Kamis, 10 Agustus 2017

Home » » KETUA JSIT TERPILIH Ustadz H. Mohammad Zahri, M.Pd, Sungguh Berat Menerima Amanah ini!

KETUA JSIT TERPILIH Ustadz H. Mohammad Zahri, M.Pd, Sungguh Berat Menerima Amanah ini!

Bersatu tekad untuk mewujudkan kemajuan JSIT Indonesia bagi dunia pendidikan di Indonesia


   
Munas Jaringan Sekolah Islam Terpadu
Mafaza
-Online |
Ketua Umum Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT) Indonesia yang baru Ustadz H. Mohammad Zahri, M.Pd mengirim selembar surat untuk menyapa insan JSIT. “Alhamdulillah,” Mohammad Zahri mengawali surat sapaannya dengan pujian kepada Allah SWT. 

Dia bersyukur hingar bingar Musyawarah Nasional IV (Munas) JSIT Indonesia yang berlangsung di Hotel Lombok Raya, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat Kamis-Ahad, 27-30 Juli 2017 sukses terselenggara. Salah satu keputusannya, menghasilkan kepengurusan baru untuk periode 4 tahun ke depan, 2017-2021.

“Sungguh berat menerima amanah ini. Sungguh taklif yang tidak mudah.  Akan tetapi, saya terlahir sebagai wong suroboyo, siap mengemban amanah ini dengan sebaik-baiknya,” tegas ustadz Zahri.

Ustadz Zahri menilai, Munas IV mendapatkan apresiasi bagus dari segenap ketua regional, ketua wilayah, para peserta dari Aceh hingga Papua. Termasuk pengelola hotel mengatakan luar biasa peserta Munas, tidak ada yang merokok di dalam kamar hotel maupun di luar hotel. “Biasanya yang paling susah dibersihkan adalah asbak rokok, Ini tidak ada rokok, asbak bersih,” begitu ustadz Zahri mengutip pengakuan pengelola hotel. 

Begitulah standar pendidik Sekolah Islam Terpadu. Terbebas dari merokok. 

   
Empat Pesan Mengawali Kepemimpinan Periode 2017-2021

Dalam menjalankan amanah sebagai Ketua Umum JSIT Indonesia yang baru, H. Mohammad Zahri, M.Pd, menyampaikan Lima hal untuk menjadi perhatian insan SIT.

Pertama, TERIMA KASIH, jazakumullahu khairan katsiran, kepada para Dewan Pembina JSIT Indonesia, Pengurus Pusat JSIT Indonesia periode sebelumnya, 2013-2017, para ketua regional, dan wilayah yang telah memberikan kepercayaan dan amanah sebagai ketua JSIT Indonesia yang baru. Ini (kepercayaan) adalah pilar yang membuat saya seperti nakhoda perahu, bagai pilot di pesawat terbang, bahkan masinis dalam menjalankan kereta api.

Kedua, PRIORITAS program JSIT Indonesia periode 2017-2021 adalah terwujudnya SIT yang berprestasi. Siswanya berprestasi. Guru dan tenaga kependidikan juga berprestasi. Tentu saja, sekolah berprestasi juga. Prestasi di banyak bidang baik bidang akademik maupun nonakademik. Pada bidang akademik, SIT berprestasi dalam bidang teknologi, bahasa, karya tulis ilmiah, pramuka, Al-Quran mulai satuan pendidikan TKIT/RA, SDIT/MI, SMPIT/MTs hingga SMAIT/MA. Pada bidang nonakademik, SIT berprestasi dalam bidang pembinaan karakter akhlak mulia, sekolah sehat, sekolah berwawasan wiyatamandala, sekolah ramah anak, atau sebutan sekolah berprestasi lainnya. Kepala sekolahnya berprestasi. Bahkan gurunya pun berprestasi. SIT berprestasi karena mampu mewujudkan sebagai SIT yang efektif dan bermutu sebagaimana visi JSIT Indonesia sebagai Pusat Penggerak dan Pemberdaya sekolah Islam terpadu menuju efektif dan bermutu.

Ketiga, STRATEGI. Agar SIT berprestasi, diperlukan strategi yang tepat. Strategi utama untuk mewujudkan prestasi tersebut yaitu meningkatkan kualitas kepala sekolah dan guru, kemudian melakukan modernisasi pengelolaan sekolah, dan memperluas kerjasama yang efektif. Tanpa strategi yang tepat, kita akan kesulitan menghasilkan SIT berprestasi. Dalam era teknologi informasi ini, kekuatan networking antar anggota SIT  menjadi salah satu katalisator peningkatan mutu sekolah-sekolah Islam terpadu.

Keempat, INOVASI. Khusus bagi SIT yang sudah berusia lebih dari 15 tahun alias melebihi usia ulang tahun JSIT Indonesia yang pada 30 Juli 2017 ini berusia 14 tahun, perlu segera melakukan inovasi secara massif agar tetap tumbuh dan berkembang menjadi sekolah pilihan utama masyarakat. SIT-SIT tersebut segera melakukan lisensi oleh JSIT Indonesia. Hal ini penting agar SIT-SIT tersebut dapat menjadi sekolah model bagi yang lainnya.

Kelima, EMPOWERING. Untuk organisasi SIT perlu melakukan pemberdayaan dan pengembangan peran setingkat regional dan wilayah agar JSIT Indonesia semakin mandiri dan cepat merespons perkembangan dunia pendidikan terkini. Perubahan itu pasti. Oleh karena itu, kemampuan melakukan empowering menjadi sangat berarti.

Pantun

Ustadz Mohammad Zahri mengakhiri sambutannya dengan sebuah pantun

Usai sudah Munas keempat

Di Lombok Nusa Tenggara Barat

Kini saatnya makin tepat

Bersama Kita Bisa sebagai tekad

Tekad untuk mewujudkan kemajuan JSIT Indonesia bagi dunia pendidikan di Indonesia. Allahu Akbar!!!

Artikel lainnya:
Silakan klik:
                                                         Lengkapi Kebutuhan Anda


Share this article :

Posting Komentar