jiwa terbanyak terjadi di Serambi Makkah.
Sebuah kuburan massal di Ujung Karang, Meulaboh, Aceh Barat,
menjadi saksi senyap kedahsyatan tsunami. Di kuburan itu, ada ribuan korban
tewas tsunami yang dimakamkan. Meulaboh adalah salah satu daerah terparah yang
dilanda musibah.
Musibah tsunami Aceh itu mendorong solidaritas antara sesama
anak bangsa dan dunia untuk berbagi, meringankan beban korban tsunami. Kejadian
itu juga menjadi titik awal
rekonsialiasi antara pemerintah Indonesia dengan Gerakan Aceh Merdeka (GAM)
untuk menciptakan kedamaian di Bumi Serambi Mekkah. Kini Aceh terus membaik dan
warga sudah beraktivitas dan membangun seperti sedia kala.
Sumber:
Marwan Azis
-----------------------------------------------------------------------------------------------
Buat
Kamu yang ingin tampil cantik dan shalihat, segera beralih ke pengobatan Herbal
non alkohol
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Posting Komentar