Rabu, 12 Agustus 2020

Home » » Senjata Dakwah itu Bernama Kitab Dalail

Senjata Dakwah itu Bernama Kitab Dalail

Senjata Dakwah itu Bernama Kitab Dalail

Intisari dari Kajian Ilmu dan Zikir Tarekat Idrisiyyah bersama Syekh Akbar Muhammad Fathurrahman  M.Ag,(Mursyid Tarekat Idrisiyyah) 
4 Syawal | 28 Mei 2020

Mafaza-Online | Kitab Dalail wajib dimiliki setiap Murid Tarekat Idrisiyyah, supaya ketika mengajak kepada orang lain berhadapan langsung dengan dalilnya yang bersumber dari: 

Pertama, Al Qur'an
Kedua, Sunnah
Ketiga, Qaul ulama

Kepentingannya sistematis, yakni untuk: 

Pertama, Kebutuhan pribadi, kita baca langsung, setelah kewajiban baca Al-Qur'an, buku wiridan, maka buku ini harus dibaca juga. 

Kedua,  Mengajarkan/mendakwahkan kepada orang lain (maka wajib belajar buku Dalail ), kewajiban kita semua (murid) sesuai kemampuan kita masing2 , dakwahkan kepada keluarga, sahabat, tetangga.

Karena perkataan terbaik adalah perkataan yang mengajak manusia kpd Allah.

وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلًا مِمَّنْ دَعَا إِلَى اللَّهِ وَعَمِلَ صَالِحًا وَقَالَ إِنَّنِي مِنَ الْمُسْلِمِينَ

"Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: “Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?” (QS. Fushshilat  [41] : 33)

Teknisnya 
Tawarkan Buku Dalail ini agar  dipegang oleh orang yang kita ajak. Sedekahkan buku ini, supaya dia secara langsung "berhadapan" dengan firman Allah SWT, sabda Rasulullah ﷺ  dan qaul ulama.

Contoh bab Rabithah dalil hal :104.(Dalail yang belum revisi hal :111)

Dalil tentang Rabithah didalam Al-Quran ada beberapa ayat. 

Firman Allah SWT:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِينَ


“Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar,” (At Taubah [09] : 119)

Dalam ayat ini diperintahkan:

Pertama, Untuk bertaqwa

Kedua, Agar selalu beserta dengan shiddiqiin

Shiddiqiin, artinya: orang yang benar hati, ucapan dan  tindakannya.

Maka hati kita harus selalu bersama dengan para shiddiiqiin.

Kemudian dalam ayat lainnya:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَابْتَغُوا إِلَيْهِ الْوَسِيلَةَ وَجَاهِدُوا فِي سَبِيلِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan,”  (QS Al Maidah [05] : 35)

Dalam ayat ini dijelaskan: 

Pertama, Perintah Allah SWT agar takwa kepada-Nya. 

Kedua, Perintah Allah SWT supaya mencari wasilah/perantara (dalam ibadah). 

Kita diperintahkan supaya wushul kepada Allah SWT, hukumnya menjadi wajib, karena tujuan wushul itu agar semakin tambah mengenal kepada Allah SWT, bertambah dekat kepada Allah SWT.

Dengan adanya Ulama Rabbani, Mursyid Hakiki diajarkan secara langsung dekat dengan Allah SWT, hati agar selalu tersambung kepada Allah SWT dan diberi kemampuan beramal shalih secara ikhlas.

Manfaat Rabithah

Firman Allah SWT:

وَلَقَدْ هَمَّتْ بِهِ ۖ وَهَمَّ بِهَا لَوْلَا أَنْ رَأَىٰ بُرْهَانَ رَبِّهِ ۚ كَذَٰلِكَ لِنَصْرِفَ عَنْهُ السُّوءَ وَالْفَحْشَاءَ ۚ إِنَّهُ مِنْ عِبَادِنَا الْمُخْلَصِينَ

“Sesungguhnya wanita itu telah bermaksud (melakukan perbuatan itu) dengan Yusuf, dan Yusufpun bermaksud (melakukan pula) dengan wanita itu andaikata dia tidak melihat tanda (dari) Tuhannya. Demikianlah, agar Kami memalingkan dari padanya kemungkaran dan kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu termasuk hamba-hamba Kami yang terpilih,” (QS Yusuf [12] :24).

Dalam kisahnya, Nabi Yusuf as dijebak masuk kamar kemudian kamarnya dikunci. Zulaikha sebagai permaisuri yang cantik jelita menggoda Yusuf  seorang laki-laki normal. Apalagi usia Yusuf  kala itu masih remaja belia, sudah barang tentu ada hasrat.  

Syekh Fathurahman berpesan, "Maka tidak boleh laki-laki dan perempuan berboncengan, berduaan, khalwat, walaupun tidak ada niat buruk, tapi karena ada kesempatan, (keburukan) bisa terjadi !" tegasnya.

Tafsir At-Tabrani menjelaskan, Nabi Yusuf as melihat rupa wajah ayahnya (Nabi Yakub as). Allah SWT  yang menghadirkan wajah ayahnya (Rabithah), maka Yusuf yang sudah ada hasrat menggelora, syahwatnya keluar dari jari-jarinya.

Dalam tafsir lainnya dikatakan Nabi Yakub as menasihatinya: "Yusuf kamu sudah tercatat sebagai seorang Nabi!"

Status sebagai Nabi yakni: ketika dulu Yusuf mimpi bintang bulan dan matahari bersujud kepada nya. Maka hilanglah syahwat Nabi Yusuf as. 

Rabithah, artinya: Terikatnya hati murid kepada Guru Mursyid. Itu bisa dicapai karena hati membayang  wajah Gurunya, ini menjadikan murid Zikir kepada Allah SWT. Dekat dengan Guru sering mendengar nasihatnya, bertambah amal. Melihat prilaku (Guru) nya membuatnya ingat kepada akhirat. Terus beramal untuk akhirat.

Rabithah dalam Hadits

Dalam hal ini  dalilnya, hadits Nabi Muhammad ﷺ tentang Sayidina Abu Bakar yang mengadu selalu terbayang wajah Rasulullah ﷺ,  bahkan di kamar mandi sekalipun. Ini terjadi karena saking cintanya Abu Bakar ra.  Selalu terbayang-bayang dan (wajah nabi ﷺ  ) datang sendiri. 

"Nah... apakah kepada Guru Mursyid sudah bisa begitu?”

Mengapa kalau kepada yang bathil mudah sekali membayangkannya, sebaliknya kalau kepada yang haq susah sekali? 

Maka, sebelum mengajak kepada orang lain, kita harus memahami “Dalailnya” terlebih dulu.

Ketika terjadi keterbatasan hafalan, maka kita sodorkan buku Dalail ini kepada orang yang kita ajak bicara. 

Jadi ketika mereka berhadapan dengan dalil, (penilaiannya) tidak subjektif kepada kita yang sedang ngajak dia. 

Maka pahalanya akan seperti sistem MLM,  mengajak satu orang berkembang  jadi 10 orang. Terus meningkat.  Makin banyak yang diajak makin banyak pahala dan akan mengalir sampai hari kiamat.

Transkrip: Ustadzah Novi Shofiah

Silakan Klik
Lengkapi Kebutuhan Anda

Share this article :

Posting Komentar

 
Copyright © 2011. Mafaza Online: Senjata Dakwah itu Bernama Kitab Dalail . All Rights Reserved